46 Mahasiswa Ikuti Kejuaraan Pidato Bahasa Indonesia di Beijing, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik RI-China
Kejuaraan Pidato Bahasa Indonesia tingkat nasional di Beijing diikuti 46 mahasiswa dari berbagai universitas di China, memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China dan menunjukkan minat tinggi terhadap budaya Indonesia.
Sebanyak 46 mahasiswa dari berbagai universitas di China mengikuti Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Nasional ke-2 di Beijing Foreign Studies University (BFSU) pada 27 April 2024. Lomba ini merupakan bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China, menunjukkan peningkatan minat belajar bahasa dan budaya Indonesia di negara tersebut. Kejuaraan ini diikuti oleh mahasiswa dari 15 universitas di berbagai penjuru China, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap bahasa dan budaya Indonesia.
Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Nur Evi Rahmawati, dalam sambutannya menyampaikan bahwa lomba pidato ini menjadi perayaan hubungan diplomatik Indonesia-China yang tidak hanya mencakup aspek politik dan ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan antarmasyarakat ('people-to-people relations'). Beliau juga menambahkan bahwa saat ini terdapat 25 universitas di China yang telah membuka program studi Bahasa Indonesia. BFSU, sebagai universitas pertama yang membuka program Bahasa Indonesia pada tahun 1962, telah berkontribusi besar dalam memperkenalkan bahasa Indonesia kepada mahasiswa Tiongkok.
Wakil Rektor BFSU, Zhao Gang, mengungkapkan bahwa jurusan Bahasa Indonesia di BFSU telah ditetapkan sebagai Program Studi Unggulan Nasional sejak 2022. Hal ini karena banyak alumni yang sukses berkarier di pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan tinggi, menjadi jembatan kerja sama Indonesia-China. BFSU juga terus berupaya meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Indonesia, memperluas kerja sama internasional, dan mendirikan pusat penelitian 'Aliansi Think Thank Perguruan Tinggi Indonesia-Tiongkok'.
Kategori Lomba dan Peserta
Lomba pidato ini terbagi dalam dua kategori. Kategori I (tingkat dasar) diikuti oleh 28 mahasiswa tahun pertama dan kedua dengan tema "Belajar Bahasa Indonesia pada Era Kecerdasan Digital". Kategori II (tingkat lanjut) diikuti oleh 18 mahasiswa tahun ketiga dan keempat dengan tema "Memperkuat Semangat Bandung serta Membangun Komunitas Senasib Sepenanggunan Indonesia-Tiongkok". Para peserta mempresentasikan pidato selama empat menit dan menjawab pertanyaan dewan juri selama tiga menit.
Penilaian lomba meliputi beberapa aspek, antara lain: keseuaian tema, ketepatan data, kreativitas, artikulasi, tata bahasa, semangat berpidato, kesopanan berpakaian, dan ketepatan jawaban. Sebanyak 21 finalis terpilih, terdiri dari juara pertama, kedua, dan ketiga untuk masing-masing kategori.
Para juri berasal dari berbagai latar belakang, termasuk KBRI Beijing, pengajar dari Central Conservatory of Music, ahli dari Departemen Bahasa Indonesia dari China Media Group dan CGTN, mahasiswa-mahasiswi tingkat doktoral di China, serta jurnalis LKBN ANTARA.
Motivasi Peserta
Jin Chengle (Zaro) dari Tianjin Foreign Studies University, juara pertama kategori tingkat lanjut, terinspirasi belajar Bahasa Indonesia setelah membaca buku "A Life Beyond Boundaries", yang membahas tentang Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Pengalamannya mengunjungi Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Tengah semakin memperdalam minatnya untuk mempelajari budaya Indonesia dan memperkenalkannya kepada masyarakat China.
Zhao Encheng (Michael Setyono) dari Yunnan Minzu University, salah satu juara pertama kategori tingkat dasar, mengaku tertarik pada Indonesia setelah membaca novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer dalam terjemahan Mandarin. Ia sangat terkesan dengan novel tersebut dan kini tengah membaca "Durga Umayi" karya Y.B. Mangunwijaya dalam Bahasa Indonesia. Ia bahkan bermimpi untuk mempelajari budaya Indonesia lebih dalam, termasuk belajar bermain gendang dan ketoprak.
Kejuaraan pidato ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai bukti nyata minat tinggi masyarakat China terhadap bahasa dan budaya Indonesia. Hal ini menunjukkan keberhasilan diplomasi budaya dalam mempererat hubungan kedua negara.
Universitas Bahasa-Bahasa Asing Beijing dan KBRI Beijing berperan sebagai penyelenggara acara ini, menunjukkan komitmen bersama dalam mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia di China.