Anindya Bakrie: Perkuat Logistik Nasional, Hadapi Tarif Resiprokal Trump
Ketua Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, mengajak ALFI dan asosiasi logistik lainnya memperkuat ekosistem logistik nasional untuk menghadapi dampak tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump dan menjadikan Indonesia sebagai pemenang di tengah
Jakarta, 26 April 2024 - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, menyerukan pentingnya penguatan ekosistem logistik nasional dalam menghadapi dampak tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Seruan ini disampaikan dalam Halal Bihalal dan forum diskusi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) di Menara Kadin Jakarta.
Anindya menekankan peran krusial ALFI dalam rantai pasok (supply chain) nasional. Menurutnya, ALFI memiliki akses data yang komprehensif dan pemahaman mendalam tentang alur barang, informasi, dan jasa dari produsen hingga konsumen. Kemampuan ini dinilai sangat penting untuk menganalisis dampak gangguan pada rantai pasok dan merumuskan strategi agar Indonesia dapat memenangkan persaingan di kawasan ASEAN.
Anindya menyatakan, "ALFI ini kan bagian yang tidak terpisahkan dari supply chain. Justru kita bisa analisa bagaimana kita di Trump 2.0 ini menjadi pemenang." Ia melihat peluang besar bagi Indonesia di tengah ketertarikan AS terhadap produk seperti kapas, gandum, dan migas, yang berpotensi menghasilkan penurunan tarif hingga nol persen untuk produk garmen Indonesia.
Penguatan Ekosistem Logistik Nasional
Anindya mendorong ALFI dan asosiasi logistik lainnya untuk meningkatkan kemampuan dan daya tahan industri logistik nasional. Hal ini penting untuk menghadapi transisi ekonomi dalam satu setengah tahun ke depan. Ia juga menekankan pentingnya strategi proaktif dalam mengejar peluang ekspor, menghindari dominasi negara tetangga seperti Vietnam, dan memaksimalkan potensi produk lokal seperti daun kelor dan hasil perikanan dari Nusa Tenggara Timur.
Sebagai contoh konkret, Anindya mencontohkan relokasi ekspor lobster tanpa transit ke Vietnam. Strategi ini, menurutnya, dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global dan menarik investasi sektor pengemasan langsung dari AS. Kadin juga mendukung strategi relokasi impor migas sebesar 49 miliar dolar AS sebagai upaya menyeimbangkan surplus 18 miliar dolar AS dan menciptakan diplomasi dagang yang lebih setara.
Anindya optimistis Indonesia mampu menjadi pemenang dalam persaingan global. Dengan membangun rantai pasok yang tangguh dan adaptif, Indonesia dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan membuka lapangan kerja baru. Ia menyatakan, "Saya yakin kita Indonesia bisa jadi pemenang, banyak sekali kita bisa lakukan, pertumbuhan 5 persen bagus, tapi kalau bisa bertahap kita mencapai 8 persen, kita bisa menciptakan lapangan kerja lebih banyak."
Analisis Rantai Pasok dan Strategi Kompetitif
Forum diskusi yang diselenggarakan ALFI bertujuan untuk menganalisis secara mendalam tantangan dan peluang yang dihadapi industri logistik Indonesia. ALFI, sebagai asosiasi yang mewakili pelaku usaha logistik, memiliki peran penting dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan strategis. Data tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi hambatan dalam rantai pasok dan merumuskan solusi yang tepat.
Dengan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan asosiasi seperti ALFI, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global. Penguatan ekosistem logistik, peningkatan keterampilan SDM, dan strategi ekspor yang tepat sasaran menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Pentingnya diversifikasi produk ekspor dan pengembangan potensi lokal juga menjadi sorotan. Indonesia perlu memanfaatkan keunggulan komparatifnya untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor dan mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu. Hal ini akan meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.
Kesimpulan
Anindya Bakrie mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama memperkuat ekosistem logistik nasional. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dan menjadi pemenang dalam persaingan ekonomi internasional. Penguatan rantai pasok dan diversifikasi produk ekspor menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.