BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi 2,5-4 Meter di Perairan NTT
BMKG memperingatkan potensi gelombang laut setinggi 2,5 hingga 4 meter di perairan NTT hingga 17 April 2025, mengancam keselamatan pelayaran.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut tinggi di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT). Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter yang diperkirakan akan terjadi hingga tanggal 17 April 2025. Peringatan ini disampaikan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Yandri Anderudson Tungga, di Kupang pada Senin lalu. Gelombang setinggi ini dikategorikan sebagai gelombang tinggi hingga sangat tinggi, sehingga berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran di wilayah tersebut.
Gelombang dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter diprediksi akan terjadi di beberapa wilayah perairan NTT, terutama di Selat Sumba bagian barat dan perairan selatan Sumba. Kondisi ini disebabkan oleh pola angin di wilayah NTT yang umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan berkisar 4 hingga 25 knot. Kecepatan angin tertinggi tercatat di beberapa titik, termasuk Selat Alor, Selat Sumba bagian timur, dan perairan selatan Sumba. Situasi ini diperparah dengan adanya bibit siklon tropis 96S di tenggara Pulau Timor, yang berpotensi meningkatkan curah hujan di wilayah NTT.
BMKG memberikan imbauan khusus kepada masyarakat, terutama pengguna transportasi laut, untuk selalu waspada. Peringatan ini menekankan pentingnya memperhatikan kondisi cuaca dan gelombang sebelum melakukan perjalanan laut. Informasi detail mengenai kecepatan angin dan ketinggian gelombang yang aman untuk berbagai jenis kapal juga telah disampaikan oleh BMKG.
Waspada Gelombang Tinggi di Perairan NTT
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi di perairan NTT. Gelombang dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter dapat membahayakan keselamatan pelayaran, baik bagi nelayan maupun kapal-kapal berukuran besar. Penting bagi semua pihak untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG sebelum dan selama melakukan aktivitas di laut.
Potensi gelombang tinggi ini terutama mengancam keselamatan nelayan yang menggunakan perahu kecil. BMKG menyarankan nelayan untuk waspada jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Sementara itu, operator kapal tongkang perlu waspada jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Kapal feri juga harus memperhatikan kecepatan angin yang mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter.
Informasi peringatan dini dari BMKG ini sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut. Dengan memperhatikan imbauan dan peringatan dari BMKG, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi akibat gelombang tinggi di perairan NTT.
Saran Keselamatan Berlayar
Mengingat potensi gelombang tinggi yang signifikan, BMKG memberikan beberapa saran keselamatan bagi para pengguna transportasi laut di perairan NTT. Saran ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan para pelaut.
- Nelayan: Waspada jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter.
- Operator Kapal Tongkang: Waspada jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter.
- Kapal Feri: Perhatikan kecepatan angin jika mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter.
Selain itu, BMKG juga menyarankan agar masyarakat selalu memantau informasi cuaca terkini melalui berbagai saluran resmi BMKG. Dengan informasi yang akurat dan tepat waktu, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghindari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gelombang tinggi.
Penting bagi semua pihak untuk selalu memprioritaskan keselamatan dalam berlayar. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti saran keselamatan dari BMKG, diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan laut di perairan NTT.
Bibit siklon tropis 96S yang berada di tenggara Pulau Timor juga turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan potensi gelombang tinggi dan curah hujan di wilayah NTT. Kondisi ini perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pesisir dan rawan bencana.