Fakta Menarik: Prevalensi Stunting Tomohon Jadi yang Terendah di Sulut, Capai 10,8 Persen!
Kota Tomohon berhasil mencatatkan prevalensi stunting terendah di Sulawesi Utara, sebuah pencapaian signifikan yang menunjukkan keberhasilan program penurunan stunting. Bagaimana strategi mereka?
Kota Tomohon kembali menorehkan prestasi gemilang dalam upaya penanganan kesehatan masyarakat. Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di Kota Tomohon tercatat sebagai yang terendah di antara 14 daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Utara. Pencapaian ini menjadi indikator positif atas efektivitas program dan intervensi yang telah dijalankan.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Victor Mailangkay, secara langsung menyampaikan apresiasi tinggi atas keberhasilan enam kabupaten/kota yang berhasil menekan angka prevalensi stunting di bawah rata-rata nasional. Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam mengatasi masalah gizi kronis pada anak.
Angka prevalensi stunting di Kota Tomohon mencapai 10,8 persen, jauh di bawah rata-rata provinsi dan nasional. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan stunting demi generasi masa depan yang lebih sehat.
Pencapaian Gemilang Kota Tomohon dalam Penurunan Stunting
Kota Tomohon memimpin daftar daerah dengan prevalensi stunting terendah di Sulawesi Utara, mencapai angka 10,8 persen. Angka ini menempatkan Tomohon sebagai contoh keberhasilan dalam penanganan masalah gizi. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras dan sinergi berbagai pihak.
Selain Tomohon, beberapa daerah lain juga menunjukkan progres positif. Kabupaten Kepulauan Talaud menyusul dengan 11,6 persen, Kota Manado 18,8 persen, Kabupaten Minahasa Utara 18,9 persen, Kabupaten Bolaang Mongondow 19,3 persen, dan Kabupaten Minahasa 19,4 persen. Data ini menunjukkan ada beberapa daerah yang sudah mendekati target nasional.
Wakil Gubernur Victor Mailangkay menegaskan bahwa prestasi ini adalah bukti nyata. Dengan intervensi yang tepat, komitmen yang kuat, serta kerja lintas sektor yang solid, hasil positif dapat tercapai. Ini adalah pesan penting bagi semua pihak yang terlibat dalam program kesehatan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus mendorong kabupaten/kota yang masih mengalami peningkatan prevalensi stunting. Evaluasi menyeluruh terhadap strategi yang telah dijalankan menjadi krusial. Hal ini untuk memastikan setiap program memberikan dampak signifikan.
Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Target Nasional
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan komitmen serius dalam menurunkan angka stunting. Data tahun 2023 menunjukkan prevalensi stunting di Sulut mencapai 21,3 persen. Angka ini menjadi dasar untuk penetapan target penurunan yang ambisius.
Provinsi Sulawesi Utara menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 19,0 persen di tahun 2025. Target jangka panjang yang lebih ambisius ditetapkan untuk tahun 2045, yaitu mencapai 5,9 persen. Ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Secara nasional, data dari Bappenas menunjukkan prevalensi stunting pada tahun 2023 sebesar 21,5 persen. Target nasional untuk tahun 2025 adalah penurunan menjadi 18,8 persen. Pada tahun 2045, target prevalensi stunting nasional diharapkan mencapai 5 persen.
Perbandingan antara target provinsi dan nasional menunjukkan adanya keselarasan. Upaya penurunan stunting memerlukan koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah. Ini untuk memastikan program berjalan efektif dan mencapai sasaran yang ditetapkan.