IHSG Berpotensi Tembus 6.500: AS Melunak, Negosiasi dengan China Terbuka Lebar
Peluang IHSG tembus 6.500 terbuka lebar seiring sikap AS yang mulai melunak dalam perang dagang dengan China dan upaya Indonesia melakukan negosiasi intensif.
Jakarta, 15 April 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat hingga mencapai level 6.500 pada perdagangan hari ini. Hal ini didorong oleh sikap Amerika Serikat (AS) yang mulai melunak dalam perselisihan dagangnya dengan China, serta upaya Indonesia untuk melakukan negosiasi intensif guna meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral.
Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyatakan optimismenya terhadap penguatan IHSG. "IHSG masih memiliki ruang untuk kembali coba tutup gap ke 6.500," ujar Valdy di Jakarta. Optimisme ini muncul seiring dengan keputusan AS yang mengecualikan sejumlah produk elektronik dari kebijakan tarif resiprokal, memberikan angin segar bagi pasar.
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengecualikan smartphone, komputer, dan komponen elektronik lainnya, khususnya semi konduktor, dari tarif resiprokal, menjadi katalis positif bagi pasar saham. Langkah ini mengindikasikan potensi penurunan eskalasi perang dagang antara AS dan China, membuka peluang bagi negosiasi yang lebih konstruktif.
Respons Positif Pasar dan Upaya Diplomasi
Keputusan AS tersebut disambut positif oleh pelaku pasar. Di sisi lain, China juga mengambil langkah strategis dengan mengajak Vietnam untuk bersama-sama menentang keputusan sepihak AS, demi menjaga stabilitas perdagangan bebas global dan rantai pasok. Presiden China Xi Jinping bahkan menekankan pentingnya kerja sama dengan Vietnam untuk mendorong globalisasi ekonomi yang lebih terbuka dan adil.
Presiden Xi menyampaikan kepada Ketua Partai Komunis Vietnam dan Perdana Menteri Pham Minh Chinh bahwa pasar besar China selalu terbuka untuk Vietnam. Hal ini menunjukkan upaya China untuk memperkuat hubungan di Asia Tenggara dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin regional dalam konteks perdagangan global.
Indonesia pun turut aktif mengambil peran dalam dinamika geopolitik dan ekonomi global ini. Pemerintah Indonesia telah membentuk tim negosiasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang akan berangkat ke AS pada 16-23 April 2025.
Tim Negosiasi Indonesia Berangkat ke AS
Tim negosiasi yang diutus Presiden Prabowo Subianto ini terdiri dari sejumlah menteri dan kepala lembaga. Menteri Luar Negeri RI Sugiono telah berangkat lebih dulu ke Washington DC untuk mempersiapkan proses negosiasi. Menko Airlangga Hartarto dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu akan menyusul, begitu pula Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati beserta Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
Poin-poin penting yang akan ditawarkan dalam negosiasi tersebut meliputi ratifikasi perjanjian dagang dan investasi, deregulasi kebijakan selain tarif, peningkatan impor dan investasi dari AS, serta sejumlah insentif untuk mendukung impor dari AS, termasuk penurunan bea impor. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan ekonomi bilateral Indonesia-AS dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Negosiasi ini diharapkan akan menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Dengan AS yang mulai melunak dan Indonesia yang proaktif dalam menjalin diplomasi ekonomi, IHSG diprediksi akan terus mengalami penguatan dalam beberapa waktu ke depan. Situasi ini juga menunjukkan pentingnya peran diplomasi ekonomi dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global.
Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan AS. Hasil dari negosiasi ini akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, khususnya dalam meningkatkan investasi dan perdagangan.