Kemenkop Perbanyak Rumah Susu untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
Kementerian Koperasi (Kemenkop) gencar membangun Rumah Susu untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan memberdayakan peternak lokal.
Kabupaten Bogor, 22 April 2024 - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) RI terus berupaya memperbanyak tempat pengolahan susu milik koperasi demi keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini disampaikan Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop), Ferry Juliantono, saat meresmikan Rumah Susu Unit Sentul milik Koperasi Konsumen Kujang Sauyunan Berdikari di Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Peresmian tersebut dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, dan Ketua Koperasi Kujang Sauyunan Berdikari, Muchlido Apriliast. Wamenkop Ferry Juliantono menekankan peran penting Rumah Susu dalam menunjang program MBG, "Rumah Susu milik koperasi ini yang melayani dapur-dapur di program Makan Bergizi Gratis," ujarnya.
Langkah ini merupakan bagian dari Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang menargetkan 80 ribu Kopdes di seluruh Indonesia untuk mendirikan unit pengolahan susu sendiri. Wamenkop melihat potensi besar Rumah Susu sebagai simpul kunci rantai pasok susu nasional, mendukung gizi anak Indonesia, dan memberdayakan koperasi serta peternak rakyat.
Rumah Susu: Solusi untuk Peternak dan Program MBG
Wamenkop Ferry Juliantono menuturkan pengalamannya di Boyolali terkait permasalahan penyerapan susu peternak lokal yang kerap tidak terserap oleh Industri Pengolahan Susu (IPS). "Maka, saya selalu menekankan bahwa koperasi harus memiliki IPS sendiri. Saya mengapresiasi Koperasi Konsumen Kujang Sauyunan Berdikari karena mampu membangun dan mengembangkan konsep Rumah Susu," jelasnya. Koperasi ini berhasil menciptakan ekosistem sendiri dalam MBG, mengolah susu sendiri dan menyediakan dapur MBG.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan susu sebagai produk wajib MBG, terutama di daerah penghasil susu sapi. BGN berperan dalam menciptakan permintaan (Creating Demand) untuk menyerap produksi susu peternak lokal. "Artinya, program MBG bisa menyerap produksi susu dari peternak lokal. MBG harus meningkatkan gairah ekonomi di masyarakat," kata Dadan.
Ketua Koperasi Kujang Sauyunan Berdikari, Muchlido Apriliast, menambahkan model Rumah Susu dapat direplikasi di daerah lain, baik yang memiliki maupun yang tidak memiliki peternakan sapi perah. Model ini bahkan dapat diadopsi oleh Perhimpunan Peternak Muda Indonesia (Perpami).
Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih menjadi kunci dalam pengembangan Rumah Susu. Program ini mendorong kemandirian ekonomi desa melalui berbagai unit usaha, salah satunya pengolahan susu. Dengan adanya Rumah Susu, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah susu segar dari peternak lokal dan mengurangi ketergantungan pada IPS besar.
Rumah Susu juga memberikan dampak positif pada perekonomian lokal. Selain menyerap tenaga kerja, Rumah Susu juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan peternak dan koperasi. Model bisnis ini menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan Koperasi Konsumen Kujang Sauyunan Berdikari dalam membangun dan mengelola Rumah Susu menjadi contoh inspiratif bagi koperasi lain di Indonesia. Dengan dukungan dari pemerintah dan inovasi dari koperasi, diharapkan program MBG dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
Kesimpulan
Peningkatan jumlah Rumah Susu merupakan strategi kunci Kemenkop UKM untuk mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis dan pemberdayaan peternak lokal. Model ini terbukti efektif dalam meningkatkan nilai tambah susu, menyerap produksi peternak, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat desa.