Legislator DPR RI Suarakan Hak Petani dan Nelayan Maluku di May Day
Anggota DPR RI Saadiah Uluputty tekankan pentingnya perlindungan dan pemberdayaan petani, nelayan, dan masyarakat sekitar hutan di Maluku dalam rangka memperingati May Day.
Ambon, 1 Mei 2024 - Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day tahun ini menyadarkan kita akan pentingnya perlindungan dan pemberdayaan seluruh pekerja, tak terkecuali mereka yang berada di sektor primer. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI daerah pemilihan (Dapil) Maluku, Saadiah Uluputty, menyuarakan keprihatinan atas kondisi petani, nelayan, dan masyarakat sekitar hutan di Maluku yang seringkali terabaikan.
Dalam keterangan persnya di Ambon, Kamis, Saadiah menekankan bahwa Hari Buruh bukan hanya milik pekerja industri formal. Petani, nelayan, dan masyarakat sekitar hutan juga merupakan pekerja produktif yang sangat vital bagi ketahanan pangan, keberlanjutan ekologi, dan perekonomian daerah. Mereka adalah tulang punggung perekonomian daerah yang kontribusinya seringkali luput dari perhatian.
Lebih lanjut, Saadiah menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi para pekerja sektor pertanian dan kelautan di Maluku sangat kompleks. Tantangan ini tidak hanya sebatas lapangan kerja, tetapi juga mencakup peningkatan keterampilan, pendapatan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan Nelayan Maluku
Saadiah Uluputty menegaskan perlunya kehadiran negara yang lebih kuat dalam memberikan akses pelatihan, teknologi tepat guna, dan perlindungan harga komoditas bagi para petani dan nelayan di Maluku. Ia mendorong kementerian terkait untuk memprioritaskan program pembangunan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian, kelautan, dan kehutanan. Program ini sangat krusial untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas mereka.
Selain itu, Anggota Komisi IV DPR RI ini juga menyoroti pentingnya validasi dan pemutakhiran data pekerja di sektor pertanian, kelautan, dan kehutanan. Data yang akurat dan terupdate sangat penting agar mereka dapat memperoleh akses pembinaan dan perlindungan sosial yang setara dengan pekerja formal. Tanpa data yang valid, upaya perlindungan dan pemberdayaan akan menjadi kurang efektif.
Saadiah menambahkan bahwa kesejahteraan petani dan nelayan tidak akan terwujud jika mereka masih terjebak dalam sistem distribusi yang timpang dan harga hasil panen yang tidak stabil. Nelayan juga membutuhkan jaminan ketika musim paceklik tiba. Oleh karena itu, negara harus hadir lebih tegas dan konsisten dalam melindungi dan memberdayakan mereka.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan teknologi tepat guna untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani dan nelayan. Teknologi ini dapat membantu mereka meningkatkan hasil panen dan pendapatan, serta mengurangi dampak perubahan iklim.
Kebijakan Nasional yang Inklusif
Dalam kesempatan tersebut, Saadiah mengajak seluruh pemangku kebijakan untuk memperhatikan nasib para pekerja informal, khususnya di wilayah kepulauan seperti Maluku. Seringkali, mereka luput dari perhatian dalam kebijakan nasional. “Hormatilah kerja mereka, tingkatkan keterampilan mereka, dan sejahterakan hidup mereka. Itulah makna sejati dari Hari Buruh,” ucapnya.
Saadiah berharap agar peringatan May Day ini menjadi momentum untuk mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang lebih inklusif dan memperhatikan hak-hak seluruh pekerja, termasuk petani, nelayan, dan masyarakat sekitar hutan di Maluku. Perlindungan dan pemberdayaan mereka adalah kunci untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam upaya melindungi dan memberdayakan petani, nelayan, dan masyarakat sekitar hutan di Maluku. Kolaborasi yang kuat dan sinergis akan menghasilkan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan.
Dengan demikian, peringatan May Day tidak hanya menjadi seremonial belaka, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh pekerja di Indonesia, termasuk mereka yang berada di sektor informal dan seringkali terpinggirkan.