Program Genting di Lebak: Kolaborasi Besar Tekan Stunting demi Indonesia Emas 2045
Kabupaten Lebak, Banten, luncurkan Program Genting, kolaborasi besar pemerintah, BUMN, masyarakat, dan berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Kabupaten Lebak, Banten, tengah gencar menjalankan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) untuk mengurangi angka stunting. Program yang diluncurkan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, BUMN, masyarakat, lembaga pendidikan, perguruan tinggi, hingga media massa. Inisiatif ini bertujuan untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting dan berkontribusi pada visi Indonesia Emas 2045.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, menjelaskan bahwa penanganan stunting memerlukan kolaborasi menyeluruh. "Penanganan stunting dan pelaksanaan program Genting tidak bisa dilakukan sendiri," ujarnya di Lebak, Rabu (30/4). Beliau menekankan pentingnya sinergi antar berbagai elemen masyarakat untuk mencapai keberhasilan program ini.
Program Genting sejalan dengan Asta Cita nomor empat Presiden dan Wakil Presiden, yang menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Program ini dibangun di atas semangat gotong royong dan kepedulian masyarakat untuk menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari stunting. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai strategi telah disiapkan, termasuk sosialisasi dan pendataan yang tepat sasaran.
Strategi Penanganan Stunting di Lebak
Pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen penuh dalam upaya pencegahan stunting. Intervensi peningkatan asupan gizi menjadi fokus utama, yang ditujukan kepada keluarga berisiko stunting (KRS), anak stunting, ibu hamil, dan bayi di bawah dua tahun (Baduta). Selain itu, program ini juga berkolaborasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui program 'Jumat Serius'.
Program 'Jumat Serius' yang diinisiasi Baznas berhasil menghimpun dana dari berbagai sumber untuk mendukung pencegahan stunting. Dana tersebut kemudian disalurkan kepada tim pengelola dapur sehat atasi stunting atau Dahsyat di desa-desa. Tim Dahsyat bertugas untuk memberikan makanan bergizi kepada ribuan KRS, anak stunting, ibu hamil, dan Baduta. Program Genting sendiri juga berkolaborasi dengan Baznas dalam penghimpunan dan pendistribusian dana ini.
Keterlibatan masyarakat sangat krusial dalam keberhasilan program ini. Para kader Posyandu, PKK, perangkat desa, dan berbagai pihak lintas sektor diajak untuk berperan aktif sebagai orang tua asuh. Mereka juga didorong untuk aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang dan sanitasi yang baik. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melibatkan semua lapisan masyarakat dalam upaya penanggulangan stunting.
Hasil Intervensi dan Harapan ke Depan
Berdasarkan hasil intervensi serentak pada November 2024 terhadap 109.498 balita, teridentifikasi sekitar 4.452 balita mengalami stunting. Data ini tercatat dalam aplikasi elektronik -pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM). Angka ini menunjukkan 4,07 persen dari total balita yang diperiksa. Meskipun angka ini masih perlu diturunkan, upaya yang dilakukan melalui program Genting menunjukkan progres positif.
Tuti Nurasiah optimistis bahwa program Genting dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi prevalensi stunting di Kabupaten Lebak. "Kami meyakini program Genting dapat mengurangi prevalensi stunting dalam upaya mempersiapkan Generasi Emas 2045," tegasnya. Harapannya, kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak akan menghasilkan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan dalam upaya menciptakan generasi Indonesia yang sehat dan berkualitas.
Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan mengoptimalkan sumber daya yang ada, Program Genting di Lebak menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dapat menjadi kunci keberhasilan dalam penanggulangan stunting. Komitmen dan kerja keras semua pihak sangat penting untuk mencapai target penurunan angka stunting dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.