Tahukah Anda, FORNAS Pertama Digelar di Jakarta pada 2011? KORMI Tegaskan FORNAS VIII di NTB Jaga Budaya Olahraga Masyarakat
KORMI menegaskan gelaran FORNAS VIII di NTB bertujuan lestarikan budaya olahraga masyarakat. Indeks kebugaran fisik Indonesia masih rendah, bagaimana FORNAS menjawab tantangan ini?
Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) menegaskan bahwa Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII, yang diselenggarakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan ajang vital untuk melestarikan budaya olahraga di tengah masyarakat. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk membangkitkan semangat berolahraga di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Ketua Umum KORMI, Adil Hakim, dalam pernyataannya pada Minggu, 27 Juli, menyoroti rendahnya partisipasi masyarakat Indonesia dalam aktivitas olahraga. Melalui FORNAS VIII yang berlangsung dari 26 Juli hingga 1 Agustus ini, KORMI berupaya memperkuat semangat sportivitas, kebersamaan, dan menjaga kelestarian budaya olahraga yang telah ada.
FORNAS tidak hanya sekadar festival, tetapi juga platform strategis untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebugaran fisik. KORMI berharap gelaran ini dapat mendorong lebih banyak individu untuk aktif berolahraga, sekaligus memperkenalkan berbagai jenis olahraga masyarakat yang mungkin belum banyak dikenal.
Pentingnya Budaya Olahraga dalam Pembangunan SDM
Data Indeks Pembangunan Olahraga Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan fakta yang memprihatinkan terkait tingkat kebugaran fisik masyarakat. Sebanyak 114 juta jiwa, atau sekitar 55,5 persen dari total warga negara Indonesia berusia 10 hingga 60 tahun, dikategorikan memiliki tingkat kebugaran fisik yang sangat rendah.
Selain itu, 24,7 persen atau sekitar 50,7 juta jiwa lainnya masuk dalam kategori kebugaran fisik yang buruk. Adil Hakim menambahkan bahwa hanya sekitar 6,3 persen, atau sekitar 12,9 juta jiwa, masyarakat Indonesia yang memiliki kebugaran fisik dalam kategori baik dan di atasnya.
Menurutnya, peningkatan kesehatan dan kebugaran masyarakat merupakan aspek krusial dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). SDM yang sehat dan bugar akan memperkuat posisi Indonesia sebagai aktor aktif dalam kerja sama pembangunan global dan regional. Daya saing suatu bangsa tidak hanya diukur dari kemampuan kognitif penduduknya, tetapi juga keseimbangan aspek fisik, mental, dan sosial.
Dampak Ekonomi dan Sejarah FORNAS
Gelaran FORNAS VIII di Mataram, NTB, tidak hanya berfokus pada aspek olahraga dan kesehatan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Acara ini melibatkan kontingen dari 38 provinsi di Indonesia dengan total lebih dari 18.000 peserta, menunjukkan skala partisipasi yang masif.
Diperkirakan, FORNAS VIII mampu menghasilkan perputaran ekonomi di atas Rp800 miliar. Selain itu, kegiatan ini juga menciptakan sekitar 9.500 lapangan kerja sementara, memberikan dorongan positif bagi perekonomian lokal dan nasional. Ini menunjukkan bahwa olahraga masyarakat juga memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi.
FORNAS pertama kali diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2011, dengan partisipasi sekitar 5.000 orang. Pada edisi sebelumnya di tahun 2023, FORNAS digelar di Jawa Barat dan berhasil menarik sekitar 23.000 peserta. Perkembangan jumlah peserta ini menunjukkan peningkatan minat dan kesadaran masyarakat terhadap olahraga masyarakat dari waktu ke waktu.