Tahukah Anda? Pisang Ambon Curup, Si Harum Manis Khas Rejang Lebong, Kini Terancam Punah!
Dinas Pertanian Rejang Lebong berupaya keras melestarikan Pisang Ambon Curup, varietas HJ Kuning yang terancam punah akibat hama, demi mengembalikan kejayaannya.
Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, tengah gencar melakukan upaya pelestarian. Fokus utama mereka adalah menyelamatkan pisang ambon Curup varietas HJ Kuning yang kini terancam punah.
Langkah ini diambil menyusul penurunan drastis produksi pisang lokal tersebut akibat serangan hama penyakit. Padahal, pisang ini dikenal memiliki aroma harum dan rasa manis, menjadikannya oleh-oleh khas daerah.
Kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta dukungan dari DPR RI diharapkan mampu mengembalikan kejayaan pisang ambon Curup. Inovasi berbasis riset menjadi kunci utama dalam mengatasi tantangan budidaya.
Ancaman Kepunahan Pisang Ambon Curup HJ Kuning
Pisang ambon Curup, khususnya varietas HJ Kuning, menghadapi ancaman serius terhadap kelestariannya. Dulunya melimpah, kini buah khas Rejang Lebong ini semakin sulit ditemukan di pasaran.
Penurunan produksi yang signifikan disebabkan oleh serangan hama penyakit yang masif. Salah satu penyebab utamanya adalah layu fusarium, penyakit yang dipicu oleh jamur Fusarium oxysporum.
Infeksi jamur ini menyebabkan tanaman pisang layu secara progresif dan akhirnya mati, mengancam keberadaan varietas unggulan ini. Padahal, varietas HJ Kuning telah resmi terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI sejak tahun 2018.
Kondisi ini mendesak Distankan Rejang Lebong untuk segera bertindak. Upaya penyelamatan diperlukan guna mencegah kepunahan total pisang ambon Curup yang telah menjadi identitas daerah.
Inovasi Riset untuk Revitalisasi Pisang Ambon Curup
Menyikapi kondisi kritis ini, Plt Kepala Distankan Rejang Lebong, Achmad Syafriansyah, menegaskan komitmen untuk melakukan riset dan inovasi. Tujuan utamanya adalah merevitalisasi potensi pisang ambon lokal, khususnya varietas HJ Kuning.
Anggota Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Heru Praptana, turut menekankan pentingnya peran riset dalam pengembangan teknologi. Inovasi berbasis riset dianggap sebagai kunci untuk mengatasi berbagai tantangan dalam budidaya pisang asli Curup.
Melalui pendekatan ilmiah, diharapkan dapat ditemukan solusi efektif untuk menanggulangi hama penyakit dan meningkatkan produktivitas. Peningkatan kapasitas pengguna riset dan inovasi menjadi salah satu strategi utama dalam upaya ini.
Kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga riset nasional diharapkan mampu membawa kembali kejayaan pisang ambon Curup. Langkah ini krusial untuk memastikan kelangsungan hidup varietas unggulan tersebut.
Pisang Ambon Curup sebagai Branding dan Peluang Ekonomi
Keberadaan pisang ambon Curup tidak hanya sekadar komoditas pertanian, melainkan juga potensi branding yang kuat bagi Kabupaten Rejang Lebong. Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati, menyoroti pentingnya identitas daerah ini.
Menurut Dewi, pisang ambon Curup dapat menjadi penanda khas yang membedakan Rejang Lebong dari daerah lain. "Jika orang membelinya, maka akan langsung tertuju ke Kabupaten Rejang Lebong," ujarnya.
Pengembalian produktivitas pisang ambon Curup diharapkan tidak hanya melestarikan varietas lokal. Lebih dari itu, upaya ini juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru yang signifikan bagi masyarakat Rejang Lebong.
Dengan identitas yang kuat dan produksi yang kembali optimal, pisang ambon Curup dapat menarik wisatawan dan investor. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi lokal secara berkelanjutan.