TNI AD Periksa 25 Prajurit Terkait Ledakan Amunisi Garut, 13 Orang Tewas
Ledakan amunisi di Garut menewaskan 13 orang, termasuk 4 prajurit TNI AD; 25 prajurit kini diperiksa dalam investigasi.
Ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5) pukul 09.30 WIB, telah mengakibatkan 13 korban jiwa. Peristiwa ini melibatkan personel TNI Angkatan Darat yang tengah melakukan pemusnahan amunisi. Tragedi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai prosedur keamanan dan pengawasan dalam proses pemusnahan amunisi tersebut.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana, menyatakan bahwa tim investigasi telah dibentuk untuk mengungkap penyebab ledakan. Tim telah memeriksa 25 prajurit TNI AD dan 21 warga sipil sebagai saksi. Selain itu, tim juga mengumpulkan barang bukti dari lokasi kejadian untuk dianalisis lebih lanjut.
Investigasi ini bertujuan untuk mengungkap kronologi kejadian secara detail, mulai dari persiapan hingga terjadinya ledakan. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kelalaian prosedur dan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hasil investigasi akan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan standar keamanan dalam proses pemusnahan amunisi.
Investigasi Mendalam Terhadap Ledakan Amunisi
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan bahwa sebelum ledakan terjadi, telah dilakukan pengecekan keamanan terhadap personel dan lokasi. Semua dinyatakan aman sebelum proses pemusnahan amunisi dimulai. Amunisi dimasukkan ke dalam dua lubang sumur yang telah disiapkan, kemudian diledakkan menggunakan detonator. Proses ini berjalan lancar tanpa masalah.
Namun, saat tim sedang memusnahkan detonator yang telah digunakan, terjadi ledakan tak terduga dari dalam lubang. Ledakan ini mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, termasuk empat prajurit TNI AD dan sembilan warga sipil. Identitas para korban telah dirilis, antara lain Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan.
Proses investigasi saat ini tengah fokus pada pengumpulan keterangan saksi dan analisis barang bukti. Tim investigasi akan mencocokkan keterangan saksi dengan temuan di lapangan untuk menentukan penyebab pasti ledakan. Hal ini juga akan mengungkap bagaimana warga sipil dapat berada di area pemusnahan amunisi.
Penjelasan Mengenai Kehadiran Warga Sipil
Kehadiran warga sipil di lokasi pemusnahan amunisi menjadi salah satu fokus investigasi. Tim investigasi akan menyelidiki bagaimana warga sipil dapat memasuki area tersebut, dan apakah ada kelalaian dalam hal pengamanan dan pengawasan wilayah. Aspek ini sangat penting untuk dipahami guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Meskipun belum ada penjelasan resmi mengenai sejauh mana hasil investigasi, proses pemeriksaan saksi dan pengumpulan bukti terus dilakukan secara intensif. Informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah proses investigasi selesai dan kesimpulannya telah diperoleh. Transparansi dalam proses investigasi ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik.
Kejadian ini menyoroti pentingnya prosedur keamanan yang ketat dalam penanganan amunisi. Proses pemusnahan amunisi harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan memperhatikan aspek keselamatan baik personel TNI maupun warga sipil di sekitar lokasi. Hasil investigasi diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang komprehensif untuk mencegah tragedi serupa terjadi kembali.
Daftar nama korban ledakan: 1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan; 2. Mayor Cpl Anda Rohanda; 3. Agus bin Kasmin; 4. Ipan bin Obur; 5. Iyus Ibing bin Inon; 6. Anwar bin Inon; 7. Iyus Rizal bin Saepuloh; 8. Toto; 9. Dadang; 10. Rustiawan; 11. Endang; 12. Kopda Eri Dwi Priambodo; 13. Pratu Aprio Setiawan.