Islam di Indonesia: Tradisi Toleransi dan Peradaban Unik, Pesan Menbud Fadli Zon
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan Islam di Indonesia tumbuh dengan tradisi toleransi tinggi, membentuk peradaban unik dan terbuka, seperti yang terlihat dalam berbagai tradisi dan dakwah Wali Songo.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon baru-baru ini menyampaikan pidato penting mengenai perkembangan Islam di Indonesia. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa Islam di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam tradisi yang penuh toleransi, membentuk sebuah peradaban yang unik, terbuka, dan penuh kearifan. Pidato ini disampaikan dalam sebuah acara makan malam budaya di Museum Nasional, dihadiri oleh negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Fadli Zon menjelaskan bagaimana Islam di Indonesia telah berpadu harmonis dengan budaya lokal. Beliau mencontohkan dakwah Wali Songo di Jawa pada akhir abad ke-14 yang menggunakan berbagai metode, termasuk wayang, gamelan, lagu-lagu Jawa, dan upacara tradisional. "Wali Songo di Jawa pada akhir abad ke-14 menggunakan beragam dia dakwah, seperti wayang, gamelan, dan lagu-lagu Jawa dan upacara tradisional. Perpaduan harmonis ini mencerminkan warisan Islam untuk membawa pencerahan, sebagaimana disimbolkan oleh istilah Qurani misykat dari mana cahaya terpancar," ujar Menbud.
Pidato Menbud ini disampaikan dalam konteks kegiatan Cultural Dinner di Museum Nasional yang dihadiri oleh negara-negara anggota OKI. Acara ini juga menjadi ajang bagi Indonesia untuk memamerkan upaya pelestarian dan promosi warisan budaya, termasuk pengajuan tiga unsur budaya Indonesia ke UNESCO, salah satunya tempe, dan rencana pengajuan tradisi Iftar.
Warisan Budaya dan Peradaban Islam di Indonesia
Fadli Zon lebih lanjut menjelaskan bahwa penemuan arkeologis penting, seperti fosil Homo erectus di Jawa dan koin Dinasti Umayyah dan Abbasiyah di Sumatera Utara, memperkaya narasi sejarah Indonesia sebagai bagian dari peradaban Islam dunia. Hal ini menunjukkan akar sejarah yang panjang dan interaksi budaya yang kompleks dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Menbud juga menyoroti pentingnya budaya sebagai pilar ketahanan dalam menghadapi tantangan global seperti krisis iklim, ketegangan geopolitik, perang, dan konflik. Beliau menekankan bahwa budaya tidak hanya merefleksikan masa lalu, tetapi juga membentuk tata kelola yang baik dan keadilan di masa depan. "Budaya tidak hanya merefleksikan masa lalu, tetapi juga membentuk tata kelola yang baik dan keadilan di masa depan," tegasnya.
Dalam konteks global, Menbud menyerukan pentingnya mengedepankan nilai-nilai Islam tentang perdamaian dan kesetaraan. Beliau menekankan perlunya memastikan suara mereka yang tak bersuara terdengar, hak menentukan nasib sendiri ditegakkan, dan keadilan budaya diwujudkan. Hal ini selaras dengan semangat pembukaan UUD 1945 yang menekankan kemerdekaan sebagai hak segala bangsa dan penolakan terhadap penjajahan.
Dukungan dari Ketua DPR RI
Ketua DPR RI, Puan Maharani, turut memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan Konferensi ke-19 PUIC di Indonesia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, merasa bangga menjadi tuan rumah acara tersebut. "Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki kebanggaan tersendiri dalam menjadi tuan rumah Sidang ke-19 Konferensi PUIC," kata Puan Maharani. Beliau mengajak semua pihak untuk bekerja sama demi perdamaian dan kemakmuran dunia.
Puan Maharani juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama memajukan perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bagi rakyat yang diwakilinya dan untuk seluruh umat manusia. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam berkontribusi pada perdamaian dan keamanan dunia melalui kerja sama internasional.
Parliamentary Union of the OIC Members States (PUIC), sebagai badan legislatif yang mewadahi parlemen dari negara-negara anggota OKI, telah berdiri sejak tahun 1999. Konferensi ke-19 PUIC yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 12-15 Mei 2025, menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama antar negara anggota OKI.
Sebagai penutup, pidato Menbud Fadli Zon dan dukungan dari Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan komitmen Indonesia dalam melestarikan warisan budaya, mempromosikan nilai-nilai perdamaian, dan berkontribusi dalam perdamaian dan kemakmuran dunia. Peran Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia semakin diperkuat melalui berbagai inisiatif dan kerja sama internasional.