Jejak Kenangan Tokyo: Menyimpan 'Postcard' Ukiyo-e di Museum Nasional
Museum Nasional Tokyo menawarkan pengalaman unik melalui seni stempel Ukiyo-e, memungkinkan wisatawan membawa pulang kenangan budaya Jepang.
Surabaya, Jawa Timur - Jepang selalu menjadi destinasi favorit wisatawan. Daya tariknya beragam, mulai dari keindahan alam, kelezatan kuliner, hingga bangunan dan benda bersejarah yang memukau. Salah satu destinasi yang tak boleh dilewatkan adalah Museum Nasional Tokyo, museum tertua di Jepang yang terletak di Taman Ueno.
Museum ini menyimpan ratusan ribu karya seni dan artefak arkeologi Jepang serta Asia. Awalnya didirikan pada tahun 1872 di Kuil Yushima Seido, kemudian dipindahkan ke Taman Ueno. Museum Nasional Tokyo terdiri dari enam bangunan terpisah, yaitu Honkan, Hyokeikan, Toyokan, Heiseikan, Horyuji Homotsukan, dan Kuroda Memorial Hall, masing-masing menyimpan koleksi yang berbeda.
Beberapa waktu lalu, ANTARA berkesempatan mengunjungi Museum Nasional Tokyo melalui program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (JENESYS). Pengalaman ini memungkinkan untuk mengeksplorasi berbagai koleksi seni yang tersimpan di bangunan Honkan.
Menjelajahi Koleksi Honkan: Samurai dan Kimono
Bangunan utama Honkan memamerkan karya seni zaman kuno Jepang seperti keramik, peta, topeng, kostum, hingga senjata. Koleksi artefak kuno abad ke-19, termasuk patung Buddha dan keramik, menjadi daya tarik tersendiri. Namun, yang paling menarik adalah koleksi milik para Samurai, golongan ksatria militer yang pernah memimpin Jepang selama hampir 700 tahun.
Koleksi Samurai meliputi baju zirah (Gusoku) dan berbagai jenis senjata. Pakaian perang Samurai sangat bervariasi dalam bahan, warna, dan teknik pembuatan, disesuaikan dengan kegiatan mereka. Keragaman ini terus berkembang seiring waktu, namun tetap menampilkan simbol kekuasaan dan status sosial mereka sebagai ksatria.
Salah satu baju zirah yang menarik perhatian adalah milik Matsudaira Lenori (1575-1614), seorang Samurai yang memimpin Jepang bagian tengah pada abad ke-16. Desain baju zirah ini merepresentasikan siklus abadi alam semesta, dengan simbol matahari terbit di dada dan cincin emas besar di helm sebagai simbol bulan.
Selain koleksi Samurai, wisatawan juga tertarik dengan koleksi Kimono. Supervisor Museum Nasional Tokyo, Takenouchi Katsunori, menjelaskan bahwa seluruh koleksi Kimono masih utuh dan dilestarikan karena hanya dipakai oleh kalangan bangsawan kelas atas dalam acara tertentu. Corak dan desain pada Kimono sangat disesuaikan dan memiliki makna tertentu, seperti Kimono Uchikake yang dipakai saat pernikahan, melambangkan usia abadi melalui corak jeruk tachibana.
Pengalaman Unik dengan Seni Stempel Ukiyo-e
Museum Nasional Tokyo menawarkan pengalaman edukasi unik melalui seni stempel Ukiyo-e, teknik cetak berwarna-warni khas Jepang. Gambar yang tercetak biasanya berkaitan dengan budaya Jepang, seperti aktor kabuki, pegulat sumo, pemandangan alam, hingga festival.
Awalnya, Ukiyo-e dibuat manual melalui lukisan, namun seiring waktu dikembangkan menggunakan balok kayu untuk menghasilkan gambar berwarna-warni. Di museum ini, wisatawan dapat mencoba langsung seni stempel Ukiyo-e dengan langkah-langkah sederhana.
Wisatawan mengambil kertas kosong, lalu menempelkan lima stempel berbeda pada bingkai yang tersedia. Setiap stempel menghasilkan warna dan bentuk yang berbeda, hingga akhirnya membentuk sebuah gambar lengkap. Hasilnya adalah potret Otani Oniji III, seorang aktor kabuki terkenal dari periode Edo, yang didesain oleh Toshusai Sharaku, seorang desainer cetakan Ukiyo-e yang aktif pada 1794-1795.
Seni stempel Ukiyo-e memberikan pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan untuk lebih dekat dengan budaya Jepang. Kertas berbentuk persegi panjang bergambar Otani Oniji III ini dapat dibawa pulang sebagai oleh-oleh, menjadi kenangan indah dari kunjungan ke Museum Nasional Tokyo.
Museum Nasional Tokyo bukan hanya tempat menyimpan artefak bersejarah, tetapi juga jembatan yang menghubungkan pengunjung dengan kekayaan budaya Jepang melalui pengalaman interaktif dan edukatif.