1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. BACKPACKER

Bukan Tanjakan Cinta dan Tanjakan Setan, di Sini Adanya Tanjakan JNCK!

Penulis : Arai Amelya

23 Juni 2016 04:19

Jujur, film 5 CM memang yang memperkenalkan saya dan mengundang saya ke Semeru untuk kali pertama pada akhir 2012 lalu. Tiga tahun sejak pertemuan pertama saya dengan gunung, saya pun diajak kembali mendaki dan kali ini gunung Panderman dengan puncaknya, Basundara pada Januari 2016 kemarin. Menuju puncak Basundara setinggi 2.045 mdpl dalam kondisi hujan badai pun mengenalkan saya kepada tanjakan pertama, Tanjakan Setan.
Diberi nama tanjakan setan karena ini adalah jalur yang akan dilewati pendaki usai dari Watu Gedhe, sesaat sebelum puncak Basundara. Ada sebuah tanjakan yang sangat terjal dan bebatuan yang bila musim kemarau dipenuhi debu yang bikin nafas sesak. Dan karena saya mendaki di saat hujan badai, bisa ditebak kalau tanjakan setan jadi jalur air yang jika kamu salah berpijak maka saja bisa meluncur ke bawah.
Itu soal tanjakan setan, tapi Tanjakan Cinta?
Ah, kamu pasti sudah tahu.
Berdiri tegak di belakang Ranu Kumbolo gunung Semeru, tanjakan cinta punya mitos yang katanya sih kalau kamu mendaki tanjakan cinta sambil memikirkan seseorang dan berhasil sampai atas tanpa menoleh, maka niscaya orang yang kamu pikirkan adalah jodohmu. Alhamdulilah, saya waktu ke Semeru untuk kali kedua pada bulan Mei 2016 lalu, berhasil naik-turun tanjakan cinta untuk pertama kalinya sambil memikirkan sosok Super Junior. Asyik! Bakal punya jodoh 15 orang bro! Secara member total Super Junior kan 15 orang ya.
Dan sekarang yang mau saya ceritakan adalah soal Tanjakan Janc*k.
Mungkin tak semua orang pernah mendengar tanjakan ini. Namanya memang terdengar kasar karena merupakan sumpah serapah ala orang Jawa. Namun sekali kamu berhasil melewatinya meskipun terus mengucap sumpah serapah sambil kesal menahan letih, kamu akan melunturkan seluruh keangkuhanmu dan memuja keagungan Sang Maha Kuasa saat melihat pemandangan di puncaknya.
Keren ya kata-kata saya.
Tanjakan janc*k ini ada di gunung Penanggungan, Mojokerto yang bakal kamu lalui setelah pos puncak bayangan dan saat akan menuju puncak Pawitra dari arah Tamiajeng. Tinggi puncak Pawitra memang cuma 1.653 mdpl, tapi percayalah, bahkan pendaki yang sudah pernah menaklukan Semeru akan mengucap sumpah serapah dalam hati dan merasakan letihnya otot kaki saat mendaki tanjakan luar biasa ini. Bukan bermaksud menakuti, tapi memang itu yang diucapkan para penjaga di pos 1 Penanggungan dan memang saya buktikan tanggal 12 Juni 2016 kemarin.
Teman saya yang pernah mendaki gunung Arjuno pun mengakui jika tanjakan janc*k yang harus dilewati sebelum mencapai puncak ini seolah tak berkesudahan. Bahkan mereka yang sudah pernah mencapai puncak Mahameru pun berpendapat jika Penanggungan tak ubahnya 'anak' Semeru yang untuk menuju puncaknya harus melewati jalur pendakian yang cukup menukik. Bayangkan saja, lereng di tanjakan janc*k ini bisa disebut lereng terjal karena punya derajat kemiringan 45° - 70°!
Tak ada selusur pepohonan yang akan membantumu naik-turun di tanjakan puncak Pawitra ini. Jalur yang ditempuh dari puncak bayangan selama kurang lebih 1-2 jam ini adalah tanah, rerumputan ilalang dan bebatuan vulkanis. Bahkan di beberapa titik, hanya batu-batu vulkanis yang harus sangat hati-hati dipijak karena mudah sekali rapuh. Satu yang harus kamu ingat, kalau kamu takut ketinggian, jangan sekali-kali menoleh ke bawah saat ada di tanjakan janc*k. Karena kamu akan melihat jurang, lereng dan puncak bayangan jauh di belakang sana.
Namun kamu bisa sedikit bernafas lega karena ada batu-batu cukup besar yang bisa digunakan istirahat sembari melihat gunung Arjuno-Welirang di depan Penanggungan. Atau kalau beruntung, bisa melihat si gagah Semeru di kejauhan. Seperti kata banyak orang bijak, 'Yang terpenting dari mendaki gunung, bukanlah bagaimana bisa sampai di puncak. Tapi bagaimana harus selamat untuk kembali pulang'. Kamu harus mengingat itu saat menuruni tanjakan janc*k yang cukup miring dan terjal.
Dan akhirnya, Penanggungan memberi pelajaran untuk saya. Bahwa terkadang pelajaran bisa didapatkan dari mereka yang tidak tampak hebat. Penanggungan mungkin tidak setenar Arjuno atau Semeru. Penanggungan pun tidak setinggi kedua gunung itu. Tapi Penanggungan sudah membuatmu menanjak sejak pos tiga, mengajarimu untuk tetap konsentrasi, teguh pada pendirian, dan bersyukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa hingga di puncak Pawitra, Singgasana Para Dewa.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : arai-amelya

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya