1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. BACKPACKER

Mekare-kare, Tradisi Perang Pandan yang Masih Eksis di Bali

Penulis : Rahmad

21 Maret 2019 11:04

Kehidupan sehari-hari tak bisa lepas dari ritual adat yang menyelimuti.

Planet Merdeka - Bali memiliki julukan sebagai Pulau Dewata. Masyarakat penganut agama Hindu di Bali memang sangat menjunjung tinggi adat tradisi Hindu dan menghormati dewa-dewi.

Kehidupan sehari-hari mereka pun tak bisa lepas dari ritual adat yang menyelimuti. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, Bali seperti tak pernah sepi dari sesaji.

Tiap daerah pun memiliki tradisinya sendiri. Misalnya saja di daerah Desa Adat Bali Aga Tenganan Pegringsingan, Karangasem, ada sebuah tradisi khusus yang disebut Mekare-kare alias perang pandan yang rutin dilakukan tiap tahun.

Tunggu dulu, perang pandan? Apa mungkin di zaman Indonesia merdeka saat ini masih ada perang? Nah, daripada salah persepsi, mari simak terlebih dahulu artikel berikut.

2 dari 6 halaman

Perang Pandan sebagai Bagian dari Ritual Upacara Keagamaan

Masyarakat Desa Tenganan menyembah Dewa Indra sebagai dewa tertinggi dalam kepercayaan mereka.

Pada bulan Juni, diadakan upacara Ngusaba Kapat alias Sasi Sembah untuk menghormati Dewa Indra yang juga dikenal sebagai Dewa Perang serta para leluhur. Setelah upacara adat selesai, maka dilanjutkan dengan ritual adat Mekare-kare alias perang pandan tadi.

3 dari 6 halaman

Semua Warga Turut Memeriahkan Upacara

Saat upacara Sasih Sembah berlangsung, semua warga akan terlibat dan bahu-membahu menyiapkan upacara.

Para lelaki akan memakai pakaian adat yang terdiri atas ikat kepala, sarung, dan selendang tanpa memakai baju alias bertelanjang dada. Sementara itu, kaum wanita akan memakai baju adat Tenganan yang terbuat dari kain tenun Pegringsingan.
4 dari 6 halaman

Hanya Kaum Lelaki yang Boleh Ikut Berperang

Meski demikian, hanya kaum lelaki usia dewasa yang boleh mengikuti Mekare-kare. Ritual ini dilaksanakan di halaman Balai Desa Tenganan sekitar pukul 2 siang dan terbuka untuk umum.

Dua orang lelaki akan saling bertanding dan dipersenjatai dengan ‘senjata’ seikat daun pandan berduri di tangan kanan serta tameng dari rotan di tangan kiri. Akan ada wasit yang mengawal jalannya perang yang berlangsung selama satu menit.

Perang pun dimulai disertai iringan suara gamelan bali yang bersahut-sahutan. Peserta akan saling serang dan menyabetkan daun pandan ke arah punggung lawan. Tentu rasanya perih membayangkan duri-duri tajam itu menancap pada kulit. Namun di situlah letak keunikannya. Seolah-olah tak ada rasa sakit yang menghampiri peserta karena mereka menganggap ritual tersebut sebagai persembahan bagi para dewa yang mereka yakini.
5 dari 6 halaman

Tidak Ada Dendam Setelah Perang Usai

Meski tak terlihat kesakitan saat berperang, saat perang usai tetap saja bekas sabetan pandan itu menimbulkan luka dan perih. Walau demikian tak ada dendam di antara para peserta yang saling adu.


Mereka justru akur dan akan saling membantu mengoleskan obat-obatan tradisional untuk menghilangkan luka dan rasa nyeri. Semua rangkaian upacara adat tersebut justru semakin menyatukan ikatan di antara warga desa adat tersebut.
6 dari 6 halaman

Anda sudah tahu informasi ritual adat Mekare-kare di Desa Tenganan

Nah kini Anda sudah tahu informasi ritual adat Mekare-kare di Desa Tenganan tersebut. Apakah Anda semakin tertarik untuk menyaksikannya secara langsung? Tak usah banyak pikir, karena kini tiket pesawat dapat dengan mudah dipesan melalui aplikasi ataupun website Airy.

Ingin pesan tiket citilink untuk berlibur ke Bali? Langsung saja pesan dan dapatkan banyak promo menarik. Cara pembayarannya pun mudah lho. Anda tinggal transfer atau pakai kartu kredit.

Bisa juga melalui gerai Indomaret terdekat. Tunggu apa lagi? Segera rencanakan liburan atau perjalanan dinas Anda dengan Airy agar mudah, murah, dan nyaman.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : rahmad

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya