1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. BACKPACKER

Mitos kutukan kampung lumpur di Papua, Semua rumah dibangun diatas papan

Penulis : Ronz

19 Oktober 2016 16:32

Planet Merdeka - Papua provinsi paling timur Indonesia ini terkenal dengan keindahan dan kekayaan alamnya. salah satu keindahan dan daya tarik di Papua adalah Raja Ampat. Raja Ampat sangat dikenal hingga ke mancanegara akan keindahan alamnya terutama keindahan alam bawah lautnya.

Namun tidak hanya itu saja, ternyata sebuah kota di Papua menyimpan sebuah keunikan tersendiri. Kota Agats atau lebih dikenal sebagai kota lumpur memiliki ke unikan tersendiri. Makanya kalau ke Papua jangan tahunya raja Ampat saja. Coba sesekali mengunjungi kota Agats yang memiliki keunikan tersendiri. Seluruh bangunan rumah di kota dengan jumlah penduduk 76 ribu jiwa, dibangun di atas papan. Konon berdasarkan mitos yang beredar di masyarakat, kota ini jaman dahulu terdapat sebuah kutukan, sehingga seluruh dataran tanah disini tidak bisa kering dan berlumpur terus.

Mitos ini dipercaya masyarakat kota Agats tentang asal muasal Kota Agast jadi berlumpur. Konon katanya ada seorang pastor dari Belanda namanya Jan Smith. Beliau datang ke Papua untuk menyebarkan agama Kristen di kawasan suku Asmat.

Dalam usahanya menyebarkan agama tersebut, sang Pator pun sering mendapat pertentangan dan perlawanan dari orang-orang setempat yang saat itu masih sangat memegang erat kebudayaan leluhurnya. Sampai suatu hari sang pastor dinyatakan meninggal dunia. Isu yang beredar sang Pastor katanya dibunuh, namun semuanya masih menjadi misteri.

Sebelum meninggal itu, sang pastor sempat berkata bahwa tempat ini (Kota Asgat) akan selalu basah terus dan tidak bisa dijadikan tempat tinggal. Dari kejadian itu banyak warga yang mempercayai bahwa hal tersebut terlihat seperti kutukan. Warga lokal percaya kalo itu kutukan Jan Smith, yang akhirnya ngebuat Agats jadi basah terus dan berlumpur.

2 dari 3 halaman

Karena lokasi datarannya yang selalu berlumpur, maka warga akhirnya membangun rumah panggung dengan menggunakan kayu-kayu balok besar yang ditancapkan sebagai pondasi, lalu dibagian atasnya diberikan papan kayu yang nantinya akan menjadi alas rumah.

Tidak hanya itu saja, semua jalanan di kota ini dibangun menggunakan papan kayu. Kendaraan mobil tidak bisa memasuki kota ini, sehingga penduduk hanya bisa memiliki dan menggunakan kendaraan seperti sepeda, sepeda motor, dan sepeda motor listrik.

Untuk infrastruktur seperti jembatan yang melawati sungai, dibangun dengan besi cor yang kuat. Tapi sebelumnya pastinya sama saja, menggunakan papan kayu juga.

Agats awalnya cuma kota sederhana di Papua. Tapi sejak ada pemekaran kawasan di Kabupaten Asmat, Kota Agats justru jadi kawasan penting dan tumpuan perekonomian Kabupaten Asmat. Sekalipun infrastrukturnya bisa dibilang ketinggalan dari kota lain di Papua, tapi secara pemerintahannya Agats berjalan lancar. Semau aktifitas pun dilakukan masayrakat Kota agats di atas papan kayu, termasuk olahraga seperti sepak bola yang biasanya dimainkan di tanah lapang, dikota ini harus dimainkan diatas kayu.

3 dari 3 halaman

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : imron

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya