1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. BACKPACKER

Unik, Hijab dan Bercadar merupakan pakaian adat Kabupaten ini

Penulis : tahubulat

6 Januari 2017 19:00

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keragaman adat dan budaya, selain itu, menghormati keberagaman agama dan kepercayaan. Islam merupakan agama mayoritas dianut masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi negara dengan presentase muslim terbesar didunia.

Sebuah Fanpage Facebook Indonesia Menutup Aurat menguak fakta bahwa hijab ternyata merupakan budaya nusantara juga. 

Dalam agama Islam mensyariatkan pakaian menutup aurat bagi para Muslimah (kaum wanita) seperti hijab Syar’i. Dan menjadi hal unik untuk dibahas bahwa hijab yang saat ini dikenal ternyata sudah ada sejak zaman dahulu di Nusa Tenggara Barat, bahkan sudah menjadi tradisi dan budaya yang terus dilestarikan. Pakaian adat tersebut bernama Rimpu, dikenakan para Muslimah Bima dan Dompu ketika keluar rumah.

Berbicara mengenai pakaian adat masyrakat Suku Bima atau Dou Mbojo, tidak bisa terlepas dari pengaruh kerajaan Bima yang merupakan kerajaan Islam yang tersohor di Nusantara bagian timur. Pengaruh budaya Islam terhadap kebudayaan masyarakat Bima sangat besar. Oleh karena itu, keberadaan pakaian adat Bima tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan Islam di masa lalu.

Pakaian adat bima berfungsi sebagai penutup aurat. Selain sebagai pakaian sehari-hari busana adat Bima bisa difungsikan sebagai pakaian ketika melaksanakan shalat.

2 dari 2 halaman

Ada 2 jenis pakaian adat Rimpu, yaitu Rimpu Mpida dan Rimpu Colo. Rimpu Mpida adalah Rimpu yang ada cadarnya, menutupi wajah, diperuntukan bagi yang belum menikah. Sedangkan Rimpu Colo adalah Rimpu yang tiada cadar (terbuka wajahnya), dikenakan oleh ibu-ibu atau mereka yang sudah menikah.

Kain dalam pakaian adat Rimpu menggunakan sarung khas Bima (Tembe Nggoli) yang terdiri dari 2 lembar (dua ndo`o) sarung. Kedua sarung tersebut untuk bagian bawah dan bagian atas.

Sarung yang dipakai ini dalam kalangan masyarakat Bima dikenal sebagai Tembe Nggoli (Sarung Songket). Kafa Mpida (Benang Kapas) yang dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang dikenal dengan Muna.

Sarung songket memiliki beberapa motif yang indah. Motif-motif sarung songket tersebut meliputi nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (bersudut empat mirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh), kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), sarung nggoli (yang bahan bakunya memakai benang rayon).

Namun memang tidak bisa dipungkiri bahwa pemberitaan tentang budaya nusantara ini kurang terlihat di berbagai media sehingga terkesan tidak ada.

Sumber 1 | 2 |

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : tahubulat

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya