1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. GADGET

Cerita Mustajab, Pokemon dan Yahudi

Penulis : CakOpik

21 Juli 2016 18:30

Pokemon Go ini memberi pengaruh positip. Orang yang memainkannya menjadi rajin apa saja.

Mustajab tiba-tiba latah, ikut mengomentari ribut-ribut permainan Pokemon Go. Terus terang saya sedikit kaget, tidak biasanya kawan seperkopian saya ini tertarik 'ngomongin' permainan aplikasi Android. Setiap kami bertemu, topik pembicaraan selalu serius; ngerasani Jokowi, ngece-ngece pejabat, kadang ngomong agomo, sesekali diskusi perdukunan, kalau enggak ada bahan ya curhat masalah bojo.

"Sudah download game Pokemon? Kalau belum, coba lah, buat seru-seru saja," begitu dia membuka percakapan malam itu sambil mengutak-atik gadgetnya, lalu menggeser badan menuang susu jahe--bukan kopi selir seperti biasanya.

"Aku belum tertarik, Jab," saya menjawab sekenanya.

Dia terkekeh dan berkata, "Kamu harus tahu, gara-gara Pokemon ini, katanya sekarang banyak orang rajin ke tempat ibadah. Jadi ibadahnya sambil berburu Pokemon. Itu bagus kan?"

Saya tak begitu tertarik menanggapi 'provokasi' itu. Tajab, malah menceritakan tetangganya, Mamat, yang tiba-tiba rajin olahraga pagi, Pak Harjo yang biasanya main gaplek di pos hansip tiba-tiba rajin ke masjid, Anwar yang biasanya ogah-ogahan ke sawah tiba-tiba rajin tilik tegalan. "Pokemon Go ini memberi pengaruh positip. Orang yang memainkannya menjadi rajin apa saja,” ujarnya.

Jadi intinya begini, Mustajab kembali ngoceh, segala sesuatu yang dibuat manusia di bumi itu tidak bebas nilai. Termasuk urusan teknologi, game aplikasi dan tetek bengeknya. Lagi-lagi dia memprovokasi, "Sudah lah, daripada tidak ada kerjaan, nganggur, sekarang mending download saja, nanti ayo nyari Pokemon bareng-bareng."

"Bermain pokemon melatih insting kita, melatih ketajaman mata kita, melatih otot kaki, badan jadi sehat karena jalan terus, jempol tangan jadi kuat. Banyak manfaatnya," katanya melanjutkan.

"Katanya Pokemon buatan Yahudi, itu gimana?" saya asal bicara.

"Kata siapa? Jangan menelan informasi mentah-mentah, dicek dulu. Sekarang ini antara orang paham dan tidak paham itu beda tipis. Hari gini masih percaya informasi tak jelas di media sosial," Mustajab menceramahi.

Dia melanjutkan, khawatir boleh, tapi jangan berlebihan. Memang, sekarang lagi ramai di media sosial orang-orang ngeshare tulisan-tulisan yang katanya Pokemon itu upaya terselubung orang-orang Yahudi. Pokemon dikait-kaitkan dengan Bahasa Syriac atau Bahasa Suryani bila di-Indonesia-kan berarti: Aku Yahudi. "Emang mereka paham bahasa Syriac? Itu bahasa kuno lho katanya, lha wong Kromo Inggil saja tidak paham kok nyinggung Bahasa Syriac."

Coba cek di internet, Mustajab lalu celingukan mencari-cari smartphone-nya. "Ini ada banyak artikel tentang Bahasa Suryani," katanya. Dia lalu membacanya dengan suara agak keras. Bahasa Suryani itu, kata dia, bahasa Aram Timur yang pernah dituturkan di sebagian besar wilayah Bulan Sabit Subur dan Arab Timur. Tapi secara luas bahasa ini dituturkan oleh bermacam-macam komunitas Kristen di Timur Tengah. Bahasa Suryani ditulis dengan Abjad Suryani.

Bahasa Suryani ini sekarang dituturkan oleh kaum minoritas Kristen Siria yang tinggal di sebelah timur Turki, sebelah utara Irak dan sebelah timur laut Suriah. Bahasa Suryani juga merupakan bahasa liturgi dari beberapa gereja Suriah/Siria: Gereja Ortodoks Suriah, Gereja Katolik Suriah, Gereja Maronit, Gereja Katolik Khaldea, Gereja Timur Asiria dan Gereja Tua Timur.

Konon, penutur bahasa ini tersisa sekitar tiga juta orang. Mereka tinggal di Suriah, Iran, Irak, Libanon, Turki. Sebagian lagi menjadi imigran karena genosida dan penganiayaan, dan sekarang ini mereka tinggal di USA, Amerika Latin, Australia dan Eropa. "Tapi itu tidak penting juga sih. Semakin dipikir semakin puyeng," katanya sambil mengubah posisi duduknya lagi.

"Ini ada artikel lagi," Mustajab menambahkan. Koran Yordania 'ad-Dustur' edisi hari Senin 8 Muharam 1422 H, mengutip pernyataan beberapa doktor ahli bahasa Suryani di Universitas Yarmuk dan Lembaga Sosial Suryani di Yordan. Mereka mengatakan, kalimat Pokemon, Pikachu dan nama-nama lain dalam kartun Pokemon, sama sekali tidak ada kaitannya dengan bahasa Suryani, bahkan nama-nama itu asing bagi bahasa Suryani.

Pokemon itu akronim dari Poket Monster. Penjelasannya, kata (Poke) itu singkatan dari kata (Pocket), artinya ; Kantong/saku. Dan kata (Mon) merupakan singkatan dari kata (Monster), artinya ; Monster. Jadi artinya monster saku. Maksudnya merupakan ungkapan betapa kecilnya monster-monster ini hingga dapat terwadahi oleh saku.

Mustajab lalu menggeser badannya ke belakang, bersandar pada dinding. Coba pikir, kata dia, ketika ada orang memakai produk Yahudi, apakah berarti dia otomatis menjadi Yahudi. "Kalau berpikirnya sempit seperti itu, bahaya sekali," kali ini nadanya serius sambil menggeleng-geleng kepala.

Tapi, dia melanjutkan, kalau alasan kamu tidak bermain Pokemon Go karena pertimbangan bahaya, membuat orang meleng di jalanan saat berburu Pokemon, atau khawatir baterai handphone cepat habis dan panas, khawatir tidak konsentrasi bekerja, takut dimarahi bos karena ada larangan memburu pokemon di kantor, itu lain soal.

Saya masih pura-pura menyimak. Lalu saya berseloroh. "Jadi kesimpulannya Pokemon bukan dibuat orang Yahudi ini?"

"Sepertinya bukan," ujarnya singkat. Berikutnya dia kembali browsing. Mustajab lalu membacakan sebuah artikel, Pokemon Go itu dibuat oleh Niantic, perusahaan pengembang perangkat lunak sempalan dari Google. Perusahaan ini didirikan oleh John Hanke Tahun 2010 di San Francisco, California, Amerika Serikat. Tahun kemarin Niantic lepas dari Google.

Niantic kemudian bekerja sama dengan Pokemon Company, pemilik lisensi Pokemon tadi. Sepertiga saham Pokemon Company ini miliki Nintendo, perusahaan video game yang didirikan oleh Fusajiro Yamauchi di Tokyo, Jepang, pada 23 September 1889.

Mendadak Mustajab berhenti membaca dan terlihat berpikir. Lalu dia menatap saya. "Jadi yang membuat Pokemon itu orang Jepang, masak orang Jepang ada yang Yahudi sih?" katanya singkat.

Dia meneruskan membaca, Pokemon Company selama ini mengembangkan bisnis waralaba (franchise). Pokemon berakar dari komik, film anime, video game, kartu, tazos, dan merchandise lainnya. Sejak Tahun 90-an sampai sekarang, sudah ada enam generasi Pokemon. Jumlah total spesies Pokemon dari keenam generasi itu sudah mencapai 721 spesies. “Banyak juga ternyata spesies monter Pokemonnya.”

Saya segera menyela. "Omong-omong kamu sudah dapat Pokemon berapa?" Mustajab cuma nyengir seperti memamerkan gigi tongosnya. Saya menduga, dia tidak punya waktu memburu Pokemon. Dia memang penggila game aplikasi, tapi sudah beberpa minggu ini berhenti gara-gara dimarahi istri.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : cak-opik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya