1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

10 Hari Sebelum Terjadi Ledakan Bom, PM Sri Lanka Sudah Mendapat Surat Peringatan

Penulis : Moana

22 April 2019 09:51

Ledakan bom terjadi di Sri Lanka

Planet Merdeka - Disaat Umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Hari Raya Paskah, Minggu, 21 April 2019, kabar duka justru menghampiri jagat ini. Rentetan ledakan bom terjadi di Sri Lanka.

Sebanyak 3 gereja yang berada di Kochchikade, Negombo dan Batticaloa menjadi lokasi pengeboman. Saat terjadi ledakan, jemaat gereja sedang melangsungkan ibadah Paskah. Bukan hanya gereja, namun beberapa hotel juga menjadi lokasi ledakan yakni Hotel Shangri-La, Hotel Kingsbury, Hotel Cinnamon Grand dan hotel keempat yang semuanya berlokasi di Kolombo.

2 dari 12 halaman

Jumlah korban

Ledakan tersebut mengakibatkan jatuhnya banyak korban. Hingga Senin (22/04/2019) pagi, korban meninggal mencapai 207 orang.

Selain korban meninggal ada sekitar 450 orang yang mengalami luka baik luka berat maupun luka ringan. Saat ini korban yang terluka sedang mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit.
3 dari 12 halaman

13 orang ditangkap

Terkait insiden tersebut yang menewaskan ratusan korban jiwa, pihak kepolisian setempat pun langsung bertindak cepat.

Sebanyak 13 orang telah ditangkap oleh pihak kepolisian Sri Lanka terkait dengan ledakan yang terjadi di beberapa tempat tersebut. Meski begitu, hingga berita ini diturunkan masih belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut.
4 dari 12 halaman

Ada WN Amerika Serikat dan Inggris

Bom yang meledak tepat di hari Paskah tersebut sejatinya memang menjadikan 3 buah gereja tersebut target ledakan.

Ada beberapa warga negara asing (WNA) termasuk dari Amerika Serikat, Inggris , Belanda dan Turki ikut menjadi korban dalam insiden tersebut. Sebanyak 27 orang WNA ikut tewas bersama 207 orang yang meninggal karena insiden mengerikan itu.
5 dari 12 halaman

Tak ada WNI

Meski begitu, dari 27 orang yang meninggal tersebut, pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu RI) menyatakan bahwa hingga Minggu (21/04/2019) kemarin, belum ada informasi terkait WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

Menurut Kemenlu RI, terdapat sekitar 374 WNI yang berada di Sri Lanka, termasuk diantaranya ada 140 orang yang berada di Kolombo. Meskipun tak ada WNI yang menjadi korban, pihak Kemenlu juga menyarankan kepada keluarga atau kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut untuk menghubungi nomor hotline KBRI Kolombo +94772773127.
6 dari 12 halaman

Sudah ada peringatan

Sementara itu, ternyata pihak Intelijen Sri Lanka sudah mengirimkan surat peringatan terkait insiden tersebut. Surat peringatan dari intelijen tersebut sudah dikirim pada 11 April 2019 lalu.

Dalam suratnya, intelijen Sri Lanka mengeluarkan peringatan nasional tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri yang direncanakan terhadap Gereja Katolik dan Komisi Tinggi India di Kolombo. Dari surat yang dikirim tersebut, serangan teroris kemungkinan akan dilakukan oleh organisasi Islam garis keras bernama National Thowheed Jamath.
7 dari 12 halaman

Diunggah oleh Menteri Telekomunikasi

Menteri Telekomunikasi Harin Fernando pun kemudian merilis surat peringatan intelijen tersebut melalui akun Twitternya @fernandoharin.

"Beberapa petugas intelijen mengetahui kejadian ini. Karena itu ada penundaan dalam tindakan. Apa yang ayah saya dengar juga dari seorang perwira intelijen. Tindakan serius perlu diambil mengapa peringatan ini diabaikan. Saya berada di Badulla tadi malam," tulis Fernando.

8 dari 12 halaman

Pernyataan PM Sri Lanka

Meski begitu Perdana Menteri Wickremesinghe mengaku bahwa dirinya tidak mendapat informasi terbaru mengenai hal tersebut. Wickremesinghe menegaskan bahwa penyidik perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui mengapa laporan intelijen tidak ditindaklanjuti oleh otoritas berwenang.

"Kita harus mencari tahu mengapa langkah-langkah pencegahan tidak ditempuh. Baik saya maupun para menteri tidak diinformasikan," ujarnya.

Saat ini Wickremesinghe mengatakan bahwa pihak pemerintah Sri Lanka sedang fokus untuk menangkap para pelaku yang betanggung jawab atas ledakan yang menewaskan ratusan orang tersebut.

"Namun, saat ini fokus kami adalah menangkap pelaku yang bertanggung jawab," ujar Wickremesinghe.
9 dari 12 halaman

Warga lokal

Lebih lanjut Wickremesinghe mengatakan bahwa saat ini sudah ada 13 pelaku yang sudah ditangkap oleh polisi terkait dengan rentetan pemboman tersebut. Menurut Wickremesinghe para tersangka tersebut merupakan warga lokal. Namun, pihaknya meminta penyidik untuk melakukan penyelidikan apakan insiden tersebut memiliki hubungan dengan pihak dari luar.

"Tetapi para penyelidik akan memeriksa apakah para penyerang memiliki hubungan di luar negeri," katanya.
10 dari 12 halaman

Diberlakukan jam malam

Terkait insiden mengerikan tersebut, pihak Pemerintah Sri Lanka kemudian menerapkan jam malam di seluruh negeri hingga waktu yang belum ditentukan. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardane yang menyatakan bahwa larangan keluar pada malam hari diberlakukan "hingga pemberitahuan lebih lanjut".

"Kami akan menempuh segala tindakan yang diperlukan untuk melawan kelompok ekstrem yang beroperasi di negara kami," tegasnya.

11 dari 12 halaman

Akses media sosial diblokir

Bukan hanya menerapkan jam malam di seluruh penjuru negeri, tapi pihak Pemerintah Sri Lanka juga melakukan pemblokiran sementara terhadap akses media sosial.

Hal itu diakukan sebagai langkah mencegah berbagai spekulasi atau informasi menyesatkan terkait insiden pemboman yang terjadi di beberapa tempat tersebut.
12 dari 12 halaman

Kecaman dari dunia Internasional

Terkait insiden tersebut, pihak Pemerintah Indonesia pun mengecam keras aksi mengerikan itu.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban," pernyataan dari Kemenlu RI.

Bukan hanya Pemerintah Indonesia tetapi Perdana Menteri Inggris Theresa May juga mengunggah pernyataannya melalui Twitter.

"Aksi kekerasan di gereja-gereja dan hotel-hotel di Sri Lanka benar-benar mengerikan," tulisnya.

Demikian pula dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan "duka cita mendalam" atas "serangan teroris yang mengerikan".

Tak terkecuali, Paus Fransiskus disela Misa Paskah juga mengecam serangan sebagai "kekerasan yang begitu kejam" dengan sasaran umat Kristen yang sedang merayakan Paskah.

Sementara itu Kardinal Kolombo, Malcolm Ranjith, mengatakan bahwa situasi tersebut adalah merupakan hal yang sangat sulit dan sangat menyedihkan bagi rakyat Sri Lanka karena mereka tak pernah memperkirakan hal ini akan terjadi dan khususnya di Hari Paskah.

Sementara itu dari jajaran pemerintahan, PM Sri Lanka juga mengutuk serangan tersebut.

"Saya mengutuk keras serangan pengecut terhadap rakyat kami hari ini. Saya menyerukan kepada seluruh rakyat Sri Lanka untuk tetap bersatu dan kuat dalam situasi tragis ini."
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya