292 buaya dibantai oleh warga Sorong, Panji: "andai hukum kita seperti negara tetangga?"
Penulis : Queen
16 Juli 2018 10:45
292 buaya dibantai warga
Baru-baru ini netizen kembali dihebohkan dengan pembantaian buaya yang dilakukan oleh warga Sorong. Bukan satu atau dua buaya yang dilakukan oleh warga, melainkan ratusan.
2 dari 7 halaman
Kronologi
Kejadian itu terjadi di Jalan Bandara SP1, Kelurahan Klamalu, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat, sekira pukul 12.30 WIT, Sabtu (14/7). Ada sebanyak 292 ekor buaya dibantai warga dalam insiden tersebut.
Para warga tega menghabisi ratusan buaya itu karena seorang warga bernama Sugito tewas digigit buaya. Kabarnya, saat itu almarhum sedang mencari rumput untuk makanan sapi di sekitar lokasi penangkaran buaya tersebut. Sugito tewas digigit buaya yang ada di penangkaran pada pukul 15.30 WIT, Jumat (13/7).
Usai acara pemakaman, keluarga korban bersama warga setempat yang emosi kemudian mendatangi penangkaran buaya. Mereka menerobos lokasi, merusak tempat penangkaran, kemudian membantai buaya dengan parang, tombak, kayu dan batu.
“Binatang seperti ini tidak bisa dipelihara di sini. Ini kan tempat luas. Tempat terbuka. Tempat keramaian. Kalau bisa binatang begini ya dipelihara di tempat yang jauh dari tempat keramaian. Di sini kan banyak masyarakat yang bertani, punya ternak,” ujar Enos Barmala, seorang warga SP1.
3 dari 7 halaman
Tanggapan Kapolsek setempat
Sementara itu, Kapolsek Aimas, AKP Emmy Fenitirumah, mengatakan pembunuhan 292 buaya di penangkaran itu dilakukan warga karena merasa terancam di kemudian hari.
“Itu tindakan spontan dari warga yag ada di seputaran SP1 karena mungkin saja mereka merasa terancam dengan buaya-buaya itu,” tutur Kapolsek.
4 dari 7 halaman
Pemilik penangkaran tak ada ditempat
Penangkaran buaya milik Albert Siahaan itu memiliki surat izin resmi dari Pemerintah Kabupaten Sorong. Namun, kabarnya saat kejadian tersebut pemilik penangkaran sedang berada di kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.
5 dari 7 halaman
Komentar Panji Petualang
Sementara itu, Panji Petualang memberikan komentarnya di akun Instagram miliknya. Panji yang merupakan pecinta satwa itu merasa prihatin dengan apa yang dilakukan para warga.
6 dari 7 halaman
Unggahan Panji
"Lagi lagi... lagi dan lagi... kapan hewan hewan ini bisa hidup nyaman.. di hutan di bantai.. di penangkaran juga tetep di bantai.. mau nyalahin manusia saya juga manusia,mau nyalahin hewan mereka juga punya hak.. jadi siapa yang salah?? @animalstoriesindonesia.id andai hukum indonesia seperti negara tetangga," tulisnya.
7 dari 7 halaman
Perbandigan otak manusia dan buaya
Panji Petualang yang prihatin dengan pembantaian buaya yang dilakukan warga, Sabtu (14/7/2018) juga mengunggah perbandingan otak manusia dan hewan.
"Di ciptakan dengan ukuran tubuh sangat besar dan kasar namun otak mereka sangat kecil, yes buaya.. mereka hanya berfikir untuk bertahan dan makan..!!!," tulisnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.