1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Bilang bom Surabaya rekayasa, Pengakuan mantan teroris ini menohok untuk masyarakat

Penulis : Moana

18 Mei 2018 13:16

Bom Surabaya disebut sebagian orang sebagai sebuah rekayasa

Planet Merdeka - Bom bunuh diri yang terjadi di 3 gereja, Minggu (13/5/2018) dan di Mapolrestabes Surabaya pada Senin  (14/5/2018) memang mengejutkan banyak pihak. Pasalnya aksi tersebut dilakukan oleh orang dewasa dan juga anak-anak. Mereka melakukan aksi itu bersama semua anggota keluarganya, di 3 gereja dilakukan oleh keluarga Dita Oepriarto dan di Mapolrestabes dilakukan oleh keluarga Tri Murtiono. Demikian juga dengan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo dilakukan oleh keluarga Anton Febriantono. 

Cukup mengejutkan memang karena dalam aksi itu banyak anak-anak yang masih kecil yang ikut terlibat. Usia mereka pun bisa dibilang masih belia, karena sebagian masih duduk di bangku sekolah dasar. Hal lain yang membuat terkejut adalah banyaknya orang yang mengatakan bahwa kejadian itu hanyalah sebuah rekayasa.

Sangat disayangkan memang, di tengah situasi mencekam usai bom Surabaya dan penangkapan beberapa teroris di berbagai daerah yang ada di Indonesia, ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa itu hanyalah sebuah rekayasa belaka. 

2 dari 2 halaman

Ali Imron, mantan teroris beri pesan menohok

Beberapa orang yang menyebut bahwa bom Surabaya adalah sebuah rekayasa pun sudah ditindak oleh pihak kepolisian. Bahkan diantara mereka ada seorang yang berprofesi sebagai kepala sekolah di sebuah sekolah yang ada Kalimantan.

Berbagai cara dilakukan pihak berwajib dan masyarakat sekita demi menjaga dari aksi terorisme yang belakangan memang cukup membuat was-was. Namun terkadang, kini masyarakat terutama netizen di media sosial menjadi terpecah belah. Melihat hal itu, mantan teroris yang ikut serta dalam aksi Bom Bali, Ali Imron, pun memberikan pesan menohok untuk masyarakat Indonesia.

"Janganlah memberi angin pada para teroris dengan pernyataan-pernyataan yang sebenarnya nggak penting," ucapnya dalam tayangan Indonesia Lawyer Club Selasa lalu (15/5).

"Misalnya ada aksi dan justru menyalahkan Densus 88 akhirnya teroris seperti itu, ketika nanti kamu mengatakan seperti itu, teroris nanti kipas-kipas, karena merasa dibantu, merasa didukung, nah ini jangan," lanjutnya.

Pria yang juga menambahkan tentang komentar masyarakat yang mengatakan kalau aksi terorisme ini adalah rekayasa belaka guna menyudutkan suatu kelompok, hal itu ternyata justru akan memberi 'angin segar' bagi para teroris.

"Apalagi komentar seperti 'oh ini adalah rekayasa', oh kipas-kipas teroris. 'Oh ini adalah konspirasi', kipas-kipas juga teroris. Maka dari itu pentingnya kita sosialiasi pada masyarakat tentang apa toh sebenarnya teroris ini," paparnya.

Ia mengaku selama 14,5 tahun di penjara ia terus berusaha mensosialiasikan pada masyarakat apa itu teroris. Maka dari itu, ia kerap memberikan sosialiasi tentang bagaimana cara pikir teroris ini, bagaimana menangani para teroris ini.

"Jadi saya mohon sekali pada masyarakat jangan sampai memberikan komentarnya atau analiasanya yang justru memberikan ruang pada para teroris ini," ujarnya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya