1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Anut aliran supremasi kulit putih, ini makna kode tangan Brentont Tarrant saat persidangan

Penulis : Queen

17 Maret 2019 12:22

Sosok keji Brenton Tarrant

Brenton Tarrant, pelaku teroris yang secara brutal menembaki jamaah masjid Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3/2019), kini menghadapi pengadilan dengan dakwaan kasus pembunuhan. Dilansir dari dari Heavy.com, semua mata tertuju pada Brenton Tarrant di pengadilan Christchurch yang dipimpin oleh hakim daerah, Paul Kaller, pada Sabtu (15/3/2019). Dalam persidangan itu, polisi menduga bahwa setelah melepaskan tembakan di dalam Masjid Al Noor, Tarrant pergi ke Masjid Linwood di seberang kota dan terus mengamuk.

2 dari 12 halaman

Penampilan Brenton saat di persidangan

Tarrant pada persidangannya tampak mengenakan pakaian penjara putih dan sesekali terlihat bingung. Ia diborgol tanpa mengenakan alas kaki, tampak tersenyum saat ia muncul di pengadilan.
3 dari 12 halaman

Brenton Tarrant keluarkan kode tangan

Dari foto-foto yang beredar, Tarrant tampak dijaga sangat ketat. Disebutkan pula, ia justru menyeringai ketika media mengambil fotonya. Ia membuat simbol menggunakan jarinya, jari telunjuk dan jempol tampak disatukan seperti membentuk simbol 'OK' terbalik. Namun, banyak yang mengatakan bahwa simbol tersebut bisa juga sebagai simbol "Kekuatan Putih".

4 dari 12 halaman

Hanya awak media yang diperbolehkan masuk ke ruang sidang

Dilansir oleh Dailymail.co.uk, selama persidangan Tarrant berdiri tegak di tempatnya dan sesekali dia memutar tubuhnya berulang kali untuk melirik media. Awalnya, Tarrant tampak tersenyum tipis, tetapi memudar menjadi ekspresi netral saat sidang terus berlanjut. Selama persidangan, masyarakat dilarang hadir di ruang pengadilan yang dijaga ketat dan hanya awak media yang diperbolehkan masuk. "Demi kepentingan keselamatan publik," kata hakim yang memimpin persidangan.

5 dari 12 halaman

Penjagaan ketat

Total ada enam penjaga keamanan dan polisi yang mengenakan rompi pelindung hitam. Sidang itu dilaporkan selesai hanya dalam beberapa menit, dan Tarrant dikembalikan ke tahanan.
6 dari 12 halaman

Pengacara Tarrant tidak sampaikan bantahan

Pengacara yang bertugas mendampingi Tarrant tidak mengajukan satupun bantahan. Tarrant telah didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan, tetapi polisi mengatakan akan lebih banyak lagi tuduhan yang akan diajukan padanya. Sidang selanjutnya akan digelar kembali di Pengadilan Tinggi, pada Jumat (5/4/2019) mendatang.
7 dari 12 halaman

Kronologi penangkapan Tarrant

Komisaris polisi daerah setempat, Mike Bush, menjelaskan singkat proses penangkapan Tarrant setelah penembakan terjadi. Ia mengatakan bahwa setelah menerima panggilan darurat pukul 01.42 siang waktu setempat, polisi membutuhkan waktu 36 menit untuk melacak dan menahan Tarrant. Menurut Bush itu merupakan respons yang sangat cepat yang dilakukan oleh anggotanya. Bush mengatakan sebanyak 3 pria (termasuk Tarrant dan Burrough) dan 1 wanita ditangkap karena serangan masjid itu. Namun, 1 orang pria dilepas oleh polisi karena membawa senjata untuk melindungi anak-anaknya. "Satu orang dilepaskan lebih cepat, dia hanya warga yang ingin menjemput anak-anaknya. Dia terpaksa mengambil senjata (untuk melindungi diri)," kata Bush.
8 dari 12 halaman

Kronologi

Laporan pertama serangan datang dari masjid Al Noor di Christchurch tengah selama sholat Jumat, pukul 01:40 waktu setempat (00:40 GMT). Seorang pria yang telah diketahui sebagai Brenton Tarrant, bersenjata melaju ke pintu depan, masuk dan menembaki jamaah selama sekitar lima menit. Diketahui juga Tarrant menyiarkan langsung serangan itu dari kamera yang dipasang di kepala melalui Facebooknya. Dalam rekaman itu Tarrant menembaki pria, wanita dan anak-anak. Bahkan aksi biadabnya, ia lakukan bersamaan dengan memutar lagu metal dengan potongan lirik : “I am the god of Hellfire, and I bring you fire (Aku adalah Dewa dari Neraka, dan Kubawakan Kau Api),”. Tarrant juga sempat memutar lagu berjudul Remove Kebab saat melakukan serangan. Seusai itu, Tarrant disebutkan mengendarai sekitar 5 km (tiga mil) ke masjid lain di pinggiran Linwood di mana penembakan kedua terjadi. Tidak jelas di mana penangkapan itu dilakukan. Polisi mengatakan mereka menemukan senjata api dari kedua masjid, dan alat peledak ditemukan di mobil milik seorang tersangka. Beruntung bom berhasil dijinakkan oleh militer. Komisaris Polisi Mike Bush mengkonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 49 orang, dengan 42 orang lainnya terluka.
9 dari 12 halaman

Brenton tak menyesal

Tarrant yang kini mendapatkan kecaman dari berbagai negara mengaku tak menyesali atas apa yang ia lakukan. Saat ditanya apakah ia tak melihat orang-orang yang diserang adalah orang-orang tak berdosa. Tarrant menjawab, serangan terhadap orang-orang Non Ras Eropa adalah perang. Menurut Tarrant, dalam sebuah perang, tidak ada yang namanya 'orang tak berdosa'.
10 dari 12 halaman

Tak ingin mati

Tarrant juga sempat ditanya, apakah ia berencana selamat atau melakukan bunuh diri setelah melakukan serangan. Ia menjawab siap mati sebagai resikonya. Tapi ia berniat untuk tetap hidup, sehingga ia bisa terus menyebarkan ajaran supremasi kulit putih yang ia yakini.
11 dari 12 halaman

Sudah rencanakan serangan sejak dua tahun

Dikutip dari Independent.ie, Tarrant mengaku dalam manifestonya yang berjudul "The Great Replacement" yang dia buat sendiri, mengaku sudah merencanakan aksi kejinya itu sejak lama. Ia berencana untuk melakukan penembakan massal selama dua tahun terakhir. "Aku memulai rencana serangan ini sejak dua tahun terakhir. Kemudian menetapkan lokasi di Christchurch dalam tiga bulan terakhir," katanya.
12 dari 12 halaman

Sosok inspirasi Brenton

Ia menuliskan ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari 'para penjajah', dan terinspirasi dari Anders Breivik. Dilansir AFP, Breivik merupakan seorang ekstremis sayap kanan yang menyerang kantor pemerintah di Oslo, Norwegia, pada 22 Juli 2011 silam. Ia meledakkan bom mobil di depan kantor pemerintah. Selain itu ia melakukan penembakan di kamp musim panas sayap muda Partai Buruh di Pulau Utoya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya