1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Bak Kota Mati, Situasi di Wuhan Semakin Seram dengan Perilaku Ribuan Burung Gagak yang Meresahkan Warga

Penulis : dyandra

13 Februari 2020 10:49

Dulu Kota Metropolitan, Kini Kota Mati

Semenjak virus Corona mulai menyebar, kota Wuhan tidak lagi menjadi kota padat yang biasanya.

Terkenal menjadi salah satu kota metropolitan, kini situasi di kota Wuhan layaknya kota mati yang ditinggalkan oleh penduduk.

Bahkah baik pagi maupun malam, warga yang terisolasi di dalam kota pun jarang terlihat batang hidungnya.

2 dari 6 halaman

Penutupan Akses Kota Wuhan

Kondisi kota Wuhan, China, semakin diperparah dengan pemerintah yang langsung menutup akses menuju atau dari kota tersebut.

Akses masuk maupun keluar telah dijaga dengan ketat, sehingga tak ada satu orang pun yang dapat memasuki atau keluar dari Wuhan.

Beberapa negara yang meminta kembali warga negara mereka dari Wuhan pun, harus melalui beberapa tes yang meyakinkan bahwa warga tersebut tidak terinfeksi virus Corona.

Jikalau warga negara asing terkena virus Corona, maka mereka tetap tidak bisa dipulangkan dan harus mendapat perawatan di Wuhan.

3 dari 6 halaman

Dampak dari Virus Corona

Penutupan kota Wuhan ini bukan tanpa alasan, pasalnya virus Corona yang saat ini menghantui dunia berasal atau berpusat di kota tersebut.

Virus Corona awalnya ditemukan dari pasar The Huanan Seafood yang ada di kota tersebut, sebuah pasar yang menjual berbagai jenis hewan hidup maupun mati.

Untuk mencegah penyebaran semakin meluas, pasar tersebut pun segera ditutup berserta juga dengan satu kota Wuhan.
4 dari 6 halaman

Datangnya Ribuan Burung Gagak

Diperkirakan ada hingga 1000 orang lebih yang telah meninggal akibat dari virus mematikan ini.

Setelah berminggu-minggu kota Wuhan menjadi kota Mati, kondisi tersebut semakin diperparah dengan datangnya hewan yang tak diundang.

Pemandangan itu semakin seram, kala seorang warga di kota Wuhan merekam ribuan burung gagak yang mendatangi kota mereka.

5 dari 6 halaman

Burung Gagak Memakan Mayat Korban ?

Bagi orang China sendiri, gagak dilambangkan sebagai petaka atau nasib buruk.

Tentu saja kedatangan burung yang khas dengan suaranya ini semakin membuat warga takut dan was was.

Masyarakat setempat sendri percaya, jika rombongan burung gagak tersebut terlihat memakan bangkai atau abu dari para korban yang telah dikremasi.

Seperti yang telah diperintahkan oleh pemerintah China, dimana para korban yang meninggal tidak boleh dikuburkan melainkan harus melalui kremasi.
6 dari 6 halaman

Korban Kremasi Mencapai Ratusan Perharinya

Dengan banyaknya korban yang meninggal akibat virus tersebut, maka pihak yang bertugas untuk mengkremasi korban pun sangat diperlukan jasanya.

Menurut sebuah laporan dari Wuhan sendiri, seluruh ruang kremasi yang ada di Wuhan telah bekerja nonstop selama 24 jam.

Bahkan para karyawan pun harus rela tidak kembali ke rumah mereka, dengan banyaknya korban yang berdatangan.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : dyandra

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya