1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Bukan hanya jago bela diri, inilah 5 fakta Ais anak pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya

Penulis : Moana

16 Mei 2018 12:49

Kronologi ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya

Ledakan bom kembali terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Kali ini terjadi di depan Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) sekitar pukul 08.50 WIB. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengungkapkan kronologi ledakan bom di depan gerbang masuk markas polisi. 

Menurut Barung, ledakan terjadi setelah sepeda motor mendekati plang gerbang masuk Mapolrestabes berdasarkan rekaman CCTV di kawasan itu. 

"Jadi, sebelumnya masuk, ada mobil dulu, kemudian ada motor di belakang kemudian terjadi ledakan, sebelum masuk ke areal lapangan Polrestabes. Kami memastikan ini motor. Di luar areal, di luar mako, sebelum penjagaan itu, sebelum plang masuk, meledak," tuturnya.

"Empat penumpang motor sementara kita nyatakan meninggal dunia. Sudah kami identifikasi. Mereka yang naik Avanza itu ingin mendapatkan pelayanan pemeriksaan. Kami nyatakan yang bersangkutan bukan pelaku. Yang pelaku adalah rangkaian sepeda motor yang berupaya masuk dengan berbonceng," ujarnya. 

2 dari 7 halaman

Pelaku bawa anak usia 7 tahun

Empat terduga pelaku peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018) sekitar pukul 08.50 WIB, tewas di tempat. Namun, ada seorang yang selamat. Dalam sebuah video yang beredar, tampak seorang anak kecil berjilbab hijau berdiri dan berjalan sempoyongan di antara puing-puing kendaraan yang terbakar seusai ledakan di halaman depan Mapolresta Surabaya. Seorang anak perempuan yang masih berusia sekitar 8 tahun. Akibat insiden tersebut, anak itu mengalami luka.

"Anak yang dibawa oleh mereka atas nama Ais. Kita doakan selamat, kita rujuk ke RS PHJ," tutur Kombes Barung.

Seorang anggota kepolisian yang mengenakan kemeja putih serta rompi antipeluru menghampiri anak itu dan langsung menggendongnya. Polisi itu membawa anak itu masuk ke kantor polisi.

Barung mengatakan, empat pelaku yang tewas sebelumnya memaksa masuk ke Mapolrestabes Surabaya dengan dua motor masing-masing bermerek Honda Beat dan Supra. "Identifikasi akan kami lakukan secepatnya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, ledakan bom terjadi pada pukul 08.50 WIB di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya. Sebelum dua motor itu datang, ada sebuah mobil Avanza berwarna hitam yang sedang antre untuk masuk.

"Di penghentian, ada pemeriksaan untuk registrasi motor yang kemudian terjadi ledakan. Satu motor Supra dan Beat sudah diidentifikasi semuanya yang meledak menyebabkan 4 polisi luka dan 6 warga dirujuk ke RS. Satu anak kecil kita rujuk juga ke RS," tambahnya.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan pelaku serangan bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya pagi tadi adalah satu keluarga. Mereka mencoba menerobos pintu masuk Polrestabes yang dijaga petugas dengan dua sepeda motor.

"Pada 09.04 WIB, di depan Polresta juga terjadi ledakan bom bunuh diri yang pakai sepeda motor dan menggunakan bahan peledak. Ada 5 orang yang merupakan satu keluarga," kata Tito.

Satu keluarga itu merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Surabaya. "Kelompok ini bagian yang sama dengan kelompok Dita Oepriarto," katanya.

Tito menyebut bahwa satu orang selamat seorang anak perempuan tersebut terlempar saat terjadi ledakan. "Anak tersebut terlempar masih selamat," kata dia.
3 dari 7 halaman

Fakta-Fakta Ais

Ternyata, anak tersebut bernama Ais ini bernama lengkap Aisyah Azzahra Putri, putri bungsu keluarga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. Dan berikut fakta-fakta keseharian Ais.

1. Ais dikenal jago bela diri

Ais dikenal memiliki prestasi dalam bidang olahraga bela diri. Bahkan dalam waktu dekat, dia dijadwalkan mengikuti kejuaraan bela diri di Malaysia. Prestasi tersebut diungkap Nur, tetangga nenek Ais.

"Ais itu jago bela diri, kapan hari katanya habis menang kejuaraan Tapak Suci di Solo, dan dalam waktu dekat katanya akan ke Malaysia untuk kejuaraan," kata Nur.
4 dari 7 halaman

2. Ais selamat walau terlempar 3 meter

Seperti yang diketahui aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya dilakukan sekeluarga berjumlah lima orang mengendarai motor Honda Beat L 6629 NN dan Honda Supra L 3559 D. Saat dihadang 2 petugas polisi, tiba-tiba terjadi ledakan besar. Dan empat pengendara motor itu lah pelaku bom bunuh diri. Sedangkan, satu anak kecil berusia 7 tahun yakni Ais masih hidup dan kini dalam kondisi terluka.

Bocah berkerudung tersebut tampak merangkak dari samping mobil dan motor yang rusak akibat bom. Sementara api dan asap ledakan masih mengepul, ia mencoba berdiri sendiri. Polisi yang berada di sekitar berteriak "Astaghfirullah" ketika melihat sang bocah.

Ais pun kemudian diselamatkan oleh AKBP Roni Faisal Saiful Faton, Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya. Saat itu, Roni mengaku melihat anak perempuan menangis dan menyangkut di motor bersama ibunya.

"Saya teriak, berdiri nak. Saya takut mobil yang terbakar meledak," jelas Roni.

"Saya langsung angkat anak itu," aku AKBP Roni Faisal Saiful Faton.

"Saya bopong, yang penting anak itu segera dibawa ke rumah sakit," lanjutnya.

"Luka berdarah semua. Meledak motor di depan, dia di belakang bersama ibunya. Kondisi ibunya meninggal," kata Rony.

Ia melihat anak tersebut tergeletak, namun kemudian tubuhnya bergerak dan mencoba bangun. Seketika, kata Ronny tangannya lekas merangkul anak itu dan menggendongnya.

"Dia linglung berdarah-darah, luka. Saya pikir pingsan kok bangun saya ambil," terangnya.

"Posisi saya di depan samping. Saya langsung lari, panggilan hati," tambahnya.

"Ini mungkin rencana Tuhan. Seorang anak di tengah bom meledak diambil oleh AKBP Ronny (Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya). Dilarikan dari peristiwa bom itu untuk diselamatkan. Ini rencana Tuhan, dan kita berikan perawatan intensif," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera.

Kombes Frans Barung Mangera mengatakan anak perempuan itu dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.

"Tadi saya sudah melihat instensif perawatannya, karena terus terang anak itu terlempar sekitar 3 meter ke atas kemudian jatuh lagi," kata Barung di Mapolda Jawa Timur, Surabaya.
5 dari 7 halaman

3. Kapolri sebut Ais adalah saksi penting

"Ini saksi yang paling penting. Biarkan dia dulu dirawat. Setelah nanti bisa diajak bicara, kita akan tanya," ucap Tito Karnavian, Kapolri.

Selain itu, Tito juga menyebut ada tiga saksi penting lainnya dari lokasi pengeboman di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Tiga saksi penting itu merupakan anak dari Anton Febrianto (47), teroris yang tewas seusai bom yang dirakitnya meledak.

"Bom itu dimiliki ayahnya dan meledak sendiri. Kita akan sampaikan nanti. Tiga anak itu tentu tahu persis," kata Tito.

Pasangan Anton Febrianto dan Puspitasari (47) punya empat anak, dua orang mengalami luka-luka dan satu orang selamat. Satu orang lainnya ikut tewas bersama Anton dan Puspitasari.
6 dari 7 halaman

4. Kondisi Terkini Ais

Saat ini Ais dalam perawatan di rumah sakit Surabaya. Akun Twitter @HoofdbureauID membagikan kondisi terkini bocah tersebut.

"Tidurlah Dik Ais, kami akan selalu menjagamu...," tulis akun ini.

Menurut Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin, Ais sudah menjalani operasi pengambilan serpihan ledakan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim pada Senin malam kemarin.

"Saat ini masih proses pemulihan," ujarnya.
7 dari 7 halaman

5. Syarat Adopsi

Machfud Arifin memastikan akan melalukan pendampingan secara intensif terhadap anak-anak pelaku bom seperti Ais.

"Kalau sudah sehat kita beri pemahaman, pendampingan terhadap anak-anak ini, polwan, psikolog, terus ahli radikalisasi untuk memberi pemahaman yang benar supaya nggak terngiang-mgiang terus kejadian ini," ujar Machfud Arifin Kapolda Jawa Timur.

Machfud menambahkan pihaknya akan meminta jaminan pada pihak keluarga yang berhak atas pengasuhan anak tersebut.

"Karena semuanya orang tuanya sudah meninggal, mungkin neneknya, mungkin omnya, mungkin pakdhenya harus betul-betul dijamin yang dia 'waras' dalam merawat anak-anak ini. Kalau nggak ada jaminan dan pemahaman yang 'waras' tidak akan saya berikan," tegas Kapolda Jatim tersebut.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya