1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Mahasiswi baru jadi sasaran, ini modus kekerasan seksual yang di lakukan dosen cabul UIN Malang

Penulis : Queen

22 Mei 2019 12:35

Heboh kekerasan seksual di UIN Malang

Universitas Islam Negeri Malang (UIN) Maulana Malik Ibrahim heboh lantaran ada seorang dosen diduga telah melakukan kekerasan seksual kepada mahasiswinya. Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg tidak banyak bicara soal kasus kekerasan seksual yang menimpa mahasiswi di kampus.

2 dari 9 halaman

Reaksi rektor

Menurut Abdul Haris, ia belum mengetahui dengan persis kasus yang telah terjadi sejak tahun 2013 itu. "Saya belum tahu itu," jelas Abdul Haris saat ditemui di kantornya, Jumat (17/5/2019).
3 dari 9 halaman

Mencuatnya kasus tersebut

Kejadian dugaan kekerasan seksual menimpa dua orang mahasiswa UIN Malang, Alma dan Ratih (bukan nama sebenarnya). Kasus ini terungkap ke publik saat Aliansi Mahasiswa Malang (AMM) memberikan rilis secara resmi di media sosial. Saat dikonfirmasi, perwakilan AMM, Al Ghazali mengatakan, bahwa kejadian ini sudah terjadi sejak enam tahun lalu. Tepatnya pada tahun 2013 saat korban ini menjadi mahasiswa baru di UIN Malang.
4 dari 9 halaman

Dilakukan oleh dosen fakultas psikologi

Kasus kekerasan ini dilakukan oleh seorang dosen Fakultas Psikologi berinisial ZH. Diceritakan Al Ghazali, pada waktu itu ZH sering menghubungi Alma melalui pesan teks. Alma, bukan nama sebenarnya, menjadi target ZH berikutnya. Sama seperti mahasiswi yang menampar ZH dengan sepatu, Alma didekati ketika masih mahasiswi baru. ZH tak pernah mengatakan secara eksplisit sudah beristri.
Dalam obrolan itu, ZH sering memanggil Alma dengan sebutan 'sayang' yang membuat Alma merasa risih. Alma juga kerap diajak untuk bertemu di luar kampus, meski ajakan itu selalu ditolak oleh Alma.
5 dari 9 halaman

Susah untuk mengajak korban speak up

Bahkan, Alma pernah dilabrak oleh istri dosen dan dituduh selingkuh dengan ZH. Meski demikian, kata Al Ghazali untuk membuat korban ini berbicara bukanlah sesuatu yang mudah. Ia harus memerlukan pendekatan agar korban ini mau bercerita untuk menceritakan kronologi yang dialaminya. "Untuk membuat korban speak up ini yang susah. Kami harus melakukan pendampingan, dan korban sendiri merasa takut untuk mengungkapkan," ucap Al Ghazali dikutip dari SURYAMALANG.COM, Sabtu (18/5/2019).
6 dari 9 halaman

Ada korban lain

Selain Alma, Ratih juga pernah menjalin hubungan dengan ZH. Akibat hubungan itu, Ratih mengalami efek psikologis yang membuat dirinya trauma. Kata Al Ghazali, Ratih hingga sampai saat ini masih ketakutan dan marah atas semua yang sudah menimpanya. Meski demikian, Al Ghazali belum bisa menjelaskan secara spesifik kasus yang dialami dua korban tersebut.
7 dari 9 halaman

Korban depresi

Persis seperti cara ZH mendekati Alma, Ratih didekati sejak mahasiswi baru. Kepada Ratih, ZH mengesankan hubungan romantis dianta keduanya. Jadi, apa pun yang dia lakukan terhadap Ratih terlihat seperti suka sama suka. Ratih tak tahu sama sekali ZH sudah punya istri. Ia juga tak tahu ZH mendekati Alma. Semakin lama Ratih merasa hubungannya dengan ZH tidak sehat hingga depresi. Kini, keduanya sedang didampingi oleh Woman Crisis Center Malang, meski WCC belum bisa memberikan konfirmasi soal kasus ini. "Kini WCC sedang melakukan pendampingan kepada mereka (kedua korban). Kami di sini sangat menyesalkan atas kejadian ini," ujar Al Ghazali.
8 dari 9 halaman

Belum ada sanksi dari kampus untuk ZH

Al Ghazali yang juga merupakan mahasiswa UIN Jurusan Manajemen itu mengaku, hingga saat ini ZH masih melakukan kegiatan pengajaran dan belum diberikan sanksi tegas. Menurutnya, ZH termasuk orang penting di UIN Malang. Hal itu yang membuat kasus kekerasan seksual di UIN Malang sengaja ditutup-tutupi oleh pihak kampus. "Memang secara struktural, pihak yang kita lawan bersekongkol di rektorat. Meski ada dosen yang pro dan kontra terhadap korban," ujarnya.
9 dari 9 halaman

Hanya 2 korban yang bersuara, yang lain bungkam

Tak hanya itu saja, AMM juga mencurigai adanya tindakan otoritas kampus yang mengkondisikan massa agar kasus ini tidak menyebar luas. Hal itu dilakukan dengan cara melakukan propaganda-propaganda dengan menutup-nutupi kasus ini. "Ke depan, kami berupaya mengkampanyekan isu ini agar menjadi isu bersama di Kota Malang dan mendorong pihak kampus memproses kasus ini secara serius," terangnya. Kasus kekerasan seksual di lingkup kampus bagaikan fenomena gunung es. Banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi, namun hanya sedikit yang nampak ke permukaan. Kabarnya masih banyak korban kekerasan seksual dosen ZH yang masih bungkam soal kejadian yang dialaminya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya