1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Detik-detik Penyelamatan Bayi Berusia 5 Bulan Korban Banjir Sentani Setelah 6 Jam Terjepit Reruntuhan

Penulis : Moana

18 Maret 2019 10:19

Banjir bandang melanda Jayapura dan Yogyakarta

Planet Merdeka - Banjir bandang kembali melanda wilayah Tanah Air pada Minggu, 17 Maret 2019 kemarin. Beberapa daerah di Indonesia pun dilanda banjir, Jayapura dan Yogyakarta menjadi dua daerah yang paling parah. 

Beberapa warga pun harus dievakuasi akibat banjir yang menenggelamkan rumah mereka. Bukan hanya itu, beberapa warga pun meninggal dunia akibat banjir tersebut.

2 dari 8 halaman

Korban meninggal dunia sebanyak 58 orang

Di Jayapura sendiri daerah yang terkena banjir adalah Sentani. Banjir bandang di Sentani sendiri terjadi sejak Sabtu (16/03/19) malam. Bukan hanya banjir tapi disertai pula dengan bencana tanah longsor.

Beberapa orang pun dikabarkan telah meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sentani tersebut. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa korban meninggal di Sentani mencapai 58 orang. Selain itu, banjir juga membuat sekitar 4 ribuan warga mengungsi serta sebanyak 350-an bangunan mengalami rusak. Sedangkan versi polisi, korban jiwa akibat banjir tersebut mencapai 70 orang.

"Korban meninggal 58 orang, 51 di Kabupaten Jayapura karena longsor dan banjir, 7 orang di Kota Jayapura karena tertimbun longsor," ujarnya.


3 dari 8 halaman

Banjir disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi

Lebih lanjut, Sutopo mengatakan bahwa banjir ini bermula ketika daerah Sentani pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 17.00 WIT diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Hujan tersebut kemudian memicu terjadinya longsor di bagian hulu yang materialnya menyumbat sungai hingga membuat air meluap. Akibatnya karena volume air terus bertambah, air pun kemudian meluap dan turun ke dataran bawah yang merupakan kawasan permukiman. Banjir yang turun ke area pemukiman warga itu membawa material kayu dan batu dan menerjang rumah-rumah penduduk.

"Karakteristik banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia diawali adanya longsor di bagian hulu kemudian membendung sungai sehingga terjadi badan air atau bendungan alami," ujar Sutopo.

4 dari 8 halaman

Dipicu gundulnya Gunung Cycloops

Sutopo juga menyebut bahwa dugaan kuat banjir itu terjadi menduga selain karena tingginya curah hujan, juga disebabkan oleh rusaknya ekosistem di Gunung Cycloop, Jayapura, Papua. Daerah pegunungan yang harusnya menjadi hutan sebagai daerah resapan dan penahan longsor malah disulap menjadi ladang dan kebun. Hal itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya banjir dan longsor saat intensitas hujan tinggi melanda wilayah tersebut.

"Kemudian digunakan untuk beberapa kebun, ladang dan sebagainya sehingga kerusakan hutan sudah berlangsung beberapa tahun sebelumnya," tutur Sutopo.
5 dari 8 halaman

Bayi berusia 5 bulan berhasil diselamatkan

Dibalik banjir bandang Sentani yang menewaskan puluhan orang ada kisah heroik yang dilakukan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat mengevakuasi korban.

Anggota TNI dari Kodam 17 Cenderawasih berhasil menyelamatkan seorang bayi berusia 5 bulan. Bayi itu terjebak selama kurang lebih 6 jam di bawah reruntuhan rumah. Korban berhasil ditemukan sekitar pukul 08.00 WIT, di Kampung Taruna, Jalan Sosial Sentani.


6 dari 8 halaman

Terjepit kayu reruntuhan rumah

Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf. M Aidi mengatakan, awalnya anggotanya yakni Sertu Hanafi, Sertu Samsi, Prada Yacob, Prada yusril dan Prada Syahril melaksanakan tugas mereka dalam penanggulangan bencana banjir di sekitar Kampung Taruna.

Ketika melakukan penyisiran di wilayah tersebut, Prada Syahril menemukan seorang bayi yang berada di kolong rumah warga. Saat pertama kali ditemukan, bayi itu dalam posisi terjepit kayu reruntuhan rumah.

"Korban masih berusia lima bulan. Bayi tersebut orang asli Papua," kata Aidi.
7 dari 8 halaman

Kayu reruntuhan digergaji

Lebih lanjut, Aidi menuturkan bahwa untuk mengevakuasi korban, kayu yang menjepitnya harus dipotong menggunakan dua gergaji secara hati-hati. Dalam video yang beredar di media sosial terlihat bahwa seorang anggota TNI meminta untuk dicarikan gergaji.

"Bisa minta tolong carikan gergaji? Kasihan ini kalau terlalu lama, kasihan anaknya," ujar seorang anggota TNI.

Seorang anggota TNI tersebut kemudian terlihat dengan bersusah payah memotong kayu yang menutupi kolong rumah menggunakan gergaji. Ia juga sempat beberapa kali mengarahkan senter ke arah bayi yang terlihat tak sadarkan diri tersebut. Tak berselang lama, bayi itupun akhirnya bisa diselamatkan.
8 dari 8 halaman

Dibawa ke puskemas

Setelah berhasil diselamatkan, bayi tersebut kemudian dibawa ke Puskemas Sentani untuk mendapatkan perawatan. Saat dievakuasi, bayi itu terlihat berlumuran lumpur. Sebelum tiba di puskesmas, Prada Syahril sempat membawa bayi malang tersebut menggunakan motor. Namun, di tengah perjalanan ia berpapasan dengan sebuah mobil ambulans. Bayi itupun kemudian dibawa menggunakan ambulans dan tiba di puskemas lebih cepat.

"Korban berhasil dievakuasi ke puskesmas Sentani dengan menggunakan ambulans," ujarAidi.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya