1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Dibakar hidup-hidup oleh KAW, ternyata seperti ini keseharian Ferin, bikin sedih sahabatnya

Penulis : Moana

10 Agustus 2018 14:27

Seorang wanita ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di Blora, Jawa Tengah

Planet Merdeka - Kabar pembunuhan seorang wanita cantik di Blora, Jawa Tengah memang cukup mengejutkan banyak orang. Wanita yang berprofesi sebala Sales Promotion Girl (SPG) itu dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup.

Wanita berusia 21 tahun itu dibunuh oleh teman kecannya yang ia kenal melalui media sosial. Mayat wanita bernama Ferin Diah Anjani itu pertama kali ditemukan di Desa Sendang Wates, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

2 dari 6 halaman

Identitasnya diketahui setelah polisi melakukan penyisiran ke berbagai wilayah di Jawa Tengah

Sekujur tubuh Ferin hangus terbakar, sidik jarinya pun turut terbakar hingga sulit dikenali. Jasad tersebut pun sempat dimakamkan karena tak kunjung diketahui identitasnya. Bahkan orang-orang yang tinggal di sekitar lokasi penemuan mayat pun juga tak ada yang merasa kehilangan anggota keluarga mereka.

Setelah polisi melakukan berbagai upaya mengungkap kejahatan keji ini, pihaknya pun berhasil mengungkap identitas wanita tersebut. Polisi berhasil mengungkap identitas mayat perempuan tersebut dengan menyebar anggota tim Satreskrim Polres Blora menyasar sejumlah wilayah dari Jumat (3/8/2018) lalu.

Berdasarkan bukti-bukti dan temuan di lapangan, penyelidikan tersebut mulai mengerucut bahwa korban adalah salah satu warga Semarang. Keyakinan akan informasi, identitas beserta asal-usul korban semakin menguat manakala di Polrestabes Semarang juga diketahui ada laporan orang hilang dengan ciri-ciri yang sama dengan mayat di Blora. Dan diketahuilah bahwa itu adalah jasad Ferin warga RT04/RW 16, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jateng.

AKBP Saptono mengutarakan pun memastikan identitas Ferin dengan mengunjungi pihak keluarga korban dan mencocokkan barang bukti berupa anting yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).

"Setelah ditunjukkan anting yang dipakai korban, pihak keluarga mengenali dan mengatakan kalau anting tersebut milik korban," kata Saptono.
3 dari 6 halaman

Pelaku ditangkap dan mengaku pernah melakukan kejahatan yang sama pada 2011 lalu

Setelah mendatangi anggota keluarga, polisi pun melakukan penyelidikan dan berhasil mengantongi identitas pelaku, dan mulai mengejar terduga pelaku pembunuhan perempuan tersebut. Dua hari berselang yaitu, Selasa (8/8/2018) Satreskrim Polres Blora menangkap pelaku pembunuhan Ferin di Semarang.

Pelaku KAW (30), warga asal Kecamatan Kunduran, Blora, namun ngekost di Tlogosari Wetan, Pedurungan, Semarang. Pelaku ternyata berprofesi sebagai Manajer Front Office di sebuah hotel di kawasan Semarang, Jawa Tengah.

Di hadapan polisi, pelaku mengakui semua perbuatannya telah membunuh korban dengan cara dibakar. Ferin dibakar saat masih hidup. Tangan beserta kaki korban diikat sebelum dibakar.

"Berdasarkan pengakuan pelaku, korban ini dibakar hidup-hidup dengan tangan dan kaki masih terikat. Korban disiram bensin satu liter kemudian dibakar," kata AKBP Saptono.

Menurut Saptono, sebelum kejadian, korban bertemu dengan pelaku di sebuah kamar hotel di Semarang. Keduanya lantas berhubungan intim. Setelah puas melakukan hubungan seksual, pelaku menganiaya korban hingga tak sadarkan diri.

"Pelaku kemudian membawa korban menuju kawasan hutan di Blora dengan mengendarai mobil Honda Jazz pinjaman. Korban dibekap, diikat tangan dan kakinya. Nah, di lokasi kejadian, korban yang masih hidup disiram bensin satu liter dan dibakar. Setelah dipastikan tewas, pelaku kabur," terang Saptono.

Kepada polisi, pelaku juga mengaku pernah membunuh perempuan lain dan membakar jasad korbannya itu pada 2011 silam.

"Dan ini juga setelah kita interogasi, pelaku ini melakukan hal yang sama pada tahun 2011, dengan motif mengambil mobil korban. Dengan TKP di Todanan yang dulu sampai sekarang belum terungkap itu," ujarnya.

Polisi menduga pelaku kembali mengulangi perbuatannya karena aksinya pada tahun 2011 tidak terungkap.

"Jadi karena mungkin dulu pernah melakukan hal yang sama, berpikiran seperti itu tidak bisa terungkap, jadi diulangi lagi dia (pelaku)," imbuhnya.

Pelaku melakukan penganiayaan terhadap Ferin di sebuah kamar hotel di Kota Semarang, namun bukan di hotel dimana dirinya bekerja sebagai Manajer Front Office.

"Pelaku ini padahal kerjanya front office hotel lho, gajinya ya harusnya mencukupi, apalagi dia ini (lulusan) S1. Beda, hotelnya tempat pelaku kerja sama TKP dia membunuh korban ini beda hotel," kata AKBP Saptono.

Terpisah Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Heri Dwi Utomo, menyampaikan, indikasi korban dibakar hidup-hidup itu juga diperkuat dengan adanya hasil penyelidikan tim Labfor Polda Jateng.

"Korban dibakar hidup-hidup merujuk autopsi tim Labfor Polda Jateng. Pelaku mengakuinya juga," kata Heri.
4 dari 6 halaman

Curhatan teman korban

Akun Instagram @azalianadya mengunggah sebuah capture juga foto ketika berada di pusara Ferin Anjani. Dalam capture percakapan, Azalia Nadya mengatakan bahwa Ferin adalah orang yang selalu menemaninya bila ia merasa takut atau bosan di kosan.

"Ak kalo takut bobok di kamar sendirian pasti naiknya ke kamar dya pa bobo sama dya. Yang nemenin aku bobok," tulisnya pada kontak bernama Papa.

Tak hanya percakapan saja, ia juga mengunggah foto di pusara Ferin. Di foto lain, Azalia juga mengunggah foto sejumlah lelaki yang berdiri sambil mengacungkan jari jempol. Di tengah para lelaki ini ada seorang pria berbalut perban pada dahi dan kaki kanan dalam kondisi tangan terikat. Diduga lelaki tersebut merupakan pelaku pembunuhan Ferin.

5 dari 6 halaman

Ferin dikenal baik hati

Semasa hidupnya, Ferin dikenal sebagai sosok yang setia kawan dan baik hati. Dan selama ini, Ferin juga dikenal sebagai seseorang yang sangat peduli dengan teman-temannya. Ferin juga selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dengan temannya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu teman yang sering menghabiskan waktu bersama korban, Lukman, saat ditemui di rumah duka.

"Saya bukan teman SMA, bukan teman sekolah ya teman nongkrong aja tapi dia memang baik banget," jelasnya.

Lukman mengakui bahwa sudah hampir satu tahun dirinya tidak bertemu dengan Ferin, dan kaget saat mendapat kabar tragis ini.

"Semoga pelakunya segera tertangkap, sadis itu nggak cuma membunuh tapi juga membakar, dan semoga mendapat hukuman yang setimpal," sambungnya.
6 dari 6 halaman

Kesaksian ibu Ferin

Ibunda Ferin, Kiswanti juga mengungkapkan bahwa anak keempatnya tersebut adalah sosok yang pandai bergaul. Salah satu bentuknya adalah dengan banyaknya teman-teman Ferin yang datang melayat. Bahkan, ibu Ferin juga mengatakan bahwa sang anak pernah membiayai hidup temannya yang gagal menjadi TKW ke Korea.

"Itu ya agar lebih dekat dengan temannya, bahkan dia rela membiayai hidup temannya yang gagal jadi TKW ke Korea selama di Semarang," ungkap Kiswanti.

Menurut pengakuan ibunya, sekitar 2 tahun ini Ferin memang memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah rumah kos yang berada di Siliwangi Residence.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya