1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Nenek ini dipermalukan anak kandung di depan umum, hal menyedihkan terkuak saat celana nenek diangkat

Penulis : Moana

13 Oktober 2018 10:36

Seorang nenek setiap pagi duduk melamun di bawah pohon besar

Planet Merdeka - Bagi seorang ibu, anak itu adalah segalanya. Mereka nggak segan berkorban demi bisa membahagiakan buah hatinya. Namun, seringkali pengorbanan seorang ibu ini dibalas dengan perlakuan yang tidak pantas oleh anaknya. Seperti yang dialami oleh seorang nenek asal desa Nan-an di China yang bernama nenek Huang.Dia dipermalukan oleh anak kandungnya sendiri di depan umum.

Nenek Huang setiap pagi selalu duduk melamun di bawah sebuah pohon besar yang letaknya berada tak jauh dari gerbang desa yang ia tinggali. Ketika melihat banyak orang berlalu lalang, ia nampak sangat senang. Namun, terkadang malah ia menangis. Entah apa yang ia ratapi.

2 dari 7 halaman

Kehidupannya menyedihkan

Nenek Huang ini dulunya saat masih muda merupakan gadis desa yang sangat cantik. Hingga akhirnya ia menikah dengan seorang pria baik hati dan dikaruniai dua orang anak. Lengkap rasanya kebahagiaan keluarga ini. Namun, kebahagiaan itu berubah seketika ketika sang suami meninggal terhantam batu dan terjatuh saat sedang mendaki gunung.

Setelah kepergian sang suami, nenek Huang tinggal bersama kedua anak kembarnya itu. Dan mereka hidup dalam kondisi yang sangat menderita. Demi menghidupi kedua anaknya, nenek Huang bekerja keras bahkan ia juga melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh seorang laki-laki. Sungguh menyedihkan sekali keadaannya saat itu.
3 dari 7 halaman

Mengusir anaknya

Hingga tiba satu waktu, dimana nenek Huang merasa sangat lelah dengan keadaannya. Ia pun mengusir kedua anaknya itu dan berkata tidak mau lagi merawat mereka. Ia berkata bahwa dirinya sudah sangat membenci mereka. Kedua anaknya pun sedih mendengar hal itu, sepanjang malam mereka menangis, memohon kepada ibunya. Namun, hati nenek Huang seolah tak goyah, dan ia tetap mengusir mereka.

Anaknya laki-laki yang bernama Ah Jun merasa sangat sedih dengan hal itu. Saat itu Ah Jun masih berusia 3 tahun. Dan ia pun sangat sakit hati dengan tindakan ibunya itu. Beruntungnya Ah Jun, setelah diusir oleh ibunya, ia diangkat anak oleh sebuah keluarga kaya yang tempat tinggalnya juga berada di daerah situ.
4 dari 7 halaman

Ah Jun jadi orang sukses

Tumbuh dewasa, Ah Jun pun menjadi orang yang sukses dan ia bekerja di kota besar. Setiap kali pulang, Ah Jun selalu diiringi beberapa mobil. Namun, sebagai ibu kandungnya, tidak pernah sedikitpun nenek Huang merasakan kemewahan yang dimiliki anaknya itu. Berapa sedih hatinya, anak yang ia lahirkan sudah berhasil tapi ia justru tidak dianggap.

Nampaknya Ah Jun masih menyimpan dendam kepada ibunya. Ternyata sesaat setelah ayahnya meninggal sang ibu pernah berkata bahwa mereka tidak akan pernah berpisah, apapun yang terjadi, sambil memeluknya dan juga kakaknya. Tapi, sumpah ibunya itu langsung lenyap seketika nenek Huang mengusirnya dari rumah.
5 dari 7 halaman

Ah Jun bertemu Nenek Huang

Dan tiba saatnya Ah Jun pulang, dia ingin membawa kedua orang tua angkatnya untuk ke kota. Namun, sesampainya ia di sebuah pohon besar yang diduduki Nenek Huang, ia lantas turun dari mobil serta mengajak kedua orang tua angkatnya untuk turun bersamanya.

Ia berlutut didepan orang tua angkatnya dan berkata bahwa ia ingin membalas semua kebaikan mereka setelah puluhan tahun merawatnya. Sontak perkataan Ah Jun itu membuat orang tua angkatnya malu, dan mereka berkata ia tidak seharusnya melakukan itu, karena Nenek Huang adalah ibu kandungnya. Namun, Ah Jun tetap tidak mau mendengarkan mereka.
6 dari 7 halaman

Ah Jun menghina sang ibu

Dan Ah Jun pun mengajak pula kakaknya yang sedang duduk bersama nenek Huang untuk ikut ke kota bersamanya. Bahkan ia mengolok-olok ibunya.

"Kak, ayo kita pergi! Pergilah bersamaku ke kota untuk hidup dengan kenyamanan. Untuk apa kamu masih menjaga wanita tua yang tidak tahu diri itu? Apa kamu lupa, dia sudah mengusir kita?" demikian ucap Ah Jun
7 dari 7 halaman

Ah Jun menangis di hadapan ibunya

Tanpa berlama-lama, kakaknya pun menghampiri Ah Jun dan menamparnya. Ia lalu membawa Ah Jun mendekat kepada ibunya. Dengan sigap kakaknya mengangkat celana nenek Huang, namun tak terlihat kaki disana. Betapa sedih hati Ah Jun melihat kondisi ibunya itu.

Kakaknya pun menjelaskan alasan ibunya melakukan itu bukanlah keinginannya. Tapi ia tidak ingin melihat anak-anaknya menderita. Dan kaki nenek Huang itu patah saat ia bekerja keras untuk bisa bertahan hidup. Seketika itu, Ah Jun langsung jatuh berlutut di atas tanah, meraba-raba celana nenek Huang yang kosong tak berkaki, dan suaranya bergema seketika saat menyebut kata “Ibu”.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya