1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Fakta-fakta Dibalik Kerusuhan di Manokwari, Gedung DPRD Dibakar hingga Negosiasi Gagal

Penulis : Moana

19 Agustus 2019 15:15

Terjadi kerusuhan di Manokwari

Senin (19/08/2019) terjadi kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. Kerusuhan itu berbuntut pembakaran gedung DPRD Papua Barat oleh massa. Bukan hanya gedung DPRD yang dibakar tetapi sejumlah kendaraan seperti sepeda motor dan mobil juga ikut dibakar.

Bahkan sejumlah ruas jalan juga ditutup oleh massa. Kerusuhan yang terjadi di Manokwari ini diduga merupakan buntut dari aksi persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur serta di Semarang, Jawa Tengah.

2 dari 9 halaman

1.Gedung DPRD Papua Barat dibakar hingga ruas jalan ditutup

Massa membakar gedung DPRD Papua Barat. Dalam tayangan di Kompas TV, terlihat api bercampur kepulan asap menyelimuti gedung tersebut. Akibat pembakaran gedung DPRD yang dilakukan oleh massa tersebut, sejumlah ruas jalan pun ditutup.

Beberapa ruas jalan yang diblokade adalah Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari. Dan salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos sudarso.
3 dari 9 halaman

2. Awal terjadinya kerusuhan

Kerusuhan berawal dari protes massa atas dugaan adanya persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua yang berada di sejumlah daerah di Jawa Timur. Turun ke jalan, massa menyampaikan protes mereka. Tanpa tangan kosong, massa juga membawa senjata tajam dan spanduk sebagai bentuk protes mereka. Senjata tajam yang dibawa oleh massa itu mereka gunakan untuk menebang pohon guna menutup akses jalan.

Aparat keamanan pun sudah berusaha untuk membubarkan aksi massa tersebut. Sebagian bahkan berjaga di beberapa objek vital seperti bank, pusat-pusat perbelanjaan dan beberapa tempat lainnya. Selain itu, massa juga melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame, serta tiang lampu lalu lintas di pinggir jalan Yos Sudarso.

Di sisi lain, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani mengatakan bahwa massa menutup hampir semua ruas jalan yang ada di Manokwari. Bahkan ia tak bisa mendekati gedung DPRD meskipun jarak antara kantornya dan gedung dewan tersebut cukup dekat. Hal itu lantaran massa yang melakukan aksi masih beringas.
4 dari 9 halaman

3. Kesaksian warga

Salah seorang warga yang tinggal di dekat gedung DPRD Papua Barat, Evi mengatakan bahwa ia melihat banyak yang terbakar karena kerusuhan itu. Bahkan dirinya yang ada di lokasi tersebut pun panik ketika massa melakukan kerusuhan.

"Saya lihat banyak yang terbakar ini. Kerusuhannya kami sudah panik sekali di sini," kata Evi.

Wanita yang juga bekerja sebagai staf humas Polda Papua Barat ini mengatakan, ia dan keluarga tak dapat beraktivitas di luar rumah.

"Iya saya sekitar kerusuhan. (Rumah) saya posisinya di tengah-tengah keramaian. Saya di dalam rumah. Cuma kita lihat itu DPRD lagi kebakaran itu. Ada suami, anak (di dalam rumah). Anak tidak sekolah, diliburkan. Saya juga tidak di kantor karena takut," tambahnya.

5 dari 9 halaman

4. Negosiasi gagal, Pangdam dan Kapolda diserang massa

Aparat Kepolisian, TNI hingga pimpinan daerah yang ada di Papua Barat berusaha untuk melakukan negosiasi dengan massa. Namun, ternyata negosiasi tersebut belum membuahkan hasil. Sebelumnya, pertemuan antara Kapolda Papua Barat dan Pangdam dengan massa berlangsung dengan aman. Tetapi, kemudian ada sejumlah massa yang tak terima. Dan mereka pun kemudian melempari Kapolda dan Pangdam dengan batu dan kayu. Hingga akhirnya Kapolda dan Pangdam dievakuasi sekitar 60 meter.

Untuk menghalau aksi penyerangan ini, aparat kepolisian kemudian menembakkan gas air mata ke massa yang beringas. Dan hingga saat ini, kondisi masih belum kondusif. Massa pun masih bertahan di lokasi kerusuhan.
6 dari 9 halaman

5. Tiga mobil dan dua sepeda motor dibakar

Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak 3 mobil dan 2 sepeda motor hangus diakar oleh massa. Sementara itu, Kapolda dan Pangdam pun telah dievakuasi ke dalam mobil dan dibawa ke luar area kerusuhan. Di sisi lain, aparat Kepolisian dan TNI masih terus disiagakan di lokasi sampai suasana benar-benar telah kondusif.
7 dari 9 halaman

6. Tanggapan Gubernur Papua

Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan bahwa pihaknya sangat menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan sepanjang dilakukan secara proposional dan profesional serta berkeadilan.

Meskipun demikian, Lukas meminta agar aparat keamanan tak melakukan pembiaran terhadap aksi persekusi ataupun main hakim sendiri dari kelompok atau individu yang telah melukai hati warga Papua.

Hal tersebut dikatakan oleh Lukas merupakan buntut dari tindakan aparat yang mengamankan 43 mahasiswa di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua," kata Lukas.

Lukas juga menyayangkan adanya tindakan rasis oknum aparat saat upaya penangkapan para mahasiswa tersebut. Terlebih hal tersebut dilakukan menjelang perayaan Hari Kemerdekaan RI ke 74.

"Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial, diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama," ujar Lukas.

Lukas juga mengatakan bahwa tindakan rasis yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya sudah sangat menyakitkan bagi warga Papua.

"Tindakan rasial di Surabaya sangat menyakitkan," kata Lukas.

8 dari 9 halaman

7. Aksi demonstrasi juga terjadi di Jayapura

Bukan hanya terjadi di Manokwari, tetapi aksi demonstrasi juga terjadi di Kota Jayapura. Warga di Kota Jayapura tutun ke jalan untuk melakukan protes atas aksi penangkapan 43 mahasiswa asal Papua di Surabaya. Massa berkumpul di beberapa titik seperti di Perumnas 3, Expo Waena dan Abepura.

Massa yang menggunakan kendaraan bermotor dan berjalan kaki berkumpul di Abepura dan selanjutnya bergerak menuju kawasan kota dengan titik akhir di Kantor Gubernur Papua.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal memastikan bahwa aparat kepolisian telah siap mengawal massa yang ingin menyampaikan aspirasi ke DPR Papua dan Kantor Gubernur Papua. Kamal juga mengimbau massa untuk tidak terpancing dan melakukan aksi perusakan, seperti yang dilakukan massa di Manokwari, Papua Barat dengan membakar gedung DPRD.

"Fasilitas yang ada di Papua, khususnya Jayapura, tentu itu harus kita jaga bersama, jangan sampai ada pihak-pihak melakukan perusakan," kata Kamal.

Hingga Senin siang, aktifitas masyarakat di sekitar Abepura berlangsung tak seperti biasanya. Sekolah di sekitar Abepura sudah memulangkan para siswanya karena terjadi demonstrasi massa. Sementara, di kawasan kota, aktifitas masih berlangsung normal dan aparat keamanan sudah berjaga di sejumlah titik untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

9 dari 9 halaman

8. Gubernur Jawa Timur sampaikan permintaan maaf.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pernyataan resminya terkait hal tersebut. Khofifah ingin seluruh elemen di Jawa Timur sama-sama menjaga harmonisasi. Hal itu ia sampaikan dalam apel pagi bersama ASN di lingkup Pemprov Jawa Timur.

"Jadi saya ingin sampaikan pada anak-anak saya mahasiswa Papua yang tinggal di Jawa Timur. Bukan hanya di Surabaya, bukan hanya di Malang. Mari kita sama-sama membangun harmonious partnership di antara seluruh mahasiswa yang ada," tegas Khofifah.

Khofifah juga menyampaikan permintaan maafnya atas tindakan yang terjadi di wilayah yang dipimpinnya tersebut atas perlakuan yang dianggap menyakiti warga Papua.

"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf atas nama masyarakat Jatim, sekali lagi (kejadian tersebut) itu tidak mewakili masyarakat Jatim," ujar Khofifah.

Khofifah mengatakan, insiden yang menimpa mahasiswa Papua itu dilakukan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Oknum tersebut diduga sengaja membuat provokasi untuk menyulut massa.

"Yang terkonfirmasi ke beberapa elemen kemudian menimbulkan sensitivitas adalah kalimat-kalimat yang kurang sepantasnya terucap. Saya ingin menyampaikan bahwa itu sifatnya personal itu tidak mewakili masyarakat Jatim," katanya.

Lebih lanjut, Khofifah menjamin bahwa masyarakat dan mahasiswa Papua yang tengah berada di Jawa Timur tetap dalam kondisi aman dan terlindungi dengan baik.

"Seluruh mahasiswa Papua yang sedang studi di Jatim mereka akan terjaga keamanannya mereka akan terlindungi. Jadi saya berharap mereka bisa melanjutkan studinya dengan baik," ujarnya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya