1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Gara-gara Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Teman Pria, Siswi SMP di Solo Dikeluarkan dari Sekolah

Penulis : Moana

13 Januari 2020 12:07

Siswi SMP dikeluarkan dari sekolah hanya karena ucapkan selamat ultah

Kabar mengejutkan di dunia pendidikan kembali membuat geger netizen. Kali ini tentang kabar seorang siswi SMP di Solo, Jawa Tengah yang dikeluarkan dari sekolah atau di drop out (DO).

Siswi SMP berinisial AN ini dikeluarkan dari sekolahnya hanya karena mengirimkan pesan singkat atau chat ucapan selamat ulang tahun kepada teman sekolah laki-lakinya.

2 dari 18 halaman

Dibenarkan pihak sekolah

Setelah ditelusuri kabar tersebut berasal dari SMP IT Nur Hidayah Solo. Peristiwa yang menggemparkan netizen ini pun kemudian dibenarkan oleh pihak sekolah. Pihak sekolah membenarkan telah menyerahkan kembali salah seorang siswi mereka kepada orangtuanya.

Namun, Kepala SMP IT Nur Hidayah Solo, Zuhdi Yusroni kurang berkenan untuk membuka secara gamblang kronologis kejadian tersebut. Hal itu dilakukan untuk menjaga nama baik siswi tersebut.

"Mohon maaf, saya tidak bisa menjelaskan secara keseluruhan kronologisnya untuk menjaga nama baik siswi. Terlebih lagi, siswi tersebut telah kembali bersekolah di tempat yang baru," terangnya.
3 dari 18 halaman

Sudah sesuai prosedur

Zuhdi menegaskan pihak sekolah telah melakukan tindakan yang sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

"Itu harus kita lakukan untuk menegakkan kedisiplinan juga, siswi sudah menerima dan sudah pindah. Kami juga telah memberikan surat keterangan agar membantu dia untuk melanjutkan pendidikannya," tambahnya.
4 dari 18 halaman

Sudah dibina

Ketidakdisiplinan siswi tersebut bukan hanya soal pengucapan selamat ulang tahun kepada teman sekolah laki-lakinya. Zuhdi mengatakan bahwa sejak kelas VII, pihak sekolahan sudah melakukan pembinaan kepada siswi tersebut.

"Bukan hanya itu, ada tindak ketidakdisiplinan lain yang muncul sejak kelas VII, jadi bukan soal itu saja sebenarnya. Bahkan, sebenarnya sejak kelas VII sudah kami bina siswi tersebut sampai kelas VIII," imbuhnya.

Poin tindak ketidakdisiplinan yang dilakukan telah terakumulasi dan sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan. Hal itulah yang membuat siswi tersebut harus diserahkan kembali kepada orang tuanya.
5 dari 18 halaman

Kondisinya memprihatinkan

Sementara itu, Zuhdi mengatakan bahwa kondisi siswi tersebut, kini sangat memprihatinkan. Menurutnya, siswi itu kini tertekan setelah berita tentang dirinya viral.

"Siswi tersebut tertekan setelah kisahnya viral. Kemarin kami sudah mencoba menutup hal tersebut untuk menjaga nama baiknya," imbuhnya membeberkan.
6 dari 18 halaman

Kondisinya memprihatinkan

Sementara itu, Zuhdi mengatakan bahwa kondisi siswi tersebut, kini sangat memprihatinkan. Menurutnya, siswi itu kini tertekan setelah berita tentang dirinya viral.

"Siswi tersebut tertekan setelah kisahnya viral. Kemarin kami sudah mencoba menutup hal tersebut untuk menjaga nama baiknya," imbuhnya membeberkan.
7 dari 18 halaman

Orangtua tak nyaman

Zuhdi menyampaikan, orangtua siswi awalnya tak tahu kisah anaknya viral. Setelah tahu, mereka merasa tak nyaman dengan hal tersebut.

"Awalnya, mereka tidak tahu kalau viral, setelah viral jadi kasihan dengan siswi itu. Bapaknya juga merasa malah tidak nyaman dengan berita yang ada," tambahnya.
8 dari 18 halaman

Orangtua tak nyaman

Zuhdi menyampaikan, orangtua siswi awalnya tak tahu kisah anaknya viral. Setelah tahu, mereka merasa tak nyaman dengan hal tersebut.

"Awalnya, mereka tidak tahu kalau viral, setelah viral jadi kasihan dengan siswi itu. Bapaknya juga merasa malah tidak nyaman dengan berita yang ada," tambahnya.
9 dari 18 halaman

Pengakuan alumni

Sementara itu, mencuatnya persoalan ini menggugah seorang alumni sekolah tersebut, Vega Rasiditya Andryant Putra. Vega pun blak-blakan mengungkapkan secuil kisah saat dirinya bersekolah di sekolah swasta tersebut. Diakui Vega, dirinya bahkan hampir dikeluarkan akibat akumulasi ketidakdisiplinan yang dilakukannya.

"Waktu saya dulu itu berat, tapi memang sekolahnya semi pondok pesantren, keras aturan nya," ujar Vega.
10 dari 18 halaman

Mendapat peringatan

Meski tak sampai dikeluarkan, Vega mengaku sempat mendapat peringatan dari pihak sekolah. Padahal, diakui oleh Vega, dirinya kala itu memiliki prestasi di bidang non akademik.

"Kalau dulu sih saya belum dikeluarkan, cuma mendapat peringatan saja, padahal saya punya prestasi non-akademik," tuturnya.
11 dari 18 halaman

Sering ijin

Saat masih bersekolah di sana, Vega mengatakan bahwa dirinya aktif bermain musik dengan band bentukannya. Bahkan, band tersebut dikontrak salah satu stasiun TV lokal selama satu tahun. Jika jadwal itu tak dijalankan, Vega bersama bandnya akan mendapat hukuman. Itu juga yang membuatnya sering ijin tak masuk sekolah.

"Di situ memang saya dulu pernah di kontrak salah satu stasiun TV lokal selama satu tahun untuk ikut siaran. Jadi namanya kontrak harus ikut jadwal siaran mau pukul 10 pagi, pukul 12 siang, pukul 2 siang, pukul 3 sore, apa pukul 7 malam pun juga harus dijalankan. Cuman yang mengecewakan itu, dari pihak sekolah, mengizinkan tiap saya manggung, tapi tidak ada piagam/sertifikat penghargaan. Malah dapat ucapan, kalau tidak berubah, lebih baik keluar dari sekolah itu dari pada lanjut ke kelas tiga," imbuhnya.
12 dari 18 halaman

Banyak yang dipanggil

Ucapan itu diterimanya saat proses penerimaan rapor dan ada kurang lebih tujuh anak yang dipanggil untuk menghadap perwakilan sekolah. Mereka dipanggil dengan bermacam permasalahan, termasuk pula chatting dengan lawan jenis.

"Ada yang berhubungan sama lawan jenis lewat chat, ada yang kurang pinter akademiknya, terus saya yang tidak pernah masuk/ijin terus di sekolah. Namanya masih anak-anak kecil pada takut dengan ucapan itu, alhasil tidak ada yang dikeluarkan, semua milih berubah," tambahnya.
13 dari 18 halaman

Malu menyebut nama sekolah

Vega memilih tetap melanjutkan karier bermusiknya, meskipun posisinya sebagai lead guitar harus digantikan pemain pengganti saat menginjak kelas IX. Vega mengaku bahwa dirinya pernah malu saat ditanya pembawa acara terkait asal usul sekolahnya saat manggung.

"Jadi kalo waktu konser, pasti ditanya pembawa acara soal nama siapa, dari mana. Biasanya saya cuman jawab, 'Vega dari SMP swasta', jadi agak tidak mau menyebut nama sekolah, seperti malu, sekolahnya saja tidak menghargai, padahal saya dulu angkatan V dadi sekolah itu," imbuhnya.
14 dari 18 halaman

Kaget dengan kabar adik kelasnya

Vega pun mengaku kaget dengan mencuatnya persoalan seorang adik kelasnya yang ternyata dikeluarkan dari sekolah hanya karena chatting mengucapkan selamat ulang tahun.

"Cuman terkejut saja, baca kemarin di media sosial, sampai dikeluarkan karna chat sama lawan jenis. Zamanku dulu, kalau ketemuan, gandengan tangan, dan ketahuan di mall berduaan, besoknya dipanggil orang tuanya sama anaknya," tambahnya.
15 dari 18 halaman

Merasa aneh

Bila kepergok berbuat semacam itu, murid sekolah swasta itu bisa dikeluarkan. Itu pun juga melihat akumulasi poin ketidakdisiplinan yang sudah didapatkan. Vega pun mengaku aneh ketika mendengar kabar dikeluarkannya siswi SMP berinisial AN tersebut.

"Pokoknya nanti kalau ada pelanggaran, ada poin, nanti poinnya kalau sudah banyak baru dikeluarkan. Tapi, masak, ya, hanya karena chat dikeluarkan, itu emang aneh," tandasnya.
16 dari 18 halaman

Pernyataan KPAI

Sementara itu, pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan keputusan SMP IT Nur Hidayah Solo yang siswinya hanya karena mengucapkan selamat ulang tahun ke lawan jenis. KPAI menilai sekolah terlalu berlebihan menetapkan aturan dan sanksi.

"KPAI menilai sekolah terlalu berlebihan menetapkan aturan sekolah dan menerapkan sanksi, walaupun sekolah menyatakan sudah diketahui di awal anak dan orangtua saat mendaftar atau masuk ke sekolah tersebut dan mengaku sudah melakukan pembinaan terhadap ananda AN," kata Komisioner KPAI Retno Listyari.
17 dari 18 halaman

Melanggar hak

Retno menilai sekolah tersebut melanggar hak atas pendidikan terhadap siswinya tersebut karena mengeluarkan secara tidak adil. Menurutnya, yang dilakukan sekolah tersebut berpotensi menimbulkan stigma negatif terhadap AN.

"Sekolah melanggar hak atas pendidikan ananda AN karena mengeluarkan secara tidak adil dan berpotensi menimbulkan stigma negative bagi ananda AN ketika dia bersekolah di tempat lain," ucapnya.
18 dari 18 halaman

Harus memahami psikologi anak

Padahal, menurut Retno mengucapkan selamat ulang tahun merupakan hal yang wajar dalam sebuah pertemanan dan sosialisasi anak dengan kawan-kawannya. Selain itu, Retno menjelaskan secara psikologi anak dan psikologi perkembangan anak, pada usia remaja 13-15 tahun (SMP/sederajat) memang dalam fase mulai memperhatikan lawan jenis.

Menurutnya, dalam fase tersebut yang seharusnya dilakukan adalah memberikan pendampingan dan edukasi, bukan malah mengekang anak usia tersebut. Ia berpendapat sekolahan tersebut tidak memahami tentang psikologi anak.

"Sekolah tidak memahami psikologi anak dan psikologi perkembangan anak. Anak usia remaja 13-15 tahun (SMP/sederajat) memang dalam fase mulai memperhatikan lawan jenis. Bukan harus dikekang, tetapi dikontrol dan diedukasi. Kalau kita sebagai orang dewasa khawatir karena pada masa ini remaja sangat rentan melakukan hal - hal negatif terhadap seksualitas yang mulai berkembang, maka yang harus dilakukan adalah melakukan pendampingan dan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi," tutur Retno.




  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya