1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Dalam sepekan pelajar SMK dan SMP di Bogor meninggal, bahkan 1 orang kritis, penyebabnya sepele

Penulis : Moana

17 September 2018 09:40

Dalam seminggu pelajar SMK dan SMP di Bogor tewas di jalanan

Planet Merdeka - Kabar mengejutkan kembali menghampiri masyarakat Indonesia khusunya yang bermukim di Bogor, Jawa Barat. Kurang lebih dalam sepekan ini, masyarakat di Bogor digegerkan dengan kabar ada siswa SMP dan SMK yang meninggal dunia di jalanan.  

Bukan hanya itu, bahkan saat ini masih ada satu orang siswa yang tengah kritis dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Penyebabnya pun terbilang sangat sepele. Dan orangtua harusnya lebih waspada mengenai hal ini. Perlu dukungan dan pengawasan orangtua supaya kejadian nahas ini tak terjadi lagi. 

2 dari 7 halaman

Korban meninggal karena terkena sabetan senjata tajam

Mereka meninggal bukan karena kecelakaan di jalan. Melainkan karena tawuran sesama pelajar. Pelajar tersebut tewas usai terkena sabetan senjata tajam yang dibawa oleh pelajar lain. Karena lukanya sangat serius, nyawanya pun tak bisa terselamatkan.

Sedangkan satu orang harus dilarikan ke rumah sakit demi mendapatkan pertolongan. Insiden tawuran antar pelajar ini terjadi dalam kurun waktu yang berdekatan. Tawuran pelajar itu pertama kali terjadi di depan Masjid Al-Mukarramah, Jalan Transyogi, Kampung Sawah, Desa Cileungsi Kidul, Kabupaten Bogor antara dua sekolah SMK yang berbeda.

Korbannya bernama Stivevani (16) yang tewas usai dibacok oleh pelaku dengan menggunakan senjata tajam. Tawuran itu sendiri terjadi di depan Masjid Al-Mukarramah, Jalan Transyogi, Kampung Sawah, Desa Cileungsi Kidul, Kabupaten Bogor menewaskan satu orang pada Rabu (12/9/2018) malam.
3 dari 7 halaman

Keterangan warga

Seorang warga bernama Agung (18) mendengar suara puluhan orang berlarian dari arah Cileungsi menuju masjid yang menjadi lokasi tawuran tersebut.

"Lagi ngopi kang di deket masjid, tiba-tiba ada yang lari dari arah Cileungsi. Sementara korban keluar dari arah belakang masjid jumlahnya lebih banyak kelompok korban dari pada pelaku," ungkapnya.

Menurutnya Agung saat itu korban mengalami luka bacok di bagian dada, kaki seta mulutnya. Agung juga menuturkan bahwa korban dikeroyok oleh lima orang menggunakan clurit. Aksi tawuran tersebut sebenarnya hanya berlangsung sekitar 5 menit. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 21.30 WIB. Dan saat tawuran usai, korban terlihat sudah tergeletak dengan posisi tubuh yang miring.

"Warga pada gak mau deketin karena mereka membawa berbagai jenis senjata seperti clurit, pedang dan gergaji. Korban nih sudah tergeletak dalam keadaan posisi miring. Teman-temannya langsung nolongin dibawa pakai motor bonceng tiga ke arah Cileungsi sana," ujarnya.
4 dari 7 halaman

Pernyataan pihak kepolisian

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena juga membenarkan mengenai insiden tawuran yang terjadi di Jalan Transyogin tersebut. AKP Ita juga mengatakan bahwa akibat insiden tersebut ada dua orang yang menjadi korban.

"Kejadiannya benar, anggota masih di lapangan dalam penyelidikan. Meninggal dunia satu orang, luka satu orang," ungkapnya.

Sementara itu, Kaporlres Bogor AKBP Andi M Dicky mengatakan bahwa pihaknya kini telah mengamankan 18 oknum pelajar yang telah melakukan penyerangan terhadap 2 pelajar lain di Cileungsi, Kabupaten Bogor tersebut hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Belasan oknum pelajar yang diketahui berasal dari SMK BP. Dan masing-masing dari mereka ternyata memiliki peranan seperti provokator hingga eksekutor.

"18 orang kita amankan, punya peranan masing-masing, yaitu pelaku eksekutor 6 orang, 2 orang bawa sajam, 1 provokator, ada juga yang turun membantu," kata AKBP Dicky.
5 dari 7 halaman

Pelajar SMP tewas dalam aksi tawuran

Usai terjadi tawuran antar pelajar SMK yang mengakibatkan adanya satu korban jiwa, insiden tawuran antar pelajar kembali terjadi di Bogor. Dan kali ini terjadi antar pelajar SMP. Dalam insiden tersebut ada satu korban yang meninggal yakni bernama Kusuma Yuda yang usianya masih sangat belia yakni 14 tahun.

Insiden tawuran tersebut terjadi di jalan jakarta bogor depan rumah sakit Trimitra Cibinong, Kabupaten Bogor pada Jumat (14/9/2018) lalu. Pihak kepolisian Polsek Cibinong menduga bahwa pelajar SMP tersebut tewas usai terkena sabetan celurit saat tengah tawuran.

"Korban luka parah, diduga kena sabetan culurit," kata Kanit Reskrim Polsek Cibinong, AKP Sarjiman.

Menurut AKP Sarjiman, saat ini korban tewas sudah dirujuk dari Rumah Sakit Trimitra Cibinong untuk dibawa ke rumah sakit Polri Kramatjati Jakarta untuk dilakukan autopsi.

"Korban saat dirujuk ke rumah sakit Polri Kramatjati untuk dilakukan autopsi," tambahnya.
6 dari 7 halaman

Jenazah korban sudah dimakamkan

Setelah selesai dilakukan autopsi oleh pihak kepolisian, korban pun kini sudah dimakamkan oleh keluarganya. Jenazah korban dikebumikan oleh keluarganya pada Sabtu (15/9/2018) kemarin di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cirimekar, Cibinong, Kabupaten Bogor.

Sementara itu, pihak keluarga korban terlihat sangat terpukul setelah tahu anak lelakinya meninggal dunia saat terlibat tawuran antar pelajar. Ibu korban, Fajaria (38) mengatakan bahwa selama ini anaknya tinggal bersama kakek dan neneknya. Pasalnya, Fajaria berada di luar kota untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga.

"Bapaknya udah gak ada, saat umur dua tahun bapaknya meninggal," kata Fajaria.

Yuda adalah anak tunggal dari Fajaria dan suaminya. Ramaja yang lahir tanpa punya saudara kandung itu, sejak kecil ternyata dirinya sudah harus hidup tanpa seorang ayah. Diakui Fajaria, sebagai ibu dia harus menjadi tulang punggung keluarga bahkan bekerja hingga ke luar kota.

"Sejak kecil sama kakek neneknya terus, karena saya juga jarang pulang karena kerja," kata Fajaria.
7 dari 7 halaman

Penyebab tawuran

Mengenai penyebab tawuran yang terjadi di Bogor dengan waktu yang sangat berdekatan itu, Kapolres Bogor, AKBP A.M Dicky, mengatakan bahwa penyebabnya hanyalah karena persoalan sepele.

"Sebenarnya masalah sepela aja, masalah gengsi-gengsi sekolah saja. Kalau anak-anak ini sekolah bawa senjata tajam, ini niatnya sudah tidak sekolah lagi, niatnya sudah urakan," kata AKBP Dicky.

AKBP Dicky pun menuturkan jika pihaknya sejak awal sudah giat melakukan patroli demi mengantisipasi terjadinya tawuran anatar pelajar di wilayah Bogor. Namun, kata dia, hal itu belum cukup karena dalam antisipasi ini perlu adanya kerjasama seperti dengan para orangtua siswa, pihak-pihak sekolah dan juga masyarakat sekitar.

AKBP Dicky juga meminta kepada warga untuk langsung melapor ke kepolisian terdekat, atau Satpol PP hingga Koramil jika mendapati ada pelajar yang bergerombol dan diyakini membawa senjata tajam.

"Kami dari Polres Bogor tidak akan segan-segan bagi siapa pun yang ketangkap bawa sajam saat dirazia. Jangan minta ampun, jangan minta tolong, jangan minta kebijaksanaan, siapa pun, umurnya dewasa tidak dewasa akan saya proses. Karena ini urusannya sudah nyawa, korban jiwa sudah ada, dan ini sudah berkali-kali," ujarnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya