1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Ibu pembuang bayi di sungai Malang malah banjir simpati, ternyata ini yang terjadi padanya

Penulis : Queen

13 Januari 2018 10:44

Tidak ada bekas luka atau pukulan pada bayi perempuan yang ditemukan itu.

Warga Kelurahan Dinoyo, Lowokwaru,Kota Malang dihebohkan penemuan bayi terbungkus kresek warna merah, Kamis (11/1/2018). Peristiwa ini diketahui pertama kali oleh Dulhasim (64). Ia kaget saat membersihkan saluran irigasi di RT 10/ RW 2, KelurahanDinoyo, Lowokwaru, Kota Malang, Kamis (11/1/2018).

"Saya langsung suruh anak saya lapor ke polisi. Tak lama kemudian polisi datang ke sini,"ujarnya, Kamis (11/1/2018).
Dulhasim menjelaskan bayi itu masih dalam kondisi segar, namun tubuhnya sudah membiru. Jasad bayi itu juga sempat tersangkut jeruji saluran.

"Kondisinya tersangkut di jeruji saluran. Kalau tidak tersangkut pasti sudah hanyut ke bawah," paparnya.

Diperkirakan berat bayi itu 3 Kg. Namun tidak ada bekas luka atau pukulan pada bayi perempuan yang ditemukan itu. Rambutnya belum terlalu panjang dan berwarna hitam pekat.

"Kondisinya masih utuh. Siapa yang membuang itu? Kalau tahu aku jewer kupingnya," ungkap Dulhasim.

Kapolsek Lowokwaru Kompol Pujiyono mengatakan, usia bayi diperkirakan sekitar satu hari melihat dari kondisi bayi yang masih segar dan belum membusuk. Bayi itu juga hanyut di sungai bagian atas.

"Kondisinya masih segar, kemungkinan masih kemarin malam dibuang," terangnya.

Beberapa saat setelah penemuan itu, warga Joyo Tambaksari, RT 1/RW 1, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, menangkap perempuan berinisial UY yang diduga pelaku pembuangan bayi. Warga mendatangi perempuan berusia 23 tahun itu karena curiga melihat perutnya yang mendadak 'kempes'.

"Kecurigaan warga berawal ketika melihat perut terduga mengempes. Sebelumnya terlihat besar," ujarnya, Kamis (11/1/2018).

"Kami masih menduga," tegas Edy.
Kecurigaan semakin bertambah usai sejumlah barang milik terduga diletakkan di depan kost. Warga menduga kalau perempuan yang mengaku berasal Kediri itu akan pindah kost.

"Sebelum akhirnya pindah maka kami datangi dulu. Mobil yang akan membawa barang kami usir," ujar Edy.
Edy juga menjelaskan bahwa di tempat kost UY terdapat bercak darah. Namun belum diketahui pasti darah tersebut apakah darah karena proses melahirkan atau bukan.

Maryam Jameelah (21), psikolog Women's Crisis Centre (WCC) Dian Mutiara yang mendampingi UY (23) meminta warga tidak keburu memberikan stigma pelaku kepada perempuan itu. Mila, panggilan akrab Maryam Jameelah mengatakan, UY adalah korban pemerkosaan.

"Jangan buru-buru menyebut pelaku. Dia adalah korban," ujarnya, Kamis (11/1/2018) di Mapolsek Lowokwaru.
Mila mengatakan, sembilan bulan lalu UY diperkosa oleh seseorang yang tidak dikenal.

"Sembilan bulan yang lalu diperkosa oleh lelaki dari temannya. Dia gak kenal. Dia gak menyadari hamil," jelasnya.
Mila menjelaskan bahwa lelaki yang menghamili perempuan itu kabur ke Kalimantan. Bahkan saat dihubungi, lelaki tersebut hilang kontak.

Mila yang merupakan pendamping psikologis perempuan itu juga mengatakan bahwa UY adalah tulang punggung keluarga. Ia memiliki seorang ibu yang sakit kanker payudara stadium empat dan harus menghidupi kedua adiknya.
"Dia juga menghidupi dua orang adiknya," kisahnya.

Kepada Mila, UY bercerita kalau ia melahirkan di dalam kost saat maghrib. Saat melahirkan, bayinya memang sudah tidak bernyawa. Perempuan itu mengaku terpaksa melahirkan di dalam kost karena tidak memiliki biaya untuk proses bersalin di rumah sakit. Saat tengah malam, UY lalu membuang bayinya yang tak bernyawa itu di saluran irigasi seorang diri. Ia terpaksa membuang bayinya karena bingung harus melakukan apa.

"Ia saat itu bingung harus bagaimana. Padahal sebelumnya ia mau pulang ke Sidoarjo dan bertanggungjawab terhadap anak yang ia kandung," tegasnya.

Mila juga menjelaskan kalau UY menunggak membayar kost sehingga ia diusir dari pemilik kost. Bahkan UY diketahui belum makan karena tidak punya uang.

"Sebetulnya ia mau pindah tapi belum punya uang. Bahkan makanpun susah, tadi aku belikan makanan," ungkapnya.

Salah satu aktivitas Women Crisis center, Dian Mutiara akan memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada UY. Aktivis WCC akan mendampingi untuk membantu memberikan pemulihan dari trauma.

"Yang terpenting ketika kembali ke masyarakat sudah pulih. Dia bisa menjadi manusia yang utuh," tegasnya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya