1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Inilah kisah memilukan dibalik kecelakaan maut di Sukabumi, warga sampai bawa gergaji besi

Penulis : Moana

12 September 2018 10:28

Kecelakaan maut di Sukabumi

Masyarakat kembali dikejutkan dengan kabar kecelakaan maut. Kali ini terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Kecelakaan bus itu menewaskan 21 orang penumpang dan 16 orang alami luka berat. Kecelakaan tersebut terjadi pada Sabtu tanggal 08 September 2018 lalu.

Kecelakaan itu sendiri terjadi di Jalan Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Bus Pariwisata tersebut masuk ke dalam jurang. Mengetahui hal itu, pihak Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri, Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dan Jasa Raharja langsung meninjau lokasi kecelakaan bus bernopol B 7056 SGA sekaligus mengecek kondisi bus yang masih berada di bawah jurang.

2 dari 8 halaman

Kronologi kecelakaan

Demi melakukan penyelidikan atas kasus kecelakaan maut ini, pihak kepolisian pun menggali keterangan dari seseorang yang bernama Darisandi. Darisandi pun menceritakan kronologis kecelakaan tersebut.

"Sebelumnya bus ini memang ke Taman Mini sampai malam pulang jam 12. Karena acaranya sore jadi bus ini berangkat dari Depok jam 6 pagi ke Kemang Bogor menjemput rombongan, diperkirakan perjalanan enam jam tidak berhenti," kata Darisandi seseorang yang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Pihak kepolisian pun lebih jauh menanyakan tentang proses perjalanan ke Arung Jeram Cikidang.
"Jadi pas di perjalanan ke Arung Jeram Cikidang bus ini memang sempat berhenti dua kali di SPBU Cikeretek," sambungnya.

Pria yang biasa disapa Sandi itu juga mengatakan bahwa ada dua supir dalam bus itu. Yang satu kernetnya dan satu lagi supirnya, namun mereka saling bergantian mengemudikan bus tersebut.

"Muhammad Adam kernet dan Zahidi Supir, mereka bergantian. Namun kedua orang ini tidak membawa handphone, jadi selama perjalanan gak ada kontak sama sekali bahkan Adam sempat menghilang," ucapnya.
3 dari 8 halaman

Salah satu supir tewas

Sandi menyebutkan bahwa salah seorang supir bus tersebut yakni Zahidi tewas. Dan ia juga tak bisa memastikan siapa sosok yang mengemudikan bus tersebut sebelum terjadi kecelakaan.

"Sementara rekannya Zahidi tewas. Tapi saya juga belum bisa memastikan siapa yang megang kendali dalam perjalanan," katanya.

Pihak Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri pun memberikan pernyataannya atas kecelakaan tersebut. Bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh jajaran kepolisian.

"Analisa itu bisa diajukan dengan baik. Sehingga penyebabnya bisa disimpulkan. Karena memang tahulah, faktor penyebab itu ada bermacam macam. Ada faktor penyebab jalan, ada faktor penyebab kendaraan, pengemudi atau manusianya," ungkapnya.
4 dari 8 halaman

Kisah pilu dibalik kecelakaan maut di Sukabumi

1. Supir sudah diingatkan untuk berhati-hati di tikungan

Sebelum kecelakaan maut itu terjadi ternyata supir yang saat itu mengemudikan bus tersebut sudah diingatkan untuk oleh para penumpang saat hendak melintas di jalur Cikadang,lokasi kecelakaan maut tersebut. Pasalnya, jalur tersebut dikenal sangat terjal dan rawan terjadi kecelakaan. Hal itu diungkapkan oleh Dendi Kinong, seseorang yang bertugas untuk mengawal rombongan tersebut.

"Sebelum tempat kejadian (kecelakaan), bus tersebut hendak nyalip motor yang saya kendarai saat di turunan letter S. Saat itu jarak motor yang saya dengan bus kurang lebih 200 meter, dan bus masuk ke jurang," jelasnya.

Dendi juga sudah mengingatkan supir bus untuk berhati-hati, karena ada jalan menunun dan sangat curam.

"Pas mau masuk ke Bravo, itu ada turunan. Saya sudah ingatkan. Hati-hati pak2. . Sopir bilang, "oke". Tiba-tiba bus loncat dan masuk jurang," kata Dendi.
5 dari 8 halaman

Kisah pilu dibalik kecelakaan maut di Sukabumi

2. Kalimat terakhir korban kecelakaan maut Sukabumi

Satu dari 21 penumpang yang tewas ternyata sempat mengucapkan kalimat terakhirnya. Tomy Nugraha suami dari Nurul Sobah yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan bus maut tersebut pun mengungkapkan kalimat terakhir sang istri. Saat menceritakan soal istrinya, air mata Tomy pun tak bisa terbendung. Terlebih saat dirinya mengetahui jika sang istri meninggal dunia dalam kecelakaan maut tersebut.

Tomy mengatakan bahwa dirinya sempat mengantar sang istri ke lokasi pemberangkatan di sebuah dealer motor Catur Putra Jaya di Jalan raya Parung KM 15, Kemang, Bogor. Ia pun tak pernah menyangka bahwa itu adalah saat terakhir ia bisa melihat istri tercintanya. Tomy mengaku jika dirinya tak ada firasat apapun yang ia rasakan sebelum istrinya pamit untuk mengikuti kegiatan gathering perusahaan tersebut.

"Kalau isyarat atau firasat tidak ada, hanya satu malam sebelum keberangkatan saya ingat dia ucap sesuatu," ujar Tomy.

Tomy pun awalnya menganggap ucapan itu hanya gurauan saja yang dilontarkan oleh istrinya. Namun siapa sangka perkataan itu merupakan kata-kata terakhir yang diingatnya.

"Iya, lagi ngobrol malam-malam istri saya bilang, 'Ayah nanti mah ayah tidurnya sendiri dong,' saya kira hanya bercanda karena dia mau pergi gathering," kata Tomy menirukan sang istri.

Tomy pun sempat berkomunikasi terakhir pada Sabtu (8/9/2018) sebelum kejadian maut itu melalui pesan Whatsapp dengan istrinya.

"Saya kontak sekitar pukul 09.55 WIB terus saya kontak jam 12 lewat itu sudah ceklis satu, saya terus WA, 'bu... buuu..ibu...,' tapi tidak ada respon," ujarnya.
6 dari 8 halaman

Kisah pilu dibalik kecelakaan maut di Sukabumi

3. Parman warga setempat sampai bawa gergaji besi untuk tolong korban

Melihat kejadian tersebut, warga pun langsung mencoba untuk melakukan evakuasi terhadap para korban. Salah satu warga yang datang ke lokasi adalah Bah Parman. Rumah Parman berada sekitar 700 meter dari lokasi terjadinya kecelakaan tersebut. Parman pun mengaku mendengar suara tabrakan yang cukup keras.

"Pas kejadian, kedenger, bruk gitu, saya sama warga yang lain langsung ke bawah, ke suara itu," kata Parman.

Parman bahkan sempat mengecek kondisi korban. Melihat kondisi bus yang rusak parah dan korban, Parman menduga bahwa semua orang yang ada di dalam bus itu meninggal dan tak bisa terselamatkan nyawanya.

"Ada terlempar keluar bus, ada yang terjepit, pada gak sadar semua korbannya, apalagi orang yang udah kelempar bus, udah gitu lah," kata Parman.

Melihat ada korban yang terjepit, Parman pun langsung bergegas untuk menolongnya. Bahkan Parman pun langsung mengambil gergaji besi di rumahnya untuk memotong bagian bus yang menghimpit korban.
7 dari 8 halaman

Kisah pilu dibalik kecelakaan maut di Sukabumi

4. Istri salah satu korban menangis melihat suaminya dimakamkan

Hal memilukan akibat peristiwa nahas ini juga dialami oleh keluarga korban Prayitno. Prayitno merupakan warga Kampung Pulo, RT.3/ RW.1, Kelurahan Kedung Waringin No. 55, Kec. Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prayitno menjadi salah satu korban yang tewas dalam kecelakaan maut di Cikadang tersebut.

Melihat kenyataan bahwa sang suami tewas dalam kecelakaan maut, istri Prayitno, yakni Yayah Amelia pun terlihat takkuasa menahan air matanya. Yayah juga ikut mengantarkan jenazah suaminya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Lokasinya tak jauh dari rumah korban. Sementara itu,Yayah mengaku sudah ikhlas dengan kepergian sang suami sembari menggendong anaknya. Prayitno meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri serta dua orang anak.
8 dari 8 halaman

Kisah pilu dibalik kecelakaan maut di Sukabumi

5. Kesaksian korban selamat

Salah satu korban selamat, yakni Ahmad Fauzi (21), akhirnya sadar dan mulai membaik usai mendapatkan perawatan di RSUD Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Sesekali ia bahkan berkomunikasi dengan sang ayah, Masanka. Masanka pun mengatakan bahwa saat kecelakaan itu terjadi dan bus masuk ke dalam jurang sang anak tak sadarkan diri.

"Pas tadi saya tanya, dia sudah gak sadar waktu dilokasi tiba-tiba sudah ada di jurang dan gak bisa bergerak. Kejadian itu sangat cepat," ucap Masanka menirukan obrolan anaknya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya