1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Innalillahi, aktor senior Deddy Sutomo meninggal dunia

Penulis : mulan

18 April 2018 08:37

Disampaikan Tio Pakusadewo

Kabar aktor senior Deddy Sutomo meninggal dunia, Rabu (18/4/2018) disampaikan oleh rekan sesama aktor, Tio Pakusadewo.

Tio memposting foto KTP alm Deddy di akun Instagramnya, @pksdw.


Dalam KTP itu tertulis nama Deddy Sutomo, lahir di Jakarta 26 Juni 1941.

Tio pun mengungkapkan kesedihannya di caption yang ia tulis.

"Selamat Jalan Bapakku, Guruku, Sahabatku..

kesayanganku...

Sedih.. sedih.. sedih," tulisnya.

Kabar duka itu juga disampaikan oleh pemilik akun Instagram @arbe6666.

"Selamat jalan pak Deddy Sutomo.

Saya tau bapak dari film Janur Kuning, disana bapak jadi Pak Dirman, setelah itu di serial Keluarga Rahmat dan terakhir di Kartini.

Bapak keren, aktor keren, orang baik.

Semoga diampuni segala dosa dan dilapangkan jalannya serta mendapat tempat mulia di sisi Tuhan. Amin.
#deddysutomo #rip," tulisnya.

2 dari 2 halaman

Aktor dan politikus

Dikutip dari Wikipedia, Deddy Sutomo adalah seorang pemeran film dan politikus Indonesia.

Deddy pada usia muda terkenal sebagai Pandji Tengkorak yang tayang era 1970an.

Setelah terakhir bermain film Tutur Tinular III tahun 1998, Deddy kembali tampil di layar lebar dalam film Maskot (film)tahun 2006, dua tahun berikutnya Deddy tampil dalam film Doa Yang Mengancam sebagai Pak Tantra.

Diera 2010-an Deddy telah membintangi lima film dimulai tahun 2010 Menebus Impian, 2011 Tanda Tanya (film).

Tahun 2015 Deddy tampil dalam tiga film yaitu 2014 (film), Ayat Ayat Adinda, dan Mencari Hilal.

Pada tahun ini juga Deddy meraih penghargaan terbesar sepanjang kariernya ytiu Aktor Utama Terbaik di Festival Film Indonesia 2015dalam perannya sebagai Mahmud di film Mencari Hilal.

Perjalanan hidup Deddy memang cukup aneh.

Walaupun sejak muda ia tertarik pada dunia seni budaya, Deddy tidak sejak awal berkecimpung di bidang sinematografi.

Pada awalnya ia adalah seorang guru di SMEA Negeri Klaten, mengajar Prakarya.

Tidak puas sebagai guru, baru kemudian ia mencoba hijrah ke Jakarta untuk mengubah nasib.

Semula ia menjadi tenaga kreatif di PT Sanggar Prativi. Ia meningkatkan kemampuan aktingnya dengan mengikuti kursus elementer Sinematografi yang diselenggarakan oleh Yayasan Film Indonesia.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : mulan

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya