1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Kasihan! Gadis ini putus sekolah sejak kelas 4 SD karena berat badannya, faktanya bikin sedih

Penulis : Moana

18 Oktober 2018 14:40

Arya Permana bocah yang viral karena berat badannya 192 kg

Pada tahun 2016 lalu, masyarakat Indonesia dan dunia dihebohkan dengan kabar seorang bocah asal Karawang, Jawa Barat yakni Arya Permana. Di satu titik dalam hidupnya, Arya Permana pernah memiliki tubuh yang begitu besar hingga nyaris tidak bisa bergerak dari tempat tidurnya. Kala itu, Arya Permana memiliki bobot tubuh mencapai 192 kilogram padahal usianya masih terbilang cukup muda yakni 10 tahun.

Dengan kondisinya yang obesitas itu, Arya tidak mampu untuk melakukan pergerakan lebih dari 10 langkah. Dan pada tahun 2017 lalu Arya dinobatkan sebagai anak paling gemuk di dunia oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia. 

2 dari 8 halaman

Seorang gadis di Lamongan berbobot 200 kg

Dan ternyata obesitas tak hanya dialami oleh Arya. Seorang gadis di Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Lamongan, Jawa Timur juga mengalami hal yang sama. Gadis itu bernama Silvia Dwi Susanti yang kini usianya sudah 15 tahun.

Saat ini timbangan badannya berbobot 2 kwintal atau 200 kg. Tentunya itu bukanlah berat badan yang sebanding dengan usianya. Dan bahkan tak sebanding dengan perkembangan normal badan manusia pada umumnya.
3 dari 8 halaman

Putus sekolah sejak kelas 4 SD

Karena berat badannya yang berlebihan dan berbeda dengan teman-temannya, Silvia pun kemudian berhenti sekolah. Silvia hanya mengenyam sampai kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Dan selanjutnya ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah sampai saat ini.

Alasan utama kenapa dirinya tak melanjutkan pendidikannya adalah karena Silvia merasa malu dengan kondisi tubuhnya. Dan lagi sekarang berat badannya semakin bertambah.

"Saya sejak kelas 4 MI sudah tidak sekolah, malu," kata Silvia.
4 dari 8 halaman

Orangtua Silvia tak bisa menahan keinginan anaknya

Anak pasangan Suroso dan Misri ini memang terpaksa putus sekolah sejak kelas 4 SD. Diakui orangtuanya, Silvia sejak saat itu sudah sangat susah untuk berjalan. Ditambah lagi dengan rasa malunya kepada teman-teman sekolahnya.

Diungkapkan Silvia, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah sejak kelas 4 MI. Saat itu, berat badannya mencapai 139 kg di usianya yang masih sangat muda. Menanggapi keinginan sang anak, kedua orangtuanya sempat tak bisa berbuat apa-apa.

"Mau gimana, lha wong anaknya malu," kata Misri.
5 dari 8 halaman

Hanya makan dua kali sehari

Orangtua Silvia juga mengatakan bahwa perkembangan berat badan anaknya itu memang tidak lazim dibanding dengan perkembangan anak-anak sebayanya.

"Saya tiap hari makannya kita hanya 2 kali," ungkapnya

Dan kini usia Silvia sudah 15 tahun namun berat badannya justru semakin naik hingga mencapai 197 kg. Jangankan untuk berangkat ke sekolah bersama teman-temannya, untuk kegiatan setiap harinya Silvia hanya bisa melihat televisi di rumah. Dan sesekali berjalan selama beberapa meter beranjak dari tempat duduknya karena mengalami gangguan pernafasan.
6 dari 8 halaman

Silvia lahir dengan berat badan normal

Rutinitas Silvia setiap hari kini hanya menikmati program-program TV dan sesekali berjalan selama beberapa menit. Pertambahan berat badan Silvia diketahui sejak usia 9 tahun. Saat itu, tubuh Silvia terus membesar meski hanya makan 2 kali sehari.

Padahal sebelumnya, tidak ada tanda-tanda kelainan ketika Silvia dilahirkan. Menurut sang ibu, putrinya lahir dalam kondisi normal layaknya bayi pada umumnya, dengan berat badan kurang lebih 4 kg.

7 dari 8 halaman

Menjalani pengobatan tradisional

Diah Setyorini, kakak Silvia mengungkapkan, jika selama ini orangtuanya sudah berupaya untuk melakukan pengobatan terhadap kondisi berat badan sang adik yang semakin hari semakin meningkat itu di antaranya.

Diah pun mengatakan bahwa orangtuanya juga sempat mengajak sang adik untuk menjalani pengobatan tradisional. Sejauh ini upaya itu belum membuahkan hasil dan tubuh Silvia terus bertambah membesar.

"Yang bisa kami lakukan hanya sebatas pengobatan cara tradisional," katanya.
8 dari 8 halaman

Silvia takut keluar rumah

Diah pun menyadari bahwa adiknya tak mau melanjutkan pendidikan, karena saat kelas 4 kerap menjadi ledekan teman-temannya. Sementara menurut Misri, ibu Silvia, obesitas yang diderita anaknya itu sudah ada tanda-tanda sejak kecil.

Hanya saja, kegemukan yang dialami Silvia semakin berkembang sejak sang putri duduk di bangku MI/SD. Dan untuk sementara, belum ada rencana untuk memeriksakan Silvia ke pengobatan modern karena kondisi putrinya yang masih tertutup dan malu untuk keluar rumah. Bahkan Misri mengatakan bahwa Silvia juga masih takut jika bertemu dengan orang asing ataupun orang-orang yang memakai seragam.

"Untuk sementara ini dari keluarga sudah pernah berupaya mencari obat ke Jakarta, tetapi ternyata bukan malah kurus tetapi tambah gemuk," papar Mulyono, paman Silvia.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya