1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Korban Didikan Otoriter, Psikolog Sebut Orang Tua Para Pelaku Pengeroyok AU Harus Terapi Psikologis

Penulis : Queen

12 April 2019 14:19

Psikolog Poppy Amalia prihatin dengan kondisi AU

Planet Merdeka - Setelah prihatin pada korban kasus pengeroyokan, psikolog Poppy Amalya sebut orang tua para pelaku harus diberi terapi psikologis. Pasalnya peran orang tua para pelaku penganiayaan siswi SMP di Pontianak atau yang dikenal dengan kasus pengeroyokan dalam mengasuh anak sangat penting.

2 dari 10 halaman

Anjuran untuk orang tua para pelaku pengeroyok Audrey

Namun dengan adanya kasus tersebut, psikolog Poppy Amalya sangat menganjurkan para orang tua pelaku untuk melakukan terapi psikologis. Ia melihat banyaknya tagar dan banyaknya pemberitaan kisah korban yang dikeroyok 12 siswi SMA ini berhasil menarik simpati publik, termasuk psikolog Poppy Amalya.
3 dari 10 halaman

Poppy Amalia juga dukung pemulihan korban

Bahkan, Poppy Amalya terang-terangan memberi dukungan pada korban pengeroyokan. Ia bahkan berniat ingin memberikan terapi psikologis gratis kepada AU, korban kasus pengeroyokan. Korban disebut dianiaya berkali-kali oleh 12 siswi SMA tersebut, mulai dari dibenturkan ke aspal hingga diinjak di bagian perut dan ditendang di bagian wajahnya. Namun pada hari Rabu (10/4/2019) para pelaku telah memberikan klarifikasi terkait kasus pengeroyokan.
4 dari 10 halaman

Para pelaku sudah meminta maaf

Sebanyak tujuh siswi SMA terduga pelaku kasus pengeroyokan baru saja menghadiri konferensi pers pada Rabu (10/4/2019).

Konferensi pers yang digelar pada Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para ketujuh terduga pelaku pengeroyokan untuk mengklarifikasi.

Dalam konferensi pers itu pun ketujuh siswi terduga pelaku pengeroyokan di dampingi oleh Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah Kalbar, Eka Nur hayati Ishak menyampaikan klarifikasi kasus. Dalam klarifikasinya salah satu terduga pelaku mengaku bersalah karena telah menyakiti korban hingga menimbulkan luka fisik.

Pelaku juga meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak keluarga dan publik atas aksi pengeroyokan yang telah ia lakukan.

"Sebagai salah satu pelaku, saya sedih, meminta maaf atas perlakuan saya. Dan saya sampai menyesal dengan kelakuan keterlaluan saya ini," ungkap salah satu pelaku setelah tak kuasa menahan air mata.
5 dari 10 halaman

Poppy Amalia merasa orang tua pelaku harus dapat terapi psikologi

Meski telah mengaku salah, psikolog Poppy Amalya merasa bahwa perilaku para pelaku kasus pengeroyokan terkait pola asuh orang tua. Oleh karena itu, orang tua para pelaku kasus perlu mendapatkan terapi psikologis.
6 dari 10 halaman

Berikut unggahan Poppy Amalia

View this post on Instagram

A post shared by Poppy Amalya (@poppyamalyaofficial) on Apr 9, 2019 at 7:10pm PDT

"Utk pelaku, biasanya anak yang menjadi pelaku bullying adalah anak yg di besarkan dengan pola asuh otoriter atau sewenang-wenang menunjukkan kecenderungan anak menjadi pelaku bullying," tulis Poppy Amalya.

7 dari 10 halaman

Pola asuh berpengaruh pada karakter anak

Tak hanya itu, Poppy juga menerangkan adanya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku anak. "Selain pola asuh permisif (pembiaran)-memanjakan, juga turut menghasilkan kecenderungan remaja menjadi pelaku bullying. Pola asuh semacam ini memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan tindakan agresi pada orang lain. Orang tua tanpa disadari membenarkan perilaku agresif dengan tidak menghukum anak mereka ketika melakukan tindakan agresif pada orang lain," imbuh Poppy Amalya.
8 dari 10 halaman

Psikolog sarankan pelaku dan para orangtua untuk terapi psikologis

Psikolog itu juga mengungkapkan pendapatnya bahwa tak hanya diselesaikan lewat hukum, para pelaku dan orang tuanya juga harus melakukan terapi psikologis. "Oleh sebab itu selain di selesaikan secara hukum, org tua pelaku semua perlu di berikan penanganan serius secara psikologis," imbuhnya.
9 dari 10 halaman

Poppy juga bagikan hasil visum

Tak hanya itu, dalam unggahan terbarunya, psikolog Poppy Amalya telah membagikan kabar terbaru terkait dugaan rusaknya selaput dara AU. Melalui hasil visum dan pemeriksaan kesehatan, tidak ada kerusakan ataupun luka pada fisik korban. Meski begitu, terapi psikologis untuk mengubah pola asuh orang tua sangat diperlukan agar tak ada lagi kasus serupa.
10 dari 10 halaman

Postingan Poppy soal hikmah kejadian AU dan pola asuh orangtua

View this post on Instagram

A post shared by Poppy Amalya (@poppyamalyaofficial) on Apr 10, 2019 at 5:55pm PDT

"Ambil Hikmah atas peristiwanya, ubah pola asuh menjadi demokratis, ajarkan anak empati, ajarkan dan edukasi anak utk dapat melawan bullying dengan cara berkomunikasi kepada pelaku dengan tegas. Dan utk adek-adek di sekolah, bantu temannya saat mendapatkan bullying, dengan bersatu berpegangan tangan melawannya dengan “Tegas"," tulis psikolog Poppy Amalya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya