1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Mempersiapkan 'Rumah Masa Depan' yang Nyaman

Penulis : penulisketjil

27 Juli 2016 15:45

Makam fiktif memang sedang hangat dibicarakan beberapa hari ini. Bahkan sejumlah media pun gencar memberitakan keberdaan makam fiktif yang diduga jumlahnya mencapai puluhan atau mungkin mencapai ratusan.

Salah satu yang menarik, adalah berita yang dimuat sejumlah media pada Jumat(22/07/2016) lalu. Sebuah makam fiktif ditemukan Petugas Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman di salah satu TPU di wilayah Jakarta Selatan. Petugas pun langsung menyelidiki  dan memastikan bahwa makam tersebut adalahfiktif. Setelah mengumpulkan sejumlah keterangan, dan berdasar hasil penyelidikan makam tersebut dipastikan fiktif. Ciri makam fiktif yang ditemukan adalah, di batu nisan hanya terdapat tulisan nama, Tempat lahir, dan tempat wafat. Sekilas batu nisan tersebut sama seperti biasa, namun apabila dilihat secara detail makam tersebut tidak mencantumkan tanggalnya.

Berbicara soal makam fiktif, diduga pelaku nya melibatkan sejumlah oknum mulai dari Dinas Pemakaman sampai petugas TPU itu sendiri. Makam fiktif, biasanya sebuah makam yang sudah dipesan salah satu pihak keluarga yang menginginkan salah satu anggota keluarganya yang telah meninggal bisa dimakamkan di TPU tersebut.

Alasan tersebut bagi saya sangat logis merencanakan dan menyiapkan 'Rumah Masa Depan'. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah selama ini sang pemilik lahan membayar uang iuran? selama mereka membayar uang iuran sepertinya tidak masalah, yang jadi masalah adalah ketika mereka tidak membayar uang iuran. Uang iuran pun seharusnya dibebankan biaya yang lebih mahal bagi pemilik makam fiktif, karena yang menjadi prioritas utama tanah makam adalah untuk orang yang sudah meninggal, bukan yang masih hidup.

2 dari 2 halaman

Penulis sendiri pun pernah mengalami beberapa kali ketemu dengan oknum petugas makam yang mungkin agak sedikit main nakal. Sebagai contoh salah satu pemakaman di Jakarta Timur kejdaian tahun 2010 bulan Juli ketika Mbah meninggal dan bulan Juni 2016 kemarin ketika Bude meninggal. Penulis mencoba ikut mengurusi dan mencari tahu biaya pemakaman di beberapa TPU di Jakarta Timur. Ternyata antar TPU sendiri biaya nya berbeda-beda bahkan ada yang lebih mahal tergantung lokasi jenazah akan dimakamnkan, ada kelas VVIP, VIP, Kelas 1,2, dan 3. Penulis pun terkejut mendengar biaya pemakamannya yang bisa mencapai jutaan rupiah. Hitungan wajar, tapi apakah iya TPU yang dikelola Pemprov DKI biaya untuk mengurus makam bisa mencapai puluhan juta karena sebuah lokasi?.

Penulis sendiri mengalaminya sendiri Bulan Juni 2016 kemarin saat mengurus disebuah makam. Prosedur pun sudah diikuti, namun ketika menjelaskan biaya, sang oknum agak mempersulit, jawabannya pun melintir kesana kesini padahal di papan pengumuman sendiri sudah tercantum secara detail biayanya. Ada beberapa alasan sang oknum yang penulis terima, namun ada juga yang tidak. Karena terlalu ribet, akhirnya penulis dan keluarga pun melakukan gertakan karena semuanya sudah tertera di papan pengumuman, alhasil alamrhumah bisa dimakamkan, Biaya yang keluarpun lumayan besar. Kecewa? tentu karena begitu tanah digali dan jenazah akan dimakamkan ternyata banyak air didalamnya, terpaksa pompa airpun digunakan. Diperoleh keterangan dari petugas penggali makam, bahwa jaman dulu daerah ini merupakan rawa, alasan diterima dan setelah air kering dan dipastikan tidak ada air lagi jenazahpun dimakamkan.

Kalau dipikir-pikir apa yang membedakan? apakah yang kelas VVIP, VIP, si almarhum yang dimakamkan nantinya sudah pasti mendapatkan tempat di surga tanpa melalui siksa kubur, atau yang kelas 1, dan 2 nanti akan mendapatkan diskon atau potongan dosa, atau yang kelas 3 harus melalui siksa dan hisab dulu?.

Dimata Allah semuanya sama, hanya amal dan ibadahlah yang mampu menolong manusia ketika sudah di alam kubur, bukan lokasi dan posisi jenazah dimakamkan. Pihak ahli warispun juga setiap tahunnya dibebankan iuran makam. Terkadang saya sendiri heran lahan pemakaman di beberapa TPU juga masih terlihat luas, mungkin sejumlah orang merasa terbebani akan biaya pemakaman dan proses pengurusan surat-surat yang agak dipersulit.

SUMBER

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : penulisketjil-di-kol

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya