1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Mengenal Sindrom Sleeping Beauty "Si Putri Tidur"

Penulis : Kang Aladin

20 Februari 2019 11:39

Mengenal Sindrom Sleeping Beauty "Si Putri Tidur"

Sindrom Sleeping Beauty - Bagi anda pecinta dongeng pasti sudah tidak asing lagi dengan cerita dongeng yang satu ini, yups "Si Putri Tidur". Dimana dalam dongeng ini menceritakan seorang putri yang tertidur sangat lama bahkan berhari-hari. Namun, percayakan anda, jika kisah dongeng tersebut tidaklah sekedar cerita. Melainkan benar-benar terjadi didunia nyata.

Sindrom sleeping beauty atau dalam mesdis dikenal dengan Kleine-Levin Syndrom adalah suatu kelainan neurologis yang bisa dikatakan langka. Diperkirakan hanya ada sekitar 1000 orang diseluruh dunia yang mengalami kelainan ini. Lantas apa itu sindrom sleeping beauty ?
 
 
Sindrom sleeping beauty adalah suatu kelainana atau penyakit neurologis langka yang menyebabkan penderitanya bisa tertidur dalam waktu lama. Kira-kira lebih dari 20 jam per harinya. Periode ini dapat berlangsung selama beberapa hari bahkan hingga hitungan bulan. Tetapi, setelah penderitanya terbangun dari tidurnya, maka ia akan beraktivitas seperti biasa layaknya orang normal.

Meski dikenal dengan sindrom sleeping beauty, namun sekitar 70% dari jumlah penderitanya adalah pria.

Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh Brierre de Boismont pada tahun 1862. Dimana kasus ini muncul beberapa dekade sebelum terjadinya epidemik encephalitis lethargica. Tapi, baru pada tahun 1925 kasus hiperinsomnia yang terus menerus berulang dikumpulkan dan dilaporkan oleh Willi Kleine di Frankfurt. Max Levin kemudian melanjutkan penelitian terkait sindrom sleeping beauty dengan menambahkan beberapa teori yang mendukung.

Dengan alasan ini pulalah, yang menyebabkan sindrom sleeping beauty dinamai Kleine-Levin Syndrom oleh Critchley pada tahun 1962 setelah ia sebelumnya memantau 15 kasus terkait gejala-gejala sindrom sleeping beauty yang muncul pada prajurit-prajurit Inggris yang bertugas pada perang dunia II.

Tanda-tanda dan Gejala

Tanda utama pada sindrom sleeping beauty adalah waktu tidur yang berlebihan saat sindrom tersebut menyerang. Masa ini juga dikenal dengan 'episode'. Apabila episode ini terjadi, maka penderita akan mengalami beberapa tanda atau ciri seperti berikut.

  • Penderita tidak dapat membedakan mana kenyataan mana mimpi.
  • Penderita menjadi lebih sensitif terhadap banyak hal. Misalnya suara atau cahaya.
  • Saat penderita terbangun di tengah-tengah waktu tidur panjangnya, penderita dapat bertingkah laku seperti anak kecil, merasa kebingungan, doisorientasi, kehilangan energi dan merasa sangat cemas (letargi), hingga tidak menunjukan emosi terhadap yang terjadi di sekitarnya (apatis).

Apakah sindrom sleeping beauty bisa disembuhkan ?

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan sindrom sleeping beauty ini. Hanya saja, ada beberapa jenis obat yang dapat diresepkan dokter pada penderita dengan tujuan untuk mengurangi gejala-gejalanya. Obat-obatan yang diberikan berupa stimulan, seperti amfetamin, methylphenidate dan modafinil yang dapat digunakan untuk mengatasi rasa kantuk berlebihan. Tetapi, jenis obat-obatan tersebut dapat meningkatkan iritabilitas penderita dan tidak berpengaruh untuk mengurangi abnormalitas kemampuan kognitif yang terjadi saat episode berlangsung.

Oleh sebab itu, pengawasan dan penanganan di rumah selama episode berlangsung sangatlah penting. Mengingat penderita akan mengalami kesulitan mengurus dirinya sendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : kang-aladin-1023720

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya