1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Miris, Inilah Alasan Pasien Miskin Sering Mendapat Diskriminasi Dari RS

Penulis : Kang Aladin

8 Desember 2018 15:31

Miris, Inilah Alasan Pasien Miskin Sering Mendapat Diskriminasi Dari RS

"Orang Miskin Dilarang Sakit". Ya, mungkin ungkapan tersebut sering kali anda dengar, khususnya bagi mereka yang berkehidupan kelas rendah (miskin). Dimana mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan akses dan fasilitas kesehatan dengan layak.

Padahal di Indonesia sendiri, telah tercantum dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 mengenai kewajiban dalam bidang kesehatan di masyarakat. Namun pada kenyataannya, masih saja terjadi tindakan atau perilaku diskriminasi bagi masyarakat kelas ekonomi lemah dan jauh dari kata melindungi rakyat dalam hal pelayanan kesehatan khususnya bagi warga miskin.

Diskriminasi merupakan salah satu sikap atau perilaku yang mengarah pada tindakan ketidakadilan terhadap individu atau golongan tertentu. Mereka umumnya akan dibedakan berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Termasuk kelas ekonomi atau pendapatan.

Ada beberapa faktor atau alasan pasien miskin selalu mendapat diskriminasi dari RS. Yaitu :
  1. Privatisasi pelayanan kesehatan yang menghapus atau mengurangi subsidi kepada rumah sakit - rumah sakit, dimana pemerintah telah menyebabkan rumah sakit mengutamakan pasien yang beruang (berkelas tinggi) dari pada pasien yang miskin. Seperti yang diberitakan, pemerintah banyak menunggak pembayaran biaya perawatan orang miskin pada pihak rumah sakit. Oleh sebab itulah pihak rumah sakit cenderung mengabaikan pasien miskin". Ujar koordinator UPC Wardah Hafidz.
  2. Kebijakan pelayanan kesehatan untuk rakyat miskin pada dasarnya tidak memenuhi keharusan sebagaimana digariskan dalam konstitusi. Ia juga menambahkan, masih banyak rumah sakit, terutama dikota-kota besar yang mendiskriminasikan pasien dari kalangan kelas rendah (miskin) dalam hal pelayanan kesehatan.
  3. Kecenderungan manusia yang membeda-bedakan status sosial atau golongan dan lebih mengutamakan penghasilan dibanding dengan keselamatan pasien.
Dampak Diskriminasi Pada Pasien Miskin

Selain melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), tindakan diskriminasi pada pasien miskin juga dapat memberikan dampak fisik maupun psikologi korbannya. Menurut hasil riset yang dilakukan Jules P. Harrell dari Departement of Pscyhogy di Haward University, Amerika mengungkapkan bahwa tindakan diskriminasi memiliki risiko terhadap terganggunya fungsi tubuh korban. Hal ini terbukti dari studi kasus dan riset labolatorium terhadap korban yang mengalami tindakan diskriminasi.

"Korban yang mengingat kembali tindakan diskriminasi mengalami peningkatan tekanan darah. Pada beberapa kasus, korban memang tidak mengalami perubahan tekanan darah, namun emosi mereka meningkat." Ungkap Harrell.

Riset juga menegaskan bahwa adanya kaitan antara kesehatan dan tindakan yang bersifat diskriminatif. Sayangnya riset belum bisa menjelaskan dengan detail mengenai mekanisme tubuh hingga terjadinya peningkatan tekanan darah. Penelitian juga belum mengatahui reaksi sistem otak dan saraf saat menerima informasi mengenai suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Meningkatnya tekanan darah pada korban yang mengalami tindakan diskriminasi berbeda-beda, tergangtung dari bentuk kejadian diskriminatif, reaksi korban, dan tindakan tegas yang diterapkan pada pelaku. Hal ini juga dipengaruhi oleh respon masyarakat terhadap tindakan diskriminasi di sekitarnya. Terkadang, emosi dan tekanan darah korban cederung stabil bila mendapatkan perlindungan dari masyarakat disekitarnya saat terjadi tindakan yang menyinggung SARA.

Sedangkan pada dampak psikologisnya adalah korban atau seseorang yang mengalami diskriminasi juga akan mengalami lebih banyak masalah psikologi dibanding dengan mereka yang tidak mengalami tindakan diskriminasi. Salah satunya mudah mengalami stres. Dorongan terbesar stres adalah rasa takut atau kecemasan terhadap beberapa tempat atau orang.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : kang-aladin-1023720

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya