1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Keren, Dua Pemuda Malang Di Utus Ke Unit Emirat Arab (UAE) Untuk Menjadi Imam Masjid

Penulis : Yuli Astutik

17 Mei 2021 10:38

Planet Merdeka - Kementerian Agama (Kemenag) mengirim dua warga Malang dikirim ke Unit Emirat Arab (UAE) untuk menjadi imam masjid di sana. Ini merupakan program dari Kemenag.

Sepanjang beberapa hari ini, Kemenang memang menjalankan seleksi untuk mencari imam masjid yang akan diutus ke UAE. Ini merupakan permintaan khusus dari Pangeran UEA Syeikh Mohammed bin Zayed, kepada Presiden Joko Widodo.

Dalam waktu tiga tahun, pemerintah UEA mengharapkan sebanyak 200 imam asal Indonesia bertugas di Abu Dhabi. Hasilnya, dari ratusan calon imam yang melamar, hanya 27 orang terpilih. Dua warga Malang merupakan bagian dari 27 orang tersebut.

Para imam tersebut berasal dari banyak wilayah di Indonesia, seperti Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Riau.

Keputusan tersebut, sudah dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab di Abu Dhabi, bernomor B-00166/Abu Dhabi/210414 pada 14 April 2021, tentang Hasil Seleksi Imam untuk Emirat Arab yang berasal dari  Indonesia.

2 dari 4 halaman

Keputusan tersebut adalah hak prerogratif otoritas UEA, dengan menetapkan standar tinggi terkait imam masjid yang akan bertugas di Abu Dhabi tersebut. UEA memilih berlandaskan kualitas masing-masing peserta yang mengikuti tes seleksi.

Sebagian kriteria yang harus dimiliki oleh para calon imam tersebut, diantaranya ialah mampu menghafal Alquran 30 juz, memiliki kualitas bacaan tartil, dan tahsin atau suara yang merdu, fiqih salat, bahasa Arab, dan memiliki paham moderat.

Dari sebanyak 27 calon imam yang akan bertugas di Uni Emirat Arab tersebut, dari wilayah Malang Raya, yang adalah gabungan antara Kota Malang, Kota Batu, serta Kabupaten Malang, di Jawa Timur.

Dua warga Malang yang akan pergi ke Emirat Arab itu adalah Al Rizhal Tisma Wahid Maulana warga Kota Malang, serta Muhammad Shohibul Huda, warga Kabupaten Malang, Jawa Timur. Keduanya, telah melaksankan serangkaian tes seleksi sebelum terpilih menjadi imam di UEA.

Wahid, sapaan akrab Al Rizhal Tisma Wahid Maulana, menjelaskan bahwa pada proses seleksi awal, ada kurang lebih sebanyak 200 peserta mengikuti tes untuk menjadi imam di Abu Dhabi tersebut. Proses seleksi tahap awal itu, dilaksanakan berdasarkan daftar
3 dari 4 halaman

riwayat hidup. Dari kurang lebih sebanyak 200 orang itu, selanjutnya disaring oleh Kementerian Agama menjadi sebanyak 150 orang. Sebanyak 150 orang menjalani tes yang mencakup hafalan Alquran 30 juz, pemahaman agama fiqih ibadah, serta pemahaman kebahasaan, bahasa Arab.

Menurut pemuda yang lahir di Malang pada 30 Juli 1997 tersebut, tahapan paling sukar yang harus dihadapi adalah pada saat menjalankan tes tahap kedua, di hadapan empat orang penguji, yang merupakan para syeikh asal Uni Emirat Arab.

"Ada empat syeikh yang langsung melakukan tes secara tatap muka. Ini dilakukan satu per satu, sehingga menjadi tantangan tersendiri," kata Wahid, demikian dikutip dari Antara.

Ketika menjalankan tes tersebut, pertama, Wahid diminta untuk membaca surat Al Fatihah. Kemudian, laki-laki yang merupakan alumni Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang tersebut membaca surat lain dalam Alquran, sesuai keinginan para syeikh.

4 dari 4 halaman

"Beliau membuka Alquran, menunjuknya, dan kita langsung membaca (dari hafalan), itu acak," ujar Wahid.

Pada saat memasuki tes hafalan Alquran, terdapat evaluasi yang dilakukan para syekh tersebut. Makhraj, atau cara pelafalan huruf hijaiyah yang lazimnya dilafalkan oleh Wahid, nyatanya tak pas di telinga para syeikh tersebut.

Pada saat itu, Wahid berusaha tetap tenang, dan mengikuti arahan para syeikh tersebut.

"Pada saat itu, beliau mengoreksi satu huruf saja, saya sempat down. Padahal, biasanya satu huruf itu, pada saat saya bersama guru saya, itu tidak ada masalah. Tetapi, di telinga beliau, itu ada perbedaannya," kata Wahid, yang memiliki puluhan pengalaman mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) itu.

Tidak jauh berbeda dengan cerita Wahid, Muhammad Shohibul Huda atau yang biasa disapa Huda, juga menceritakan pengalaman sama. Ia sempat merasa sedikit tegang pada saat harus menjalani tes di hadapan empat syeikh asal UEA itu.

Huda yang lahir di Probolinggo pada 1 Agustus 1984, dan kini menjadi warga Kabupaten Malang tersebut, berusaha untuk tetap tenang ketika menjalani tes dengan para syeikh tersebut.

Proses wawancara ddijalankan dengan menggunakan bahasa Arab. "Proses tes di hadapan empat syeikh itu, saya berusaha mengalir saja. Saya diwawancara dengan bahasa Arab, tetapi, jika ada yang terlupa, saya menggunakan bahasa Inggris," kata Huda.

Sekarang ini, baik Huda maupun Wahid, tengah menjalani proses persiapan untuk keberangkatan mereka ke Uni Emirat Arab. Rencananya, para calon imam terpilih tersebut akan diberangkatkan ke Abu Dhabi pada Juni 2021.

Keduanya berharap, pada saat keberangkatan nanti, bisa langsung ditemai oleh keluarganya untuk tinggal di UEA. Wahid, dan Huda, nantinya akan ditemani oleh sang istri selama bertugas di masjid yang ada di UEA.

Memperkenalkan Islam yang ada Indonesia ke Dunia
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk yang memeluk agama Islam. Walaupun sebagian besar masyarakat di Indonesia merupakan Muslim, Tetapi toleransi antar umat beragama di negeri ini sangat tinggi.

Nantinya, pada saat bertugas di Uni Emirat Arab, baik Huda, maupun Wahid, mempunyai keinginan untuk memperkenalkan Islam Indonesia, kepada masyarakat UEA. Islam di Indonesia, dapat berjalan berdampingan, dan beriringan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Huda menjelaskan, ia amatt berkeinginan untuk bisa memberikan gambaran secara jelas kepada warga UEA, bahwa Islam di Indonesia sangat menonjolkan toleransi antar umat beragama.

"Umat Islam di Indonesia, tidak berjalan sendiri, ada negara, dan umat beragama lainnya, dan tetap menjadi satu kesatuan, berjalan beriringan, dan saling mendukung. Islam Indonesia ini saya harap bisa dikenal oleh dunia luar, sebagai Islam yang baik," kata Huda.

Seirama dengan Huda, Wahid juga ingin memperkenalkan Islam Indonesia kepada masyarakat UEA, bahwa umat Muslim yang ada di dalam negeri, mampu menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

Menurut Wahid, antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, mempunyai banyak kesamaan yang salah satunya adalah toleransi antar umat beragama. Wahid berharap, dengan adanya pengalaman yang nantinya dibagikan ke masyarakat UEA, bisa diadopsi untuk masyarakat Muslim dunia.

"Di Indonesia itu punya banyak tradisi yang sesuai dengan Islam, yang mungkin bisa diadopsi oleh banyak umat, atau komunitas umat Islam di dunia. Itu yang akan kita lebih perkenalkan ke masyarakat UEA," kata Wahid.

Secara keseluruhan, ada sejumlah 27 imam asal Indonesia yang akan bertugas di UEA kurang lebih selama tiga tahun. Para imam tersebut, diharapkan dapat mempopulerkan Islam Indonesia yang mengedepankan toleransi antar umat beragama.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya