1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Percakapan terakhir Samuel dan istrinya sebelum dibantai pasukan KKB di Papua

Penulis : Queen

10 Desember 2018 10:10

Samuel merupakan salah satu karyawan PT Istaka Karya yang dibantai

Kasus pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan di Nduga, Papua oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) masih menjadi sorotan. Hal itu berawal dari para pekerja yang mengambil gambar upacara KKB.
Hingga saat ini pihak pemerintah melalui TNI dan Polri terus berupaya untuk mengevakuasi korban kasus pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan di Nduga, Papua dan juga mengejar KKB. Salah satu korban yang telah berhasil dievakuasi adalah Samuel Pakiding, warga Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

2 dari 9 halaman

Tangis istri pecah saat jenazah korban tiba

Jenazah Samuel Pakiding telah sampai di rumah duka, Jalan Tengko Situru RT 25 KM 5 Bukit Sion, Jahab, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (8/12). Dilansir dari Kompas.com, tangis istri Samuel, Agus Rudia Pasa pecah saat peti jenazah tiba.
Pasa sempoyongan memeluk peti jenazah Samuel dan berulang kali menyebut nama Tuhan. Baginya kematian Samuel adalah ujian terberat hidup karena suaminya pergi dengan cara yang kejam.
3 dari 9 halaman

Sosok Samuel di mata istri

“Dia laki-laki terbaik, Bapak terhebat dan suami yang luar biasa. Dia mencari uang untuk menafkahi anak istrinya. Meski jauh dan berbahaya, tapi dia tetap pergi. Karena dia yakin, semua akan baik-baik saja,” kata Pasa saat diwawancarai.
Samuel meninggalkan empat anak. Anak pertama berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMP, sementara yang paling kecil masih balita berusia tiga tahun.
4 dari 9 halaman

Komunikasi terakhir korban dengan istrinya

Selama Samuel di Nduga, Pasa hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel beberapa kali. Karena di lokasi tempat Samuel bekerja, tidak ada sinyal dan sulit dijangkau kendaraan.
“Dia berangkat ke Papua tanggal 13 Oktober, tanggal 14 November komunikasi terakhir, karena dia turun ke Timika. Dia bercerita, dia sangat hati-hati di sana. Dia tidak berani macam-macam karena jika ada masalah walau sepele akan berujung penumpasan,” ujarnya.
5 dari 9 halaman

Percakapan terakhir Samuel dan istrinya

Saat itu, firasat Pasa sudah tidak enak. Ia sempat melarang Samuel untuk pergi naik gunung ke lokasi kerjanya di Nduga. Pasa sempat memaksa Samuel untuk menetap di Timika dan mencari pekerjaan lain namun Samuel menolak.
Samuael mengaku tidak enak meninggalkan bos dan rekan-rekannya yang sama-sama bekerja di PT Istaka Karya. Itulah alasannya mengapa tetap bekerja di Nduga.
“Terakhir telepon itu, dia bilang ditawari kerja borongan membangun sekolah di Timika, saya setuju sekali. Saya bilang tidak usah naik ke Nduga lagi, kerja saja bangun sekolah. Tapi dia bilang tidak enak meninggalkan teman-temannya. Jadi dia naik lagi dan meneruskan pekerjaan bersama PT Istaka Karya,” jelasnya.
6 dari 9 halaman

Sang istri masih tidak percaya atas kepergian suaminya

Tidak disangka, percakapan itu adalah percakapan terakhir antara Pasa dan Samuel. Lalu Senin (3/12/2018) Pasa mendapat kabar penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya di Nduga, Papua, oleh kelompok separatis. Hingga kini ia tidak percaya akan kepergian suaminya.
“Hati saya hancur, waktu mendengar kabar penembakan itu. Saya bingung harus menghubungi siapa. Saya tidak tahu lagi, berhari-hari saya nantikan kabar keselamatannya. Waktu bosnya telepon pada hari Rabu, kaki saya seperti sudah melayang,” ungkapnya.
7 dari 9 halaman

Harapan rayakan natal bersama sirna

Harapan Samuel bisa berkumpul merayakan Natal bersama di Jahab sirna. Kini ia hanya bisa berdoa dan meminta perlindungan Tuhan agar dapat melanjutkan perjuangan membesarkan anak-anaknya seorang diri.
“Saya ikhlas, dia pergi. Saya yakin Tuhan sedang menuntunnya menuju surga. Saya percaya, Tuhan tidak akan membiarkan saya dan anak-anak kelaparan. Kami akan tetap berjuang untuk dia,” katanya.
8 dari 9 halaman

Belum dapat dipastikan kapan korban akan dikebumikan

Pasa belum memastikan kapan Samuel akan dikebumikan. Ia masih menunggu kedatangan keluarga besar Samuel dari Tana Toraja. Rencananya, setelah kumpul dan rapat keluarga, barulah Samuel dapat dikuburkan dengan prosesi adat Toraja.
“Belum tau kapan dikuburkan, karena keluarga di Toraja masih dalam perjalanan. Nanti malam, baru akan kami pindahkan almarhum ke peti yang kami siapkan,” ujarnya.
9 dari 9 halaman

Tanggapan istri saat ditanya soal tali asih PT Istaka Karya

Disinggung masalah tali asih dari PT Istaka Karya, Pasa belum bisa memastikan. Ia masih merasa kehilangan dan tidak bisa berfikir masalah tali asih.
“Ini jenazah baru datang, keluarga masih urus penguburan dan lain-lain. Mungkin nanti baru difikirkan,” tutupnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya