Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Dampingi Poktan Gawe Makmur-2 Panen Padi
Babinsa Koramil Trowulan Serda Irvan Novianto Saat Mendampingi Panen Padi Poktan Gawe Makmur-2 Dusun Jatisumber Desa Watesumpak
Penulis : Anan Al-Karawangi
13 November 2018 19:37
Babinsa Koramil Trowulan Pendampingan Ketahanan Pangan
Mojokerto, - Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Kodim 0815 Mojokerto Serda Irfan Novianto lakukan pendampingan panen padi di Dusun Jatisumber Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (13/11/2018).
Kegiatan panen padi di lahan seluas dua hektar yang ditanami jenis padi varietas Ciherang, milik H. Wanto, anggota Poktan Gawe Makmur-2 Dusun Jatisumber, dilakukan secara manual dengan memanfaatkan buruh tani dari desa setempat.
Pada kesempatan tersebut, Babinsa Watesumpak Serda Irvan Novianto mengatakan, panen padi di lahan H. Wanto menghasilkan 11 ton, berarti dalam satu hektar gabah yang didapat hanya 5,5 ton. Hasil panen kali ini mengalami penurunan cukup lumayan, biasanya dalam satu hektar mampu menghasilkan minimal 7 hingga 7,6 ton.
Sementara harga gabah kering panen (GKP) saat ini di tingkat petani dikisaran Rp 4.500,- hingga Rp 5.000,- per kilogram, sedangkan harga gabah kering giling (GKG) sekitar Rp 5.600,- hingga Rp 6.000,- per kilogram.
“Kurang optimalnya hasil panen kali ini disebabkan, panen padi dilakukan lebih awal karena adanya serangan burung pipit pengganggu tanaman padi. Selain itu, kurangnya pasokan air saat padi dalam masa pertumbuhan,” terangnya.
Sementara, pemilik lahan, H. Wanto (50), Warga RT 001 RW 004 Dusun Jatisumber Desa Watesumpak, Trowulan mengungkapkan, tanaman padi miliknya dipanen lebih awal karena untuk menyelamatkan padi dari serangan burung.
“Semestinya masa panen saat tanaman padi berumur 115 hari, namun masih kurang satu mingguan sudah kita panen. Dan hasilnya juga hanya 5,5 ton per hektar, padahal kalau bagus bisa mencapai 8 ton per hektar,” ungkapnya.
Masih tutur H. Wanto, walaupun kondisi padi sudah tua namun masih hijau dan sudah pasti harganya akan turun atau ada selisih minimal Rp 500 dalam per kilogram. “Misalkan harga padi normal Rp 4.500,- namun karena padi saya masih hijau, maka harganya akan berkurang, kira-kira Rp 4.000,- per kilogramnya,” ucapnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : anan-al-karawangi
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.