1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Teman Prada DP yang Sarankan Untuk Bakar jasad Fera Ditemukan Tewas Mengapung di Sungai Dawas

Penulis : Queen

8 Agustus 2019 13:01

Saksi kunci kasus pembunuhan Vera Oktaria tewas

Planet Merdeka - Dalam dakwaan kasus Prada DP, nama Imam Satria (36) disebut sebagai orang yang menyarankan agar Prada DP membakar mayat Fera Oktaria. Imam adalah satu-satunya orang di luar lingkaran keluarga Prada DP yang tahu Prada DP baru saja membunuh.

2 dari 14 halaman

Sosok Imam, sang saksi kunci yang tewas

Usai membunuh, Prada DP memberitahukan apa yang dilakukannya pada Dodi, Teguh dan Sahir. Ketiganya masih bisa disebut sebagai paman Prada DP. Sementara Imam adalah orang luar. Imam adalah teman dari Sahir dan Teguh.

Selain itu ada nama Elsa Elisa dan Leni. Keduanya adalah bibi dan ibu Prada DP. Sementara Imam adalah orang luar yang disebutkan oleh Elsa Eliza adalah teman dari Sahir, suami Elsa.

Imam Satria disebut sudah meningal dunia. Ternyata Imam Satria yang dimaksud adalah pria yang ditemukan tewas tenggelam di Sungai Dawas Desa Pinang Banjar, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin pada 22 Juni 2019 lalu.

Ia tewas sebulan setelah pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh Prada DP pada 8 Mei 2019. Pria berusia 36 tahun itu tercatat sebagai warga Pinang Banjar Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin.
3 dari 14 halaman

Penyebab Imam tewas

Ternyata pada tanggal 2 Juli 2019, petugas forensik dari Polda Sumsel sempat membongkar makam Iman Satria.

"Namun setelah dilakukan pemeriksaan forensik otopsi, hasilnya penyebab Imam meninggal dunia memang karena tenggelam," ujar Kapolsek Sungai Lilin AKP Hernando, Rabu (7/8/2019).
4 dari 14 halaman

Kronologi Keterlibatan Imam

Pagi, 8 Mei 2019, usai membunuh Fera di kamar Penginapan Sahabat Mulia Sungai Lilin, Prada DP mulai berpikir bagaimana menghilangkan jenazah korban. Pada Pukul 06.00, Prada DP kemudian berpakaian dan keluar dari kamar dan menuju teras belakang penginapan tersebut.

Prada DP lalu masuk ke gudang yang tak ada orang di sana. Ia melihat ada sebuah gergaji besi bekas tidak bergagang. Ia lalu mengambil gergaji itu dan membawa ke kamarnya lagi.

"Di dalam kamar terdakwa melepas pakaiannya dan hanya menggunakan celana dalam dan selanjutnya membawa masuk mayat Fera ke dalam kamar mandi," kata Oditur.
5 dari 14 halaman

Prada DP mutilasi Vera disamping kloset

Prada DP lalu merebahkan tubuh tak bernyawa Fera di samping kloset.

"Terdakwa lalu memotong siku tangan kanan korban dengan gergaji yang diambilnya dari gudang. Sebelum tangan korban putus, gergaji yang digunakan patah," kata Oditur.

Lalu Prada DP berpikir lagi bagaimana membuang mayat korban. Pukul 08.00, Prada DP lalu keluar kamar dengan membawa patahan gergaji besi dibungkus pakaian dengan tas ransel.
6 dari 14 halaman

Prada DP membuang barang bukti di Sungai Lilin

Ia mengendarai sepeda motor milik Vera lalu pergi ke Jembatan Sungai Lilin. Di sana Prada DP lalu membuang pakaian dan gergaji besi itu.

Setelah itu Prada DP pergi ke rumah Dodi. Belakangan terungkap Dodi merupakan paman terdakwa Prada DP. Pada Dodi, Prada DP lalu mengaku ia telah membunuh Fera Oktaria.
7 dari 14 halaman

Dodi tahu Prada DP bunuh Fera Oktaria

Prada DP lalu memberi uang pada Dodi untuk membeli plastik besar untuk membuang mayat Fera. Usai mendapatkan kantong plastik itu, Prada DP lalu berangkat ke pasar Sungai Lilin.

"Terdakwa membeli jeruk dan salak 1 kilogram dan gergaji besi Rp 50 ribu dan kembali ke penginapan," katanya.

Sampai di penginapan, Prada DP lalu memberi salak tadi pada petugas resepsionis. Kemudian ia masuk kamar 06 lagi. Ia lalu membuka pakaiannya dan memotong tubuh korban lagi.
8 dari 14 halaman

Gergaji terus patah hingga Prada DP minta Teguh membelikan gergaji lagi

Ia lalu melanjutkan menggergaji bagian tubuh lain tapi kemudian gergaji itu kembali patah. Bingung, Prada DP lalu menelepon seorang pria bernama Teguh dan meminta dibelikan gergaji tapi ditolak.

Prada DP lalu pergi ke pasar Sungai Lilin lagi. Di sana ia lalu membeli tiga ransel.
9 dari 14 halaman

Prada DP merasa tiga tas yang dibelinya kurang besar


Namun sesampai di hotel Prada DP merasa tiga tas tadi kurang besar dan ia kembali ke Pasar Sungai Lilin lagi untuk membeli koper. Prada DP lalu mengukur tubuh Vera dengan koper. Ia lalu meletakkan potongan tangan korban ke koper itu.

Ia lalu kembali lagi ke Pasar Sungai Lilin untuk membeli koper yang lebih besar sekitar pukul 10.00. Setelah itu ia kembali kemar dan meletakkan koper itu.
10 dari 14 halaman

Cara Prada DP agar tak dicurigai

Prada DP merasa ia sudah tiga kali bolak-balik keluar lalu ke kamar. Untuk itu ia menutupi kecurigaan orang dengan berpura-pura menonton televisi. Ia lalu makan jeruk yang dibelinya tadi sambil tidur-tiduran.

Pukul 15.00, Prada DP lalu keluar membawa baju seragam milik korban dan pakaian barang-barang lainnya. Pakaian itu lalu dibuang dari atas jembatan.
11 dari 14 halaman

Imam sarankan Prada DP bakar mayat Fera

Prada DP lalu membeli gergaji kayu, kapak dan cutter. Ia lalu ke rumah Teguh untuk menitipkan ponsel milik korban dan miliknya. Teguh dan Prada DP lalu menelepon orang bernama Imam. Saat ini Imam sudah meninggal dunia.

Prada DP bertanya bagaimana cara menghilangkan mayat. Imam lalu memberikan ide, bakar saja. Ia lalu menyuruh Imam untuk membeli perlengkapan dengan uang Rp 70 ribu.
12 dari 14 halaman

Cara Prada DP bakar mayat Fera

Setelah mendapatkan perlengkapan, Prada DP lalu pergi lagi ke penginapan Sahabat Mulia. Kemudian sesampai di kamar, Prada DP mulai mngeluarkan racun nyamuk berbentuk spiral dan merakit racun nyamuk itu dengan korek api agar jadi seperti pemicu kebakaran.

Ia lalu mengangkat mayat Fera dan meletakkkannya di atas kasur. Ia menyiram sedikit mayat Vera dengan bensin. Ia lalu meletakkan barang-barang yang sudah disiram dengan bensin ke atas tubuh Fera.
13 dari 14 halaman

Prada DP tak tega bakar mayat Fera

Namun saat memulai proses untuk membakar, Prada DP tiba-tiba mengaku kasihan. Ia kemudian menyiram racun nyamuk menyala yang jadi pemicu itu dengan air. Pukul 17.30, Prada DP kembali ke rumah Teguh dan kembali bertemu dengan Imam.

"Imam lalu bilang, masa sudah diajarin masih nggak bisa," kata Imam saat itu.
14 dari 14 halaman

Fera ditemukan membusuk

Prada DP lalu kembali ke kamar penginapan. Ia lalu membakar lagi racun nyamuk itu. Setelah itu Prada DP meninggalkan kamar itu dan tak kembali lagi.

Ternyata belakangan pemicu itu tak berfungsi hingga akhirnya mayat Vera yang sduah membusuk ditemukan. Malam usai meninggalkan Hotel Prada DP lalu pergi ke rumah kerabatnya dan bertemu dengan Leni, ibu Prada DP yang sudah di sana.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya