1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Terkuak! Bomber di Surabaya ternyata keponakan teroris bom Bali I

Penulis : Moana

18 Mei 2018 09:10

Dita Oepriarto merupakan keponakan anggota jaringan bom Bali I

Publik dikejutkan dengan aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) yang menewaskan 14 orang. Publik semakin terkejut setelah diketahui pelaku bom bunuh diri ini adalah satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan empat orang anaknya. 

Dita, otak bom bunuh diri yang juga kepala keluarga ini disebut keponakan dari Sukastopo, anggota jaringan bom Bali I (2002). Hal ini diungkapkan Ali Fauzi Manzi, mantan Kepala Instruktur Perakitan Bom Jamaah Islamiyah (JI) Jawa Timur. 


2 dari 4 halaman

Ali Fauzi Manzi: Pelaku bom bunuh diri Surabaya gen teroris

“Teroris bukan produk instan. Menciptakan orang seperti itu tidak bim salabim. Pelaku BBD (bom bunuh diri) Surabaya gen teroris,” ungkap Ali.

Dalam paparannya, Ali memperlihatkan tiga foto pria. Foto pertama merupakan Dita, di sampingnya pria hampir paruh baya bernama Sukastopo, dan terakhir pria muda Amin Abdillah.

3 dari 4 halaman

Dita Oepriarto adalah jaringan baru

Bom Bali I

Mantan anak buah gembong teroris Dr. Azahari itu mengungkap bahwa Dita merupakan keponakan Sukastopo yang ditangkap pada 2002 karena keterlibatan dalam aksi bom Bali 1. Fakta itu diketahuinya karena Ali juga turut terlibat dalam aksi brutal tersebut.

Sukastopo juga memiliki anak yang terlibat peristiwa bom Bali satu, yaitu Amin Abdullah. Amin ditangkap pada tahun 2002. Jaringan Sukastopo ini adalah jaringan lama. Sedangkan Dita disebut jaringan baru.

“Ini Dita Oepriarto, belum ada polisi pun yang tahu ini. Dita ini sesungguhnya keponakan dari Pak Sukastopo. Pak Sukastopo ini siapa? Dia ditangkap pada tahun 2002 akhir karena masuk jaringan bom Bali 1. Berarti teroris melahirkan teroris,” terangnya.

"Genetiknya nyambung," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Gen teroris dalam satu keluarga sudah ada sejak lama

Adik dari Amrozi dan Ali Imron itu menerangkan, gen keluarga dalam kelompok teroris sudah ada sejak lama. Termasuk yang terjadi kepada keluarganya. Hal semacam ini juga terjadi pada keluarga terpidana mati Bom Bali, Imam Samudra. Ali Fauzi mengatakan, satu keluarga bergabung dengan jaringan teroris bukan hal baru. Ini telah berlangsung sejak 2002 sebagaimana yang terjadi pada keluarganya.

"Di 2002 dan seterusnya sudah ada keluarga yang ramai-ramai masuk jaringan (teroris), salah satunya saya," kata pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian ini.

Apa yang dilakukan Dita Oepriarto menurutnya bukan hal instan. Namun, ia meyakini Dita telah melakukan radikalisasi kepada istri dan anak-anaknya sejak lama, sejak anak-anaknya berusia dini.

Ia kemudian mengajak anak-anaknya melakukan aksi mematikan tersebut dengan memberikan pemahaman bahwa apa yang mereka lakukan akan berbuah surga.

"Yang dilakukan Dita sekeluarga bukan bimsalabim dan sudah melakukan radikalisasi usia dini baik kepada anaknya yang laki-laki dan anak-anaknya yang perempuan dan mereka sudah paham, sudah tahu, saya yakin. Kecuali pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. Tapi pelaku bom bunuh diri di gereja itu satu keluarga sudah paham dan mereka tentu ada perpisahan dan ada dialog-dialog sebelum melakukan itu," paparnya.


  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya