Terkuak Sosok Penyebar Isu 'Kiamat Sudah Dekat' yang Buat Warga Ponorogo 'Mengungsi' ke Malang
Penulis : Moana
14 Maret 2019 14:37
52 KK di Ponorogo hijrah ke Malang
Planet Merdeka - Publik dikejutkan dengan adanya kabar tentang 52 KK Dusun Krajan, Desa Watubonang, Ponorogo, yang berbondong-bondong pindah ke Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka pindah dari Ponorogo ke Malang karena terhasut dengan isu bahwa hari kiamat sudah dekat.
Mereka rela meninggalkan kampung halamannya dan hijrah ke Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falahi Mubtadiin (MFM) Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka melakukan hal itu untuk menghindari kiamat.
Membawa cukup banyak bekal
Dalam 'hijrahnya' itu para warga tersebut membawa banyak bekal. Dan jumlahnya pun cukup banyak mencapai 5 kwintal. Bukan hanya itu, diantara mereka juga ada yang membawa binatang ternak seperti kambing serta ada pula yang membawa sayur mayur.Bahkan diantara mereka ada yang rela menjual rumah serta tanahnya yang berada di Ponorogo. Hal itu mereka lakukan agar mereka bisa hijrah dari Ponorogo ke Malang. Dalam hijrahnya itu mereka mengajak serta anak dan istrinya.
Disertai dengan isu potong tangan
Bukan hanya bekal mereka saja yang membuat banyak orang tercengang, melainkan di balik kabar tersebut juga disertai dengan isu potong tangan anak untuk dijadikan santapan. Kabar itu menyebut bahwa anak-anak diharuskan memotong tangan adiknya untuk menjadi santapan makanan.Selain isu tersebut, beredar pula sebuah informasi yang menyebutkan bahwa Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falahi Mubtadin’ (MFM) Malang yang menjadi tempat hijrah mereka itu telah mengajarkan beberapa hal yang dianggap melenceng dari Alquran dan hadits.
Pernyataan Bupati Ponorogo
Sementara itu Bupati Ponorogo sendiri yakni Ipong Muchlissoni juga membenarkan kepindahan puluhan warga Ponorogo ke Kasembon, Kabupaten Malang. Ipong mengatakan bahwa warganya pindah ke Ponpes MFM karena isu kiamat yang sudah dekat. Ipong juga mengatakan bahwa jika mereka tinggal di Ponpes tersebut maka tak akan terkena dampak dari kiamat.“Mereka percaya akan ada kiamat dan kalau di pondok itu enggak ikut kiamat,” tandas Ipong.
Bupati Ipong ungkap sosok penyebar isu kiamat
Ipong kemudian mengungkapkan sosok yang menyebarkan isu tersebut hingga membuat sebagian warganya memilih untuk meninggalkan Ponorogo. Menurut penuturan Ipong, sosok yang menyebarkan isu tersebut adalah Katimun."Yang membawa ajaran ini ke Ponorogo atau ke Desa Watu Bonang itu, warga kami, namanya Katimun," kata Ipong.
Katiman datangi rumah warga
Ipong menuturkan bahwa Katimun mengatakan pada warga jika kiamat sudah dekat. Warga pun kemudian diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau dibawa dan disetorkan ke pondok. Selain itu para warga yang menjadi jemaahnya diharuskan salat lima waktu di masjid."Sekitar dua bulan lalu, usai pulang menimba ilmu di Malang, Katimun mendatangi rumah ke rumah, mempengaruhi warga dan menyebarkan ajarannya," ujar Ipong.
Disuruh membekali diri dengan senjata
Kepada warga, Katimun juga menyampaikan bahwa kiamat sudah dekat. Selain meminta warga untuk menjual aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat atau dibawa ke pondok, Katimun juga meminta agar warga menyiapkan senjata atau membeli pedang seharga Rp 1 juta untuk digunakan saat terjadi perang."Mereka bilang Ramadhan besok ini akan ada huru-hara, perang. Jamaah diminta untuk membeli pedang ke pak kiai, harganya Rp 1 juta, yang tidak beli pedang diminta menyiapkan senjata di rumah, dan seterusnya lah," kata Ipong.
Sangat tidak masuk akal
Dalam ajaran tersebut, Katiman juga mengatakan bahwa siapapun yang ikut ke Malang akan selamat dan terhindar dari kiamat yang akan terjadi. Ipong pun menuturkan bahwa sangatlah tidak masuk akal. Ipong juga mengatakan bahwa jika ikut grup ini, ketika dunia ini kiamat, mereka tidak ikut kiamat.Ipong mengatakan bahwa pengikut kiai asal Kasembon itu tidak hanya berasal dari Kabupaten Ponorogo saja. Dari informasi yang didapat diketahui bahwa pengikutnya berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur. Sehingga Ipong berharap bahwa pihak Polda Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi bisa turun tangan menghadapi permasalahan ini.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.