1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Anton pelaku bom bunuh diri di Sidoarjo berubah setelah menikah

Penulis : Moana

16 Mei 2018 12:10

Anton tewas karena bom yang dirakitnya

Planet Merdeka - Minggu malam (13/05/2018), warga Rusunawa Wonocolo, Taman Sidoarjo digegerkan dengan ledakan dari sebuah kamar. Sejumlah warga awalnya menduga suara ledakan cukup keras dari kejauhan itu bersumber dari tabung elpiji. Sehingga masyarakat pun tertarik untuk mendatangi lokasi. 

Ternyata ledakan itu bersumber dari kamar nomor 23 Blok B. Terduga teroris Anton Ferdianto tewas karena bom yang dirakitnya meledak di kamar dan ikut menewaskan istri dan serta anak keduanya, yakni Puspitasari dan AR. Anton yang pada ledakan pertama juga terluka parah namun terpaksa ditembak karena masih memegang switching yakni alat pemicu peledakan bom kedua.

2 dari 4 halaman

Anton dikenal tertutup

Tinggal di rusunawa ternyata Anton punya rumah di Jalan Manukan Kulon Blok 19 H/19 RT 11/5, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes. Sayangnya, rumah tersebut telah puluhan tahun tak ditinggali dan terbengkalai. Di rumah itu nampak tumpukan batu dan genting tanah liat yang berada di teras rumah. Sementara itu atap rumah tersebut banyak yang runtuh serta rumput ilalang tumbuh liar di dalam rumah berpintu hitam itu.

Budi Santoso selaku Ketua RT 11 membenarkan bahwa Anton adalah warganya. Ia pun menyebut bahwa rumah Anton berada disebelah rumahnya dan memang benar jika pria yang tewas karena bom yang dirakitnya itu sudah lama tak tinggal di rumahnya.

"Benar Anton warga sini. Rumahnya itu di sebelah rumah saya, namun sudah lama tak ditinggali," ujar Budi.

Budi pun mengatakan jika Anton dari dulu memang dikenal sangat tertutup. Bahkan setelah menikah, Budi mengatakan jika Anton tak pernah terlihat.

"Anton jarang bersosialisasi dengan tetangga. Ngobrol sama tetangga juga jarang. Setelah menikah itu Anton sudah keluar dari rumah dan tak pernah kembali ke sini," terang Budi.
3 dari 4 halaman

Anton aktif menjadi remaja masjid

Semasa mudanya, Anton pernah aktif menjadi remaja masjid RW 5. Budi juga mengatakan bahwa ia tak melihat ada gelagat mencurigakan seperti terlibat jaringan teroris.

"Tidak ada yang aneh, saya kaget tahunya baru tadi malam tentang kasus ini. Saya langsung didatangi oleh Kapolsek, Kamtibmas, dan Camat pada pukul satu untuk memberikan keterangan," jelas dia.

Namun, ia mengaku bahwa setelah menikah, Anton dan istrinya sering berpindah-pindah rumah. Awalnya Anton pindah rumah di RT 9 lalu RT 11 yang berada di depan gang, lalu tidak diketahui lagi keberadaannya.

"Anton sudah lama pindah kira-kira tahun 2006-2008. Ia juga tidak mengirimkan surat laporan kepindahan," ungkap Budi.

Demikian juga dengan yang diutarakan oleh Yuli Widiastuti menjelaskan Anton menjadi aktivis remaja masjid saat duduk di bangku perkuliahan. Yuli melanjutkan, Anton memang sangat fanatik dan satu kali pernah bertemu dengannya saat berkunjung di rumah orangtuanya, Anton enggan berjabat tangan.

"Anton itu terkenal aktivis remas. Melihat saya juga hanya sebentar lalu berpaling,'' ujar Yuli.

Yuli mengatakan bahwa kefanatikan Anton itu muncul setelah menikah dengan istrinya.

"Waktu menjadi aktivis remaja masjid Anton masih biasa saja. Namun setelah menikah ia berubah dan sulit ditemui," terang Yuli.
4 dari 4 halaman

Anton saat masih muda dikenal cerdas dan pendiam

Yuli menambahkan, bahwa Anton termasuk anak yang cerdas, pintar, serta pendiam semenjak duduk di sekolah dasar. Anton ternyata pernah menimba ilmu di SD Negeri 115, SMPN 29, SMAN 11, dan ITS.

"Waktu SD Anton sering mendapat rangking pertama," paparnya.

Yuli menceritakan, Anton dan ketiga adiknya memiliki watak yang sama yakni tidak mudah bersosialisasi dengan tetangga.

"Adiknya itu kalau ngomong sama tetangganya sering nyentak-nyentak. Mereka juga tertutup. Berbeda dengan Teguh adik ketiganya. Ia masih aktif dan sering datang ke sini, lebih terbuka juga, orangtuanya juga baik," jelas dia.

Begitu juga dengan tetangga Anton bernama Prawoto mengatakan, ia tidak ada gelagat radikal meski jarang kumpul dengan tetangga.

"Enggak ada gelagat aneh, ya memang anaknya tertutup," jelasnya.

Ia menambahkan, rumah yang berada di Manukan Kulon Blok 19 H/19 RT 11 RW 5 sudah lama akan dijual.

"Tidak tahu kenapa kok tidak terjual-terjual, mungkin ada masalah. Sudah lama tidak di tempati," ucap Prawoto.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya