1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Terungkap, ternyata ini cara Setya Novanto alirkan dana tanpa transfer bank yang bikin KPK pusing

Penulis : Queen

12 Januari 2018 09:57

Mengalirkan dana tanpa menggunakan metode transfer bank.

Kasus korupsi yang menjerat mantan Ketua Fraksi Golkar, Setya Novanto memang membuat pusing tujuh keliling. Meski dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas korupsi proyek e-KTP, namun kasusnya masih meresahkan masyarakat dan sangat merugikan negara. Sidang demi sidang yang dijalaninya terus menguak fakta-fakta menarik. 

Beberapa waktu yang lalu, sejak Novanto resmi mendekam di Rumah Tahanan (rutan) KPK, KPK menyidik aset kekayaannya. Febri menuturkan penyidik mencermati dan mendalami aspek keuangan dan aliran dana dalam kasus ini. Ternyata ada sejumlah pihak yang menerima aliran dana proyek e-KTP secara langsung maupun tidak langsung.

"Tentu aspek-aspek keuangan dan aliran dana jadi bagian yang kita cermati di kasus ini. Diduga ada sejumlah pihak yang menerima aliran dana baik melalui perantara, langsung ada juga yang dengan cara-cara tertentu. Itu jadi bagian penting bagi KPK untuk lakukan penelusuran lebih lanjut," ungkap Febri, Selasa (21/11/2017).

Setelah mengusut kasus ini, fakta baru akhirnya terbongkar. Berikut fakta baru soal bagaimana Setya Novanto mengalirkan dana tanpa lewat transfer bank yang bersumber dari Kompas.com:

1. Mengalirkan dana tanpa menggunakan metode transfer bank.
Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berupaya membuktikan adanya aliran uang proyek e-KTP oleh Setya Novanto. Uang senilai 2,6 juta dollar AS yang diterima Novanto dari luar negeri diduga tanpa melalui transfer bank.

Hal itu terungkap dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (11/1/2018).  Awalnya Setya Novanto sempat membantah aliran dana tersebut. Namun kemudian jaksa KPK menghadirkan pengusaha money changer (penukaran uang) Juli Hara sebagai saksi untuk terdakwa Setya Novanto.

Menurut kesaksian Juli Hara, pada Januari 2012, keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi, mendatangi Riswan, pengusaha penukaran uang di Jakarta. Irvan mengatakan bahwa ia memiliki uang dalam mata uang dollar AS di Mauritius yang ingin ditransfer ke Indonesia. Setelah itu, Riswan menghubungi Juli Hara untuk membantu proses pengiriman uang.

2. Pengiriman uang dilakukan dengan teknik 'barter'.
Pengiriman uang telah direncanakan tanpa melalui bank dan dilakukan dengan menggunakan metode barter. Juli Hara mengaku meminta rekan sesama pengusaha penukaran uang di Singapura untuk mencari beberapa klien perusahaan yang sedang ingin membeli dollar AS. Setelah itu, masing-masing perusahaan yang ingin membeli dollar AS diminta mengirimkan rekeningnya. Kemudian, Juli Hara menyerahkan rekening perusahaan tersebut kepada Irvanto untuk kemudian diteruskan kepada Biomorf Mauritius.

Menurut skema yang ditampilkan jaksa KPK, beberapa perusahaan yang menerima uang dari Biomorf yaitu:
(1) Kohler Asia Pasific 200.000 dollar AS
(2) Cosmic Enterprise 200.000 dollar AS
(3) Sunshine Development 500.000 dollar AS
(4) dan beberapa perusahaan lain.

Salah satu rekening milik Juli di UOB Bank Singapura juga menjadi salah satu penerima uang dari Biomorf. Perusahaan Biomorf Mauritius adalah perusahaan asing yang menjadi salah satu penyedia produk biometrik merek L-1. Produk tersebut digunakan dalam proyek pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Menurut pengakuan Juli, ia menerima uang 200.000 dollar AS.

3. Perjalanan uang aset Setya Novanto lewat perusahaan Biomorf milik Johannes Marliem
Setelah itu, money changer yang bekerjasama dengan Juli menyerahkan pembelian dollar AS dari masing-masing perusahaan kepada rekening Juli di Singapura. Kemudian, Juli menarik uang tunai miliknya untuk diberikan kepada Riswan. Setelah itu, Riswan menyerahkan uang tunai miliknya kepada Irvanto Hendra Pambudi.

Untuk transaksi barter, Riswan mendapat fee sebesar Rp 100 per dollar AS. Riswan kemudian membagi Juli keuntungan sebesar Rp 40 per dollar AS. Perwakilan perusahaan Biomorf tersebut adalah Johannes Marliem. Dalam fakta sidang sebelumnya, Marliem merupakan salah satu pengusaha yang memberikan uang kepada Setya Novanto.

2 dari 2 halaman

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya