1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Seorang Pramugari Senior Ungkap Diskriminasi Saat Dipimpin Seorang Eks Petinggi Garuda

Penulis : Queen

11 Desember 2019 12:32

Pramugari senior ungkap diskriminasi di instansi Garuda

Planet Merdeka - Pramugari Garuda Indonesia mengungkap diskriminasi dan pelecehan seksual yang dialami oleh pramugari di maskapai tersebut. Hal ini dikatakan oleh seorang Pramugari Garuda, Yosephine, dalam tayangan iNews Sore, pada Senin (9/12/2019).

Yosephine membongkar bahwa ada oknum direksi yang melecehkan pramugari bahkan mengajak pramugari tersebut ke karaoke. Hal itu terjadi di masa kepemimpinan mantan Direktur Utama (Dirut) Garuda, Ari Askhara yang kini resmi dipecat. Bahkan diskriminasi juga terjadi di maskapai berpelat merah tersebut. Pramugari junior yang dianggap cantik dan disukai direksi, maka kariernya akan berjalan mulus dan akan lebih mudah untuk menjadi pramugari pesawat first class.

"Diskriminasi benar terjadi karena sekelas direktur atau direksi itu bisa masuk ke kelas-kelas di saat siswa sedang belajar. Dan memilih siapa saja yang bisa disekolahkan triple 7 (777), siapa yang bisa naik jabatan," ungkap Yosephine, dikutip dari saluran YouTube Official iNews.

2 dari 9 halaman

Kinerja diukur dari paras

Sebagai informasi, kelas 777 ini memang diperuntukkan untuk para pramugari dan pramugara agar siap melayani di pesawat first class, yaitu Boeing 777-300ER yang merupakan pesawat terbaik di kelasnya. Yosephine mengungkapkan para direksi memberikan perlakuan khusus untuk para pramugari yang tampak cantik dan bertubuh bagus.

"Memang yang dipilih mereka adalah orang-orang yang mungkin sedikit cantik, sedikit..tubuhnya bagus gitu."

Ia juga menyebut pramugari incaran direksi itu bisa langsung melayani pesawat 777 walau belum genap bekerja setahun.

"Seharusnya untuk sekolah 'type rating' itu memang ada ketentuannya tidak lebih dari 6 bulan, kita akan disekolahkan 'type rating' baru. Namun untuk anak baru itu, yang kurang dari setahun bisa loncat langsung ke type rating pesawat 777," ucap Yosephine.
3 dari 9 halaman

Cara atasan menggaet para pramugari

Setelah masuk ke kelas dan memilih pramugari yang disukainya, oknum direksi itu lalu menanyakan biodata si pramugari. Yosephine mengatakan direksi itu langsung menghubungi si pramugari secara pribadi.

"Si direksi itu masuk ke kelas-kelas nanyain siapa namanya, nanyain 'Kamu mau jadi pegawai tetap atau enggak? Kamu mau sekolah 777 apa enggak? Kamu mau jadi matre de cabin atau tidak'," jelasnya.

"Dia langsung dan ada lah asisten dia yang mencatat 'Catat nama dia dan nomor telepon dia', enggak lama kemudian langsung di sms atau WhatsApp oleh salah satu direksi." tambahnya.
4 dari 9 halaman

Banyak laporan atas pelecehan di era eks Dirut Garuda

Tak hanya diskriminasi ini, Yosephine mengungkapkan adanya pelecehan terhadap pramugari di era kepemimpinan Ari Askhara.

"Mbak Yosephine sendiri pernah dengar cerita mungkin dari rekan yang lebih junior mengenai, saya setelah di kelas, saya diminta untuk apa gitu, pernah diceritakan?" tanya presenter iNews Sore.

"Sebenarnya bukan junior, ada salah satu pengurus Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia di mana dia sudah menikah, suami istri menikah dan bekerja di Garuda," ujar Yosephine.

"Namun saat direksi sedang melakukan pertemuan terkait kartel yang di Bali, salah satu direksi itu meminta untuk si istri pramugara ini menemani dia di karaoke di Bali." tambahnya.
5 dari 9 halaman

Jawaban Yosephine saat ditanya soal kasus pelecehan

Terkait penjelasan Yosephine itu, sang presenter menanyakan apakah hal tersebut biasa terjadi.

"Memang hal seperti itu sering terjadi?," tanya sang presenter.

Namun Yosephine menyebut pelecehan terhadap pramugari itu terjadi sejak Ari Askhara (AA) memimpin Garuda.

"Tidak pernah baru di kepemimpinan AA ini, baru sekarang," ujar Yosephine.

"Saat mulai dia diganti lah, September 2018." katanya.

"Hampir semua daerah?" tanya presenter.

"Semua daerah pasti ada." lanjut Yosephine.
6 dari 9 halaman

Berikut videonya:

Setelah mencopot Ari, Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Fuad Rizal sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Ari Ashkara. Pencopotan Ari Askhara disambut dengan baik oleh Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI).

7 dari 9 halaman

IKAGI angkat bicara soal perlakuan eks Dirut Garuda

Beberapa perwakilan IKAGI, Senin (09/12/2019), mendatangi Kantor Kementerian BUMN untuk mengadukan “dosa-dosa” sang mantan Dirut Garuda Indonesia selama memimpin maskapai pelat merah tersebut.

Sekretaris IKAGI, Jacqueline Tuwanakotta mengatakan, para awak kabin Garuda bahagia setelah mendengar Ari Akshara dicopot oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

“Saat ini karyawan sudah merasa senang ketika yang terjadi Ari Askhara diturunkan, dicopot, banyak karyawan yang bersyukur, bahagia, karena selama beliau memimpin banyak sekali kerusakan di PT Garuda Indonesia,” ujar Jacqueline di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (09/12/2019).
8 dari 9 halaman

Mudah keluarkan kebijakan pemindahan tugas awak kabin

Jacqueline menjelaskan, pada masa kepemimpinan Ari, awak kabin Garuda merasa bekerja dalam tekanan. Pasalnya, jika melakukan kesalahan sedikit saja, manajemen Garuda langsung memindah tugaskan para awak kabin tersebut. Tak tanggung, manajemen Garuda akan memberi sanksi para awak kabin dengan 'dipapuakan' atau dipindahtugaskan ke Papua. Bahkan ada pula awak kabin yang mendapat sanksi berupa grounded atau dilarang terbang.

“Mereka (awak kabin) takut ada yang terancam, contoh, lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua, kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang,” kata dia.
9 dari 9 halaman

Jam kerja di luar batas

Selain itu, lanjut Jacqueline, di era Ari Ashkara, jam kerja para awak kabin di luar batas. Misalnya, saat bertugas melayani penerbangan Jakarta-Sydney yang dipercepat dari tiga hari menjadi rute pulang-pergi (PP). Kebijakan tersebut membuat para awak kabin kewalahan, bahkan beberapa diantaranya harus dirawat inap atau opname.

“Contoh schedule Sydney-Jakarta-Sydney, itu harusnya tiga hari, tapi jadi PP (pulang pergi). Itu beri dampak tidak bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang diopname,” ucap Jacqueline.

Atas dasar itu, ia bersama anggota IKAGI lainnya ingin bertemu dengan pihak Kementerian BUMN.

“Kami akan bicara soal kondisi awak kabin yang ada di Garuda Indonesia, kondisi general, dan perusahaan,” lanjutnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya