1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Viral Kisah Jenazah Seorang Pelaut Enrekang Dibuang ke Laut Disebut Khawatirkan Ada Penyakit Membahayakan

Penulis : Aleolea Sponge

21 Januari 2020 11:32

Kisah Jenazah Pelaut Enrekang Dibuang ke Laut

Planet Merdeka - Di media sosial Instagram ramai membicarakan sebuah kisah viral kematian seorang pelaut muda. Pelaut tersebut berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan. Muhammad Alfatah adalah pemuda yang masih berusia 20 tahun.

Ia menjadi Anak Buah Kapal (ABK) asal Dusun Banca, Desa Bontongan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Pada Minggu (19/1/2020), Muhammad Alfatah dilaporkan meninggal dunia.

2 dari 7 halaman

Jenazah Muhammad Alfatah dibuang ke laut oleh pihak kapal

Jenazahnya telah dibuang ke laut oleh kesepakatan awak kapal Long Xing 802.

Berikut kisah lengkapnya yang dilansir dari berbagai sumber:

Pelaut asal Enrekang, Muhammad Alfatah (20) dilaporkan meninggal dunia dan jenazahnya telah dibuang di laut.

Anak Buah Kapal (ABK) asal Dusun Banca, Desa Bontongan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan itu, meninggal karena sakit. Jenazah anak ke-7 dari 9 bersaudara tersebut terpaksa dibuang ke laut oleh awak Kapal Long Xing 802 karena dikhawatirkan adanya penyakit menular yang bisa menjangkiti kru kapal lainnya.
3 dari 7 halaman

Muhammad Alfatah berlayar sejak 2017 lalu.

Ia merupakan lulusan dari SMK Pelayaran Lintas Nusantara yang terletak di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Muhammad Alfatah diketahui mulai berlayar sekitar tahun 2017 lalu.

Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Alfatah meninggal setelah sebelumnya mengalami sakit saat sedang melaut pada 18 Desember 2019. Dalam surat itu disebutkan, sakit yang dialami Alfatah adalah kaki dan wajah bengkak, nyeri di dada dan napas pendek.

4 dari 7 halaman

Meninggal karena sakit

Kapten kapal sempat memberikan obat kepada Alfatah, namun kondisinya tak kunjung membaik. Pada 27 Desember 2019 pukul 13.30 waktu setempat, Alfatah dipindahkan ke Kapal Long Xing 802 yang akan berlabuh di Samoa. Samoa adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik lalu dibawa ke rumah sakit.

5 dari 7 halaman

Alasan jenazah dibuang ke laut

Namun, Alfatah meninggal delapan jam setelah dipindahkan ke kapal tersebut. Dengan alasan daratan (negara Samoa) masih sangat jauh dan dikhawatirkan adanya penyakit menular. Penyakit itu ditakutkan bisa menjangkiti kru kapal lainnya, kapten kapal memutuskan membuang jenazah Alfatah ke laut.
6 dari 7 halaman

Tanggapan Keluarga

Menanggapi hal itu, kakak kandung almarhum, Rasyid mengakui keluarga telah ikhlas kepergian adiknya itu. Meski begitu, pihaknya masih sedikit berharap agar jenazah adiknya masih bisa ditemukan dan dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Enrekang. Namun, Ia pun mengakui hal tersebut sudah sulit untuk diwujudkan.

"Kami sangat ingin melihat jenazahnya, tapi mungkin itu sudah hal yang mustahil, sulit diwujudkan. Kami tidak ingin berpikir macam-macam terkait penyebab kematiannya, karena sudah diikhlaskan," kata Rasyid, Senin (20/1/2020).

Ia menambahkan, terakhir kali Rasyid berkomunikasi dengan Alfatah sekitar setahun yang lalu.

"Terakhir komunikasi setahun lalu, saat ini dia (Alfatah) masih di Hong Kong, pas di bandara menuju Korea dia sempat nelepon, dan setelah itu tidak pernah ada kabar lagi," ujarnya, seperti dikutip dari TribunEnrekang.com, (20/1/2020).
7 dari 7 halaman

Resiko menjadi pelaut

Muhammad Alfatah merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Hardin dan Rali'. (Sumber TribunEnrekang.com)

Di media sosial, kematian Muhammad Alfatah cukup menyita perhatian publik. Kabar tersebut pertama kali disampaikan oleh akun viral @makassar_iinfo.

Akun itu memposting sebuah foto dilengkapi dengan caption seputar informasi soal kematian Muhammad Alfatah. "Inilah salah satu resiko jadi pelaut. Jika meninggal di atas kapalnya dan dikhawatirkan berdampak ke kru lain, resiko terburuk diambil."

"Seperti kisah pelaut asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan ini." bunyi tulisan di caption postingan @makassar_iinfo, (20/1/2020).

Sampai berita diturunkan sudah ada kurang lebih 20 ribu netizen yang menyukai postingan ini.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya