1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Viral Kisah Nenek yang Diusir Anaknya, Kerap Mendapat Perlakuan Tak Manusiawi Dari Sang Cucu

Penulis : Aleolea Sponge

6 Desember 2019 08:54

Kisah Nenek Yang Diusri Anaknya

Planet Merdeka - Sebuah status Facebook menceritakan kisah seorang wanita renta bernama Sumarsih (59) mendadak viral. Kisah viral itu diunggah oleh seorang netizen bernama Candy Christiana.

2 dari 10 halaman

Sumarsihsempat mendapat perlakuan yang kurang pantas dari keluarganya

Akibatnya, nenek itu harus tinggal dan tidur di emperan rumah kosong yang berada tak jauh dari rumah kontrakan itu, yakni Bonorejo RT 03/ RW 17, Nusukan, Solo, Jawa Tengah.

Diwawancarai oleh TribunSolo.com, Candy Christiana mengatakan Sumarsih bahkan sempat mendapat perlakuan yang kurang pantas dari keluarganya saat dia tak tinggal lagi di rumah kontrakannya.
3 dari 10 halaman

Kerap diludahi dan kencingi sang cucu

Menurut Candy Christiana, pada Kamis (5/12/2019) dia tahu bagaimana kisah Sumarsih, karena sering nongkrong di wedangan atau warung dekat rumah Sumarsih.

"Teman-teman di wedangan cerita, pakaiannya itu juga dikencingi sama cucunya, terus juga pernah dilempari batu-batu kecil,"

"Pakaian-pakaiannya juga dibuang-buangi, ibunya pergi terus kembali lagi ke situ, pakaiannya dibuang lagi, balik lagi dibuang lagi," imbuhnya.
4 dari 10 halaman

Faktor Ekonomi

Menanggapi hal tersebut, putra kandung Sumarsih, Tri Wahyu Pamuji (34) buka suara. Tri Wahyu Pamuji mengemukakan, Sumarsih sudah tinggal bersamanya selama dua tahun karena faktor ekonomi.

5 dari 10 halaman

Anak Sumarsih buka suara

Ia mengatakan dahulu Sumarsih hidup serba berkecukupan. Namum ia menganggap Sumarsih justru tak memberikannya perhatian. Pria berkaos hitam itu mengaku sudah membiayai sendiri sekolahnya sampai lulus SMA.

"Dulu itu ibu saya memang mampu, tapi karena kemampuannya, dia melupakan saya, sampai sekolah saya bayar sendiri, itu sampai saya lulus SMA," ucap Tri Wahyu Pamuji.
6 dari 10 halaman

Dendam Tri Wahyudi Ke Sumarsih

Tak cuma itu, Tri Wahyu Pamuji juga mengekpresikan rasa sakit hatinya yang lain kepada ibu kandungnya. Ia mengatakan saat baru menikah dan belum mapan, Sumarsih mengusirnya dari rumah.

"Terus saya menikah, karena saya belum mapan, namanya anak yang belum mapan ikut orangtua, pingin tinggal sendiri belum bisa, terus saya disuruh pergi, tidak boleh ikut," imbuhnya membeberkan.
7 dari 10 halaman

Ekonomi Sumarsih dititik kerendahan

Tri Wahyu Pamuji mengungkapkan ekonomi Sumarsih berada di titik terendahnya saat kakak keduanya sakit.

"Kakak saya sakit, habis-habisnya orangtua saya, ya, sakitnya kakak saya sama karena cucunya yang sangat nakal," ujar Tri Wahyu Pamuji.

"Sampai dia itu utang yang nutup itu saya, padahal saya sudah disuruh pergi sudah tidak dianggap anak, mana ada ibu tega nyuruh pergi anaknya waktu anak belum mampu," tambahnya.

Tri Wahyu Pamuji kemudian merawat Sumarsih selama dua tahun lamanya. Namun, itu bukan sesuatu hal yang mudah bagi Tri Wahyu Pamuji.

"Saya rawat tapi dia tidak bisa menerima, (misalnya) lauk tidak enak, kalau tidak cocok, dia minta-minta tetangga, kan bikin malu," tutur Tri.

"Kita sebagai anak kan juga harus ibaratnya menasihati cara-caranya jangan bikin malu keluarga, apa pun masakannya, itu ya sudah dimakan," imbuhnya.
8 dari 10 halaman

Pengakuan anak Sumarsih

Tri Wahyu Pamuji mengatakan, ibunya terkadang marah saat dinasihati olehnya ataupun istrinya.

"Itu marah, kadang dinasihati istri saya, malah istri saya dipukul, sampai kaca jendela dipecahkan," kata Tri Wahyu Pamuji.

"Padahal ini rumah kontrakan, kalau tahu yang punya rumah pasti saya bisa diusir. Kalau marah kadang pintu dibanting juga," tambahnya.

Tri Wahyu Pamuji merasa khawatir apabila perilaku ibunya itu diteruskan, rumah tangga yang telah dibangunnya bisa berantakan.

"Diberitahu malah dipukul, itu malah ibaratnya rumah tangga saya bisa hancur," ujar Tri.

"Karena ini saya bingung posisi saya mau mempertahankan ibu saya atau keluarga saya," imbuhnya.
9 dari 10 halaman

Kerap ribut

Tri Wahyu Pamuji mengungkapkan, istrinya sempat menasihati Sumarsih pagi hari ini karena hendak membuat minuman dari susu anaknya.

Istrinya sempat menyarankan supaya Sumarsih membuat teh saja untuk menekan pengeluaran. Itu dilakukan karena ekonomi keluarga Tri sedang dalam titik terendah.

"Istri saya nasihati bagus-bagus, itu permasalahan ini, susunya anak saya, istri saya menyarankan kalau mau buat minuman, buat teh saja," ungkap Tri.

"Karena anak saya itu minum susunya banyak, kalau membuat susu itu nambah pengeluaran, terus buat teh saja, tidak mau, malah pecahin kaca jendela, kan saya bingung," tambahnya.

Tri Wahyu Pamuji menuturkan, ibunya sempat marah dan membawa pakaian-pakaiannya ke rumah kosong yang berada di utara kontrakannya.

"Dinasihati malah mutung. Pakaian-pakainnya dibawa ke rumah kosong biar ada yang mengasihani," tuturnya.

Tri Wahyu Pamuji berujar dia sempat menasihati ibunya sebelum kejadian hari ini terjadi.

"Kemarin saya menasihati ibu saya, kalau ibu tidak mau menuruti aturan di sini, ibu pergi tidak apa-apa," ujarnya.
10 dari 10 halaman

Sumarsih curhat

Sumarsih mengatakan, bila ia minggat dari rumah, alias pergi dengan niatan sendiri. Ia melakukan itu, setelah mendengar menantunya, menginginkan dia pergi dari rumah.

Sumarsih mengatakan, pengusiran itu berawal dari pertengkaran antara anak laki-lakinya dengan istrinya pagi ini sekira pukul 05.00 WIB.

"Pagi sudah bertengkar sama istrinya, terus saya bilang, sudahlah mengapa pagi-pagi ini bertengkar, terus saya diingatkan, ibu jangan ikut-ikut," tutur Sumarsih.

Sumarsih menduga pertengkaran itu karena menantunya menginginkan dirinya untuk pergi dari rumah.

"Menantu saya minta saya pergi atau dia yang pergi, tapi itu hanya saya dengarkan saja, tidak saya jawab, hanya saya dengarkan," terangnya.

Sumarsih mengaku dia langsung merapikan pakaian-pakaian yang bisa dia bawa.

"Saya merapikan pakaian, terus saya bilang: 'tidak usah bertengkar, aku pergi saja'. Tapi (saat itu) saya tidak tahu mau pergi ke mana, ke tempat siapa," akunya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya